Pertunjukan FPKS pada Mei lalu
Beritatrends,Surabaya – Setelah sukses menggelar pertunjukan “Surabaya Hari Ini” pada 13 Mei 2025 lalu, Forum Pegiat Kesenian Surabaya (FPKS) kembali menggelar pertunjukan kedua pada hari Senin, 16 Juni besok mulai pukul 19.00 WIB, di pelataran Dewan Kesenian Surabaya (komplek Balai Pemuda), Jl. Gubernur Suryo 15 Surabaya. Pertunjukan ini terbuka untuk umum dan gratis.
Bertema “Kota & Kesenian”, beberapa seniman sudah memastikan diri untuk tampil. Diantaranya, Bambang SP dan Edy Jenggot. Bambang SP merupakan maestro seni karawitan yang dimiliki Jawa Timur. Salah satu komposisi karyanya, Sawunggaling, yang merupakan kolaborasi musik (saxophone, drum, dan alat musik pentatonis) banyak disebut pengamat sebagai karya terbaik. Sedangkan Eddy Jenggot dikenal sebagai pemusik pop yang sering membawakan lagu-lagu jenaka.
Dari perwakilan seni rupa akan tampil Budi Bi dan istrinya, Ami Tri dengan Senirupa Pertunjukan. Budi Bi akan mempresentasikan karyanya serta melukis on the spot.
Dari Sastra, khususnya pembacaan puisi yang dikomandani Ribut Wijoto, bakal menarik karena menampilkan lintas generasi mulai dari Don Aryadien (putra tokoh teater Anang Hanani), Brigitta Vanessa, Diandra Galuh Puspita, Nihasy Aniqo Dhamar Asyuro, Rara & Aji Kelono.
Dari perwakilan teater akan tampil Jeremiah Earvin dari teater Rumpun Padi lewat monolog “Dihadapan Burung Agung.” Sedangkan teater Tari akan disajikan oleh Irfan Gepeng dari Baya Runcing. Irfan merupakan salah satu koreografer progresif di Surabaya dan akan kembali menampilkan Teater Tari Benalu.
Sedangkan Orasi Budaya akan menampilkan budayawan Henri Nurcahyo. Pilihan kepada Henri ini karena dia dianggap sangat memahami “isi perut” dunia kesenian di kota pahlawan ini, termasuk memahami bagaimana sudut-pandang pengelola kota ini dalam urusan kesenian.
Menurut Jil Kalaran, penggagas FPKS, pertunjukan kesenian ini akan konsisten diselenggarakan setiap bulan dengan pilihan tema dan penyaji seni yang beragam. Sedangkan pemilihan tema didasarkan pemikiran bahwa kesenian bisa menjadi mitra dalam membentuk identitas kota yang berdaya, inklusif, dan berjiwa.
“Kota yang baik bukan kota yang meniadakan konflik antara fungsi ekonomi dan budaya, melainkan kota yang mampu mengelolanya secara adil. Maka perlu keberanian kebijakan dan solidaritas komunitas untuk memastikan bahwa di tengah gegap gempita pembangunan, suara-suara estetika tetap punya tempat untuk bersuara dan hidup” ujarnya.
Selain menggelar pertunjukan, secara bersamaan FPKS juga mengadakan workshop penulisan kreatif berbasis sastra, khususnya puisi, yang dimulai pada tanggal 17 Juni – 17 Juli 2025 di ruang Perpustakaan Surabaya, komplek Balai Pemuda Surabaya. Nantinya hasil karya peserta workshop akan diterbitkan dalam bentuk buku antologi puisi.