Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia Pemkab Madiun, Hendro Suwondo (tengah) didampingi Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Madiun, Boby Saktia Putra Lubis (kanan) membuka rapat koordinasi Forum Pengurangan Resiko Bencana (FRB) dan Penanggulangan Bencana di Wilayah Kabupaten Madiun di I Club Madiun, Rabu (29/5/2024).
Beritatrends, Madiun – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Madiun menggelar rapat koordinasi Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) dan Penguatan Penanggulangan Bencana di Wilayah Kabupaten Madiun.
Rakor yang diikuti seluruh camat dan kepala desa itu digelar di Aula I Club Kota Madiun, Rabu (29/5/2024).
Rakor dibuka Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia, Hendro Suwondo didampingi Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Madiun, Boby Saktia Putra Lubis.
Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia Pemkab Madiun, Hendro Suwondo saat membuka kegiatan menyatakan Indonesia khususnya memiliki kondisi geografis, geologis, hidrometeorologis, dan demografis yang memungkinkan terjadinya bencana alam, non-alam, maupun sosial atau kemanusiaan.
“Negara Indonesia secara geografis sangat potensial terjadi bencana alam yang dapat menimbulkan korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Kondisi itu akhirnya dapat menghambat pembangunan nasional,” ujar Hendro.
Terhadap kondisi itu, Mantan Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Madiun menyatakan butuh antisipasi serta mitigasi dan peningkatan kesiapsiagaan fisik dan mental. Apalagi visi Penanggulangan Bencana Tahun 2020-2044 yakni mewujudkan Indonesia tangguh bencana untuk pembangunan berkelanjutan dan tangguh.
“Kondisi dan visi tadi berarti masyarakat berhak dan wajib untuk diberdayakan. Selain itu mendapatkan pendidikan, pelatihan, dan keterampilan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana,” kata Hendro.
Tak hanya itu, kata Hendro, masyarakat berhak dan wajib untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan terhadap kegiatan penanggulangan bencana, khususnya yang berkaitan dengan diri dan komunitasnya.
Bahkan dalam penanggulangan bencana ada asas kebersamaan dimana penanggulangan menjadi tugas dan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat yang dilakukan secara gotong royong.
Camat dan kepala desa mengikuti rapat koordinasi Forum Pengurangan Resiko Bencana (FRB) dan Penanggulangan Bencana di Wilayah Kabupaten Madiun di I Club Madiun, Rabu (29/5/2024).
Hendro menambahkan semua warga Kabupaten Madiun sudah belajar dari pengalaman tentang betapa kesiapsiagaan hingga ke tataran individu.
Selain itu warga juga mengetahui bagaimana bersikap dan bertindak di tengah situasi bencana atau darurat untuk dapat kembali bangkit.
“Besar harapan saya, anggota Destana yang sudah terbentuk di Kabupaten Madiun ini dapat menjalankan fungsi, peran, dan tanggungjawabnya dengan penuh kesungguhan,” demikian Hendro.
Sementara itu Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Madiun, Boby Saktia Putra Lubis menyatakan rakor itu digelar untuk sinkronisasi agar semua dapat melakukan mitigasi bencana sebelum terjadi bencana alam.
“Dalam satu tahun kami menggelar tiga kali acara seperti ini. Untuk tahap awal kami melibatkan seluruh camat, destana yang sudah terbentuk di Kabupaten Madiun. Saat ini sudah ada 60 desa yang terbentuk destana di Kabupaten Madiun. Target kami dengan kegiatan ini ada sinkronisasi dan kolaborasi Destana dan BPBD sehingga menjadi kuat dan lebih tangguh menghadapi bencana,” jelas Boby.
Lewat rakor FPRB, Boby mengharapkan destana makin intensif berkomunikasi dengan BPBD Kabupaten Madiun untuk kegiatan kebencanaan terutama mitigasi kebencanaan.
Terlebih saat ini bencana tidak hanya hidrometeorologi saja namun juga ada bencana kekeringan.
“Untuk bencana kekeringan ada beberapa destana yang memiliki tugas tertentu dalam memitigasi bencana kekeringan,” demikian Boby.