Bupati Rohil Berbaur ke Masyarakat Tiong Hoa , Dalam Even Bakar Tongkang

Beritatrends, Rohil – Festival Bakar Tongkang masyarakat Tionghoa di Kota Bagansiapiapi, Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau, kembali diselenggarakan pada Kamis (12/6/2025). Perayaan ini merupakan bagian dari agenda nasional di bidang pariwisata, sebagaimana tercantum dalam daftar 110 Kharisma Event Nusantara (KEN) Tahun 2025 yang dirilis oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia.

Prosesi Bakar Tongkang yang dilaksanakan secara konsisten setiap tanggal 15, 16, dan 17 pada bulan kelima kalender Tionghoa, memperoleh perhatian dan dukungan dari berbagai pemangku kepentingan.

Hadir dalam kegiatan tersebut antara lain Gubernur Riau, Kapolda Riau, Asisten Deputi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, serta unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) baik di tingkat provinsi maupun kabupaten.

Replika tongkang—sebuah perahu kayu simbolik yang dihiasi dengan ornamen merah dan kuning cerah sebagai lambang keberanian dan kemakmuran diarak secara massal menuju lokasi pembakaran. Prosesi ini dipimpin oleh puluhan pria berpakaian seragam kuning, disambut antusiasme ribuan warga yang memadati sepanjang rute arak-arakan.

Bupati Rokan Hilir, H. Bistamam, bersama Wakil Bupati Jhony Charles, tampak berbaur langsung dengan komunitas Tionghoa dalam prosesi budaya tersebut. Kehadiran kepala daerah dalam kegiatan ini menjadi representasi simbolik komitmen pemerintah daerah terhadap pelestarian warisan budaya dan penguatan harmoni sosial lintas etnis dan agama.

Rombongan Forkopimda diberangkatkan dari Mess Bupati di Jalan Perwira menggunakan kereta wisata mini berkapasitas 30 orang, menelusuri jalur menuju pusat kegiatan di kawasan Kelenteng Ing Hok King. Sejak titik awal prosesi di depan kelenteng, arak-arakan dimulai oleh barisan masyarakat Tionghoa mengenakan pakaian bertuliskan marga keluarga masing-masing, sambil membawa dupa (hio), replika kuda, bendera berwarna-warni, simbol dewa, serta patung-patung suci yang turut mengiringi jalannya ritual.

Baca Juga  Pasar Baru Menjadi Indah Setelah di Renovasi, Pedagang Berharap Jalur Ditata Agar Masyarakat Mau Belanja di Pasar Baru

Kemegahan prosesi semakin terasa dengan iringan tarian barongsai dan naga yang menggema di antara dentuman musik lagu Hokkian.

Sebelum prosesi utama pembakaran berlangsung, berbagai rangkaian doa dan ritual telah dilakukan di altar utama Kelenteng ing Hok King. Beragam atraksi bernuansa budaya Tionghoa turut disuguhkan, seperti pertunjukan barongsai, panggung hiburan rakyat yang membawakan lagu-lagu Hokkien, serta pertunjukan seni tradisional lainnya.

Replika kapal tongkang yang dibakar memiliki dimensi sekitar 8,5 meter panjang dan 1,7 meter lebar, dibangun dari kayu dan dilapisi kertas warna-warni di bagian lambung sebagai simbol harapan dan persembahan kepada leluhur. Kapal ini terlebih dahulu disemayamkan di dalam kelenteng selama satu malam untuk diberkati oleh para tetua adat dan rohaniwan sebelum akhirnya dipanggul secara kolektif oleh para peserta menuju lokasi pembakaran di Jalan Perniagaan, pusat kota Bagansiapiapi.

Menariknya, dalam ritual pembakaran tahun ini, fenomena tidak lazim terjadi, dua tiang kapal utama yang biasanya menunjukkan satu arah dominan sebagai penanda harapan dan arah rezeki masyarakat tumbang ke arah yang berbeda. Satu tiang roboh ke laut, dan satu lagi jatuh ke daratan.

Hal ini menimbulkan berbagai interpretasi di kalangan masyarakat dan tokoh adat, yang mengaitkannya dengan simbol keseimbangan antara unsur laut dan darat dalam kehidupan masyarakat pesisir Rokan Hilir.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *