Harga Kedelai Naik, Stock Tak Ada, Pengerajin Tempe dan Tahu Menjerit

Yani saat membungkus produk tempenya dengan mengurangi volume agar pedagang bisa jualan

Beritatrends, Magetan – Perajin tempe dan Tahu di Magetan sudah mengeluarkan aba-aba bahwa produk mereka akan semangkin kecil bentuknya atau harus naik harga.

Hal tersebut dikarenakan diberlakukan sebagai pilihan terakhir dalam menyikapi harganya kedelai, karena bahan baku Tahu dan Tempe. Pasalnya, harga Kedelai sudah mencapai Rp.11.200 per kg, padahal sebelum corona harga Kedelai per Kilogramnya hanya Rp. 7.000,- dan pas wabah corona baru naik menjadi Rp 8.000/kg.

Yani saat menunjukkan tempe biasa menjadi kecil kemasannya

Lalu apa yang menjadi penyebab harga kedelai bisa mahal?

Menurut Kementerian Perdagangan pada pernyataannya belum lama ini menyatakan, harga kedelai naik karena mengikuti pasar internasional.

Kenaikan terjadi akibat ketidakpastian cuaca dan inflasi bahan makanan di Amirika Serikat, sebagai salah satu eksportir utama Kedelai dunia.

Salah satu pengerajin Tempe di Desa Terung, Kacamatan Panekan, Kabupaten Magetan Yani mengatakan, benar harga kedelai naik menjadi Rp. 11.200/kg padahal harga sebelumnya antara Rp. 7.000 sampai dengan Rp. 8.000/kg nya.

Tempe mendoan hasil kerajinannya juga semangkin kecil

Yani bingung mau menaikan harga produk tempenya, para pedagang tidak mau, tidak bisa menjual katanya, sehingga mereka minta harga tetap, walaupun volumenya di kurangi.

“Pihaknya berharap kepada Pemerintah Kabupaten Magetan, kalau bisa harga Kedelai dikembalikan seperti sedia kala, sekarang harga Kedelai sudah mahal tapi tidak ada stocknya, contohnya biasanya dapat kiriman dari distributor seminggu 1 ton, ini hanya dikirim setengah ton, ini sudah mau habis, selanjutnya kami sebagai pengerajin harus bagai mana menghadapi situasi seperti ini,”pungkas Yuni.

Pos terkait