Sofandi Pengamat Pembangunan Magetan
Beritatrends, Magetan – Bicara tentang hutan bambu merupakan jenis hutan yang ditumbuhi oleh tanaman- tanaman berjenis bambu dan spesies rumput- rumputan yang memiliki rongga dan juga ruas di batangnya.
Tanaman bambu ini termasuk tumbuhan yang mempunyai banyak varian spesies.
Bambu mempunyai nama yang bermacam-macam seperti buluh, aur dan eru. Pohon bambu termasuk salah satu jenis tanaman yang mempunyai kecepatan tumbuh yang tinggi. Sebab bambu memiliki sistem rhizoma dependen yang unik.
Varian pohon bambu di dunia diperkirakan terdiri atas 1250-1350 spesies. Diperkirakan terdapat 157 jenis bambu di Indonesia. Jumlah ini lebih dari 10% jenis bambu dunia. Terlebih lagi, 50% jenis bambu telah dimanfaatkan oleh penduduk dan sangat berpotensi untuk dikembangkan bagi ekonomi masyarakat, 50% jenis bambu di Indonesia termasuk bambu endemik.
Pertanyaannya rencana hutan bambu yang di gagas Pemeritah Kabupaten Magetan, itu hanya buat tempat wisata atau hutannya nantinya hasil tanamannya akan menghasilkan sebuah karya yang mendapatkan nilai jual, sehingga akan meninggkatkan pendapatan masyarakan pengerajin bambu seperti wilayah Ringinagung dan sekitarnya.
Salah satu Pengamat Kabupaten Magetan dan dulunya juga mantan Angota DPRD Sofandi mengatakan, apa bila hutan bambu akan diwujudkan seharusnya lokasinya yang tidak jauh dari para pengerajin Bambu.
Tapi kalau hanya untuk tempat wisata, menurut saya kurang pas dibuat karena ada tempat wisata yang lumayan indah pemadangannya namun pengelolaannya hingga sekarang terbangkalai bahkan terkesan dibiarkan.
“Seharusnya Magetan itu ditentukan apa yang cocok buat Magetan, Kota wisata, Kota Pertanian, Kota Pelajar atau Kota Pensiunan. Tentukan dulu jenis kelaminnya kota apakah Magetan tersebut,”pinta Sofandi.
Kenapa harus di tentukan ? agar kedepannya dalam penganggaran tidak mubazir atau sia-sia dalam pemanfaatannya.
“Magetan ini mau di bawa kemana, para pemimpinlah yang bisa menggerakan atau merubahnya namun jangan sewenang-wenang, karena tidak mungkin berhasil dalam membangun tanpa kita minta pendapat kepada masyarakat,”ucap Sofandi.
Kalau pemerintah merasa mampu untuk membangun itu namanya Kesombomgan karena para penggagas Magetan membuat gagasan yang sangat luar biasa yakni Magetan Kumandang Yan Kabeh Tumandang.
“Maka dengan kata-kata Magetan Kumandang Yen Kabeh Tumandang tadi, pemerintah akan semangkin ringan kerjanya karena seluruh lapisan masyarakat saling bahu membahu untuk Magetan kita ini,”pungkas Sopandi.