Djemono Disanksi Jadi Petugas Keamanan, Akibat Ulah Tangan Jahil di Pentas Reog

Beritatrends, Ponorogo – Aksi tak senonoh seorang penonton terhadap penari jathil dalam sebuah pertunjukan Reog Ponorogo di Desa Tugurejo, Kecamatan Sawoo, Ponorogo, berbuntut panjang. Meski telah berdamai dengan korban, Djemono, pelaku pelecehan, tetap mendapat sanksi sosial dari sesepuh reog.

Kejadian memalukan itu sempat terekam video dan viral di media sosial. Dalam rekaman, terlihat seorang pria yang diduga dalam pengaruh alkohol, dengan berani menyentuh bagian terlarang dari penari jathil, Nuzulul (21), saat tengah menari. Aksi tersebut sontak memicu kemarahan masyarakat dan komunitas seniman reog.

Mbah Pur, sapaan akrab Hari Purnomo yang merupakan sesepuh Reog Ponorogo, langsung turun tangan. Lewat proses mediasi yang dilakukan di kediamannya pada Selasa (13/5), Mbah Pur menjatuhkan sanksi sosial kepada pelaku. Djemono diwajibkan menjadi petugas keamanan setiap kali ada pagelaran reog di wilayah Sawoo.

“Sampean tak hukum jadi pengaman. Kalau ada yang berbuat tidak senonoh, sampean yang ngatasi,” tegas Mbah Pur di hadapan pelaku.

Menurut Mbah Pur, sanksi ini bukan sekadar hukuman, tapi juga bentuk edukasi agar kejadian serupa tidak terulang dan untuk menjaga marwah seni Reog Ponorogo yang kini makin dikenal di kancah dunia.

“Ini demi menjaga kewibawaan Reog Ponorogo yang semakin mendunia. Kita semua wajib menjaga,” imbuhnya.

Sementara itu, Nuzulul mengaku sudah memaafkan pelaku dan mencabut laporan di Polsek Sawoo. Namun, ia tak menampik masih merasakan trauma. Meski begitu, dirinya menegaskan akan tetap menari dan melestarikan budaya Reog Ponorogo.

“Jathil lainnya nggak usah takut. Kita pelestari budaya, dan pelestari itu dilindungi. Ini jadi pelajaran untuk semuanya,” ujar Nuzulul.

Djemono sendiri mengaku menyesal atas perbuatannya. Ia meminta maaf kepada korban dan seluruh seniman reog di Ponorogo. Ia pun menerima sanksi sosial yang dijatuhkan kepadanya.

Baca Juga  Bersiap Hadapi Musim Hujan, DLHP Magetan Tingkatkan Antisipasi Pohon Rawan di Berbagai Titik

“Saya ceroboh, saya minta maaf. Saya tidak kontrol karena pengaruh miras. Saya janji tidak akan mengulangi lagi,” katanya tertunduk.

Peristiwa pelecehan ini terjadi pada Senin (11/5) malam, saat pertunjukan Reog digelar di Desa Tugurejo. Video kejadian itu langsung menyebar luas di media sosial dan memicu kecaman. Kini, kasus tersebut diharapkan menjadi pembelajaran bagi semua pihak untuk menjaga etika dan menghormati para seniman tradisional.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *