Ziarah Ke Monumen Soco 2 dan Soco 1 Dalam Memperingati Hari Kesaktian Pancasila

Ziarah Ke Monumen Soco 2 dan Soco 1 Dalam Memperingati Hari Kesaktian Pancasila

Ziarah Ke Monumen Soco 2 dan Soco 1 di Desa Soco Kecamatan Bendo, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Jumat (1/10/2021).

Beritatrends, Magetan – Menandai peringatan hari Kesaktian Pancasila Tahun 2021, Pemerintah Daerah Magetan  melaksanakan Ziarah Ke Monumen Soco 2 dan Soco 1 di Desa Soco Kecamatan Bendo, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Jumat (1/10/2021).

Ziarah Ke Monumen Soco 2 dan Soco 1 atau peninjauan lubang kekejiaan PKI Muso tahun 1948, merupakan salah satu tempat saksi bisu kekejaman PKI 1948 dibawah pimpinan Muso yang merupakan pemberontakan PKI pertama setelah Indonesia merdeka.

Monumen ini terdapat 2 sumur tua yang dijadikan tempat pembantaian oleh PKI. Ratusan korban pembunuhan keji yang dilakukan PKI ditimbun jadi satu di lubang sumur yang tak lebih dari satu meter persegi. Di sumur tua itu ditemukan tak kurang dari 108 jenazah korban kebiadaban PKI. Sebanyak 78 orang diantaranya dapat dikenali, sementara sisanya tidak dikenal.

Sumur-sumur tua yang tak terpakai di Desa Soco memang dirancang oleh PKI sebagai tempat pembantaian massal sebelum melakukan pemberontakan.

Beberapa nama korban yang menjadi korban pembantaian di Desa Soco adalah Bupati Magetan Sudibjo, Jaksa R Moerti, Muhammad Suhud (ayah mantan Ketua DPR/MPR, Kharis Suhud), Kapten Sumarno dan beberapa pejabat pemerintah serta tokoh masyarakat setempat termasuk KH Soelaiman Zuhdi Affandi, pimpinan Pondok Pesantren ath-Thohirin Mojopurno, Magetan.

Disamping itu ada gerbong Kereta Api “Kertopati” yang digunakan untuk mengangkut dan membuang jenasah. Ke daerah Soco. Di samping sumur Tua Soco, di Madiun juga terdapat sumur tua lainnya sebagai kuburan missal yakni: Sumur Tua desa Bangsri, Sumur Tua Desa Cigrok, dan Sumur Tua Desa Kresek yang juga dibangun Monumen diatasnya. Monumen Soco diresmikan oleh Ketua DPR RI pada tahun tersebut yang merupakan putra dari Kiai tersebut pada tahun 1989.

Bupati Magetan Dr Drs. H. Suprawoto SH. M.Si mengatakan, setiap kita memperingati bisa merefleksi diri bahwa ada sebuah peristiwa kelam Terutamanya di Magetan ketika Tahun 48 banyak pejabat, ulama, tokoh masyarakat yang menjadi korban. Oleh sebab itu ini kewajiban bahwa kemerdekaan pasti ada rintangan, Pemerintahan selalu ada tantangan.

Setiap masa tantangan berbeda. Pada saat awal-awal Kemerdekaan selain dari luar ada penjajah-penjajahan kembali antar dari kita sendiri, ideologi yang dipaksakan masuk ke Indonesia kemudian saat ini tentangnya berbeda, tentu kita patut melihat kebelakang.

Kalau seandainya kita naik mobil itu ada kata Spion. Kata Spion itu gunanya untuk apa, melihat kebelakang tetapi kalau melihat spion terus kebelakang bahaya. Oleh sebab itulah sekali-kali kita lihat sejarah itu bahwa perjalanan negara ini penuh dengan liku liku.

Namun sampai saat ini terbukti bahwa negara ini tetap tegak berdiri. Apa salah satunya, Ideologi bangsa Indonesia yaitu Pancasila. Dan hari ini kita peringati hari kesaktian Pancasila yang sudah merupakan ideologi final yang digali dari mutiara-mutiara nilai-nilai yang ada di bumi pertiwi

Saya kira bisa tapi di kelola dengan kekinian, mungkin anak-anak  muda disini pakai barkot,  kemudian dirawat dengan baik. sesuatu yang menarik itu tidak harus mahal, sesuatu yang dikelola dengan baik bersih rapi, itu akan menarik orang, menjadi tonton oleh sebab itu saya setuju dengan pak Lurah tadi, menjadi tempat wisata. Jadi anak-anak dengan era digital ini jangan sampai yang bersangkutan asusial anak-anak ini. Anak-anak ini bisa tetap menjaga jangan sampai interaksi sosialnya menjadi berkurang akan menjadi berbahaya.

Ditambahkan Ketua DPRD Magetan Sujatno SE MM mengatakan, dengan memperingati hari kesaktian Pancasila kita bisa merefleksi. Jadi yang utama makna dari kunjungan ini tentunya kita mendoakan para syuhada korban kekejaman PKI tahun 48 maupun 65.

Yang kedua, Ingat sejarah, jadi sejarah kelam selalu kita ingat, sehingga jangan sampai terjadi lagi, jadi itu makna dari hari kesaktian Pancasila.

Dan ini kita edukasikan kepada anak-anak kita sehingga mereka mengetahui makna dari hari Kesaktian Pancasila. Saya sangat setuju juga. Dengan tentunya ada peningkatan wisata yaitu edukasi wisata. Yaitu anak-anak kita, adik-adik kita, tahu sejarah khususnya pemberontakan PKI tahun 48 maupun tahun 1965.

Tentunya dengan edukasi masyarakat, pelajaran-pelajaran, adik-adik tentunya kita tanamkan 4 Pilar Pancasila, UUD 1945, Bhineka tunggal Ika NKRI harga mati, ini di tanamkan sejak dini sehingga rasa nasionalisme dan kebangsaan ini selalu tertanam sehingga tidak akan terjadi hal hal seperti itu lagi.

Pos terkait