Beritatrends,Magetan – Ketua DPRD Magetan, Suratno, menyoroti kondisi gula lokal yang belum terserap pasar dan menumpuk di gudang pabrik.
Dari hasil pengecekan di PG Poerwodadie, Jumat (19/9/2025), tercatat belasan ribu ton gula masih tersimpan, sementara proses giling tebu masih berlangsung hingga akhir bulan mendatang.
“Dari satu pabrik saja 16 ribu ton di enam gudang dan masih proses giling. Kasian, biaya operasional, angkutannya, ini jerit semua yang punya lahan,” ungkap Suratno.
Menurut Ketua DPRD, situasi ini membuat petani kian tertekan karena pembayaran hasil panen juga belum diterima penuh. Ia menegaskan, kebijakan impor gula rafinasi justru memperburuk keadaan petani tebu lokal.
“Mungkin nanti dua Pabrik Gula (PG Poerwodadie dan PG Redjosarie) menyampaikan ke Bupati agar bisa menyurati Gubernur dan Menteri Perdagangan. Memang kami tidak sepakat adanya impor gula rafinasi, karena pasti berdampak langsung pada petani,” tegas Suratno.
Suratno menambahkan, permasalahan gula tidak hanya terjadi di Magetan, tetapi juga di wilayah lain di Jawa Timur, bahkan menjadi persoalan nasional. Karena itu, ia mendorong pemerintah daerah bersama pusat segera mengambil langkah nyata agar petani tidak semakin merugi.
“Ini sudah menjadi isu politis nasional, bukan lagi wilayah Jatim. Karena rafinasi, tingkat kebocoran, mungkin yang seharusnya diberikan untuk industri tapi bocor ke pasar. Ada permainan di dalamnya,” pungkasnya.