Ekosistem Batik Magetan Kian Berkembang, Hingga Diwacanakan Jadi Seragam Haji

Seragam Haji

Beritatrends, Magetan – Ekosistem batik Magetan dari hari ke hari kian berkembang pesat.

Sejak awal tahun 2000, Batik Magetan hanya identik dengan motif bambu, atau yang biasa dikenal dengan Batik Pring Sedapur. Namun, seiring dengan perkembangannya, terlebih semenjak Bupati Magetan, Suprawoto, memberlakukan kebijakan pengenaan batik produksi IKM/UMKM lokal bagi ASN di lingkup Pemkab Magetan, saat ini aneka ragam motif baru hadir untuk meramaikan khasanah per-batik-an di Magetan.

Diantaranya ada Batik Kembang Rawe (Desa Krowe), Batik Shibori Nawangsari (Kelurahan Tawanganom), Batik Soheden (Desa Soco), dan masih banyak lagi.

Tak hanya itu, makin berkembangnya batik di Magetan juga dibuktikan dengan makin bertambah pula jumlah para pengrajin batik.

“Saat ini, jumlah pembatik di Magetan, baik yang belum atau sudah terdaftar di Disperindag sebanyak lebih dari 50. Sedangkan yang telah masuk dalam paguyuban pembatik ada sekitar 30 anggota,”

Hal tersebut disampaikan oleh Anggi Putra, Ketua Paguyuban Industri Kecil dan Menengah (IKM) Batik Magetan, dalam acara silaturahmi dan audiensi bersama Bupati Magetan, yang turut didampingi oleh Kadisparbud, Kadis Perindag, dan Kepala DPMPTSP Magetan, di Ruang Jamuan Pendopo Surya Graha, Selasa (14/2/2023).

Jumlah tersebut merupakan jumlah yang cukup banyak, mengingat pada awal berdirinya Paguyuban IKM Batik Magetan di bulan Oktober tahun 2022 lalu, anggota yang terdaftar hanya sejumlah 20 orang.

Anggi menjelaskan bahwa tujuan dari adanya Paguyuban Batik tersebut adalah sebagai media pembelajaran bersama sekaligus media penyampaian informasi secara satu pintu.

Dalam kesempatannya, ia juga menyampaikan bahwa batik khas Magetan diwacanakan akan menjadi seragam haji.

“Kabar baik, berdasarkan informasi dari Pemkab Magetan melalui bidang Kesra, bahwa Batik Magetan akan dibuat seragam haji,” kata Anggi.

Baca Juga  Kunker Kapolda Lampung Ke Polres Tulang Bawang Barat

Tentu para pengrajin batik menyambut dengan optimis adanya wacana tersebut. Namun menurut Ketua IKM, bahwa tidak semua dapat diikutsertakan, sehingga terlebih dahulu nanti akan diadakan seleksi.

“Nanti IKM yang terlibat akan kita kita seleksi berdasarkan kesanggupan masing-masing IKM,” terangnya.

Sementara itu, masih terkait dengan wacana batik akan digunakan sebagai seragam haji, Bupati Suprawoto juga memberikan arahan bahwa harus sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku, salah satunya yakni mendaftar melalui e-catalog.

“Dari Kesra sudah menganjurkan dan meminta kepada teman-teman pengrajin batik khas Magetan agar segera mendaftarkannya ke dalam e-catalog. Di sana tinggal klik, nanti akan muncul berbagai batik khas Magetan. Sehingga mudah dari awal hingga nanti proses pembayarannya,” tutur Bupati.

Pos terkait