Pencak Silat Mengajarkah Akhlak, Budi Perkerti : PSHW Tunas Muda Madiun Difilmkan Januari 2023 Diproduksi

Sosialisasi Film Dokomenter Maestro Tentang Sejarah PSHW Tunas Muda

Sosialisasi Film Dokumenter ‘Maestro’ akan bercerita tentang sejarah Perguruan PSHW Tunas Muda

Beritatrends, Madiun – Indonesia merupakan negara yang sangat kaya akan tradisi dan budaya. Ribuan suku yang ada di 34 provinsi di Indonesia masing-masing memiliki keunikan tradisi dan ciri khas budaya yang masing-masing berbeda satu sama lain. Mulai dari seni bangunan, kriya, bahasa, norma kehidupan sosial, adat istiadat, beladiri, dan berbagai seni budaya yang tak terhitung jumlahnya.

Berbagai bentuk tradisi dan budaya tersebut merupakan sebuah warisan masa lalu bangsa Indonesia yang tak ternilai harganya. Beragam tradisi dan budaya yang ada merupakan potensi besar yang dimiliki bangsa Indonesia.

Jika dikelola dan dimanfaatkan dengan baik, maka akan mendatangkan manfaat yang besar bagi bangsa ini. Untuk itu, tradisi dan budaya tersebut menjadi penting untuk ditampilkan dan diperkenalkan kepada masyarakat dunia secara luas.

Beladiri merupakan salah satu bagian dari budaya masyarakat Indonesia yang memiliki peran penting bagi kehidupan masyarakat. Selain menjadi sebuah sistem pertahanan diri, beladiri juga menjadi sebuah seni yang memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat.

Indonesia mengenal istilah Pencak Silat sebagai sebuah beladiri khas Indonesia. Pencak merupakan sebutan untuk seni beladiri bagi masyarakat Jawa, sedangkan silat (silek) merupakan sebutan untuk seni beladiri masyarakat Melayu.

Masing-masing daerah di Indonesia memiliki kekhasan beladirinya masing-masing. Semenjak tahun 1987 pencak silat telah dipertandingkan secara internasional sebagai olahraga beladiri pada ajang SEA Games.

Seni beladiri yang berkembang pada masyarakat Indonesia pada masa sekarang juga banyak terpengaruh oleh berbagai ilmu beladiri yang berasal dari luar negeri, seperti Kung-Fu, Karate, Taekwondo, Wing-Chun, Crav Maga, Muai Thai, dan sebagainya. Terdapat banyak sekali perkumpulan beladiri yang ada di Indonesia, ada yang mengorientasikan beladirinya kepada murni beladiri, ada pulayang mengorientasikan kepada olahraga beladiri yang dipertandingkan, ada pula yang merujuk kepada keduanya.

Sejatinya beladiri apapun bentuk dan jenisnya telah memiliki arti yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia. Baik dalam hal pertahanan dan keamanan dalam negeri, bahkan saat perjuangan menuju kemerdekaan ketika masa penjajahan dulu, beladiri telah memberikan kontribusi dan peran pentingnya bagi bangsa Indonesia.

Dengan rentatan tersebut diatas timbul ide, ini rencana yang tidak tiba-tiba, untuk mendapatkan persetujuan saja, Persaudaraan Setia Hati Winongo (PSHW) Tunas Muda Madiun membutuhkan waktu hampir setahun.

PSHW Tunas Muda perlu waktu bermusyawarah dengan sesepuh perguruan, dan anggota, sebelum menyetujui rencana pembuatan film dokumenter, Maestro.

Film Dokumenter ‘Maestro’ akan bercerita tentang sejarah Perguruan PSHW Tunas Muda. Film ini akan menjadi warisan budaya bagi generasi penerus.

“Ini bukan hanya untuk SH Winongo. Ini untuk semuanya. Ini bisa dijadikan suri tauladan semua pihak. Film ini akan mengajarkah akhlak, budi perkerti, yang sekarang tidak diajarkan lagi,” kata Pengasuh Perguruan PSHW Tunas Muda Madiun, H. R Agus Wijono Santoso, Rabu (19/10/2022).

Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) bakal mendokumentasikan PSHW Tunas Madiun menjadi sebuah film dan arsip negara.

“Kami akan produksi mulai Januari 2023. Yang lama memang proses riset yang kami mulai sejak sekarang,” kata Produser Film, Agung S.

Agung menjelaskan, film dokumenter ini akan masuk bioskop dan bisa ditonton warga Madiun pada sekitar Maret 2023 mendatang.

“Film bertema silat ini kami pilih karena untuk mengangkat budaya asli Indonesia. Inilah warisan kita untuk generasi mendatang,” tambahnya.

Publik menyambut baik rencana produksi film dokomenter ‘Maestro’ PSHW Tunas Muda. Anggota DPRD Madiun, F. Bagus Panuntun berharap betul agar film juga bermuatan nilai-nilai moral.

“Film ini sangat mendukung program Madiun untuk maju dan berkembang. Saya berharap ada muatan moral yang kuat, agar generasi muda punya adab yang lebih tinggi dalam hidup bermsyarakat,” jelasnya.

Pembuatan produksi film dokomenter ‘Maestro’ PSHW Tunas Muda Madiun ini disosilisasikan ke sejumlah pihak, seperti pemerintah daerah, kepolisian, TNI, DPRD dan pihak swasta di Madiun, di Padepokan PSHW Tunas, Jl Doho, Mangunharjo, Madiun, Rabu (19/10/2022).

 

 

 

Pos terkait