Didepan musiun Pers Nasional Kota Solo
Beritatrends, Solo – Pemerintah Kabupaten Magetan melalui Dinas Kominfo menggelar Media Gathering Tahun 2021 yang dilaksanakan selama dua (2) hari tnggal 3 – 4 Desember 2021, diikuti diperkirakan sekitar 40 awak media dan mengusung tema: “Magetan Bangkit dan Tumbuh” Jumat, (3/12/2021)
Adapun, di acara tersebut pertama mengunjungi Mosium Pers Nasional di Kota Solo, setiba di mosium Pers Nasionl rombongan diterima oleh kepala museum, namun sebelum memasuki museum para peserta media Gathering ini harus melalui aturan prokes mengingat saat sekarang masih masa pandemi.
Media gathering ini sebagai ajang komunikasi dan mampu menjembatani saling tukar pengalam atau ilmu agar para insan media pers bisa menghargai fungsinya dalam aktifitasnya dalam memproduksi serta kegiatan atau kerja jurnalistiknya, sehingga mampu menghasilkan produk berita yang berkualitas, yakni sesuai dengan apa yang didapatkan, dan berimbang tanpa hoax.
Kepala Monumen Pers Nasional Widodo Hastjaryo mengucapkan selamat datang di gedung Monumen Pers Nasional yang merupakan satu-satunya Monumen Pers di Indonesia dan ini merupakan bangun yang berusia 1918 tahun dan di tempat ini lah lahirnya awak media pertama kali Tahun 1946.
“Ketika para pejuang berjuang melalui pena, jadi kita dulu perang bukan dengan senjata melainkan dengan pena ,jadi teman-teman media inilah yang ikut membantu berjuang untuk rakyat Indonesia,”papar Widodo.
Jadi pihaknya senang dan mengapresiasi kepada teman-teman media, bahwa sejarah Bangsa Indonesia di dunia jurnalistik tidak lepas dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia, oleh sebab itu Gedung Monumen Pres Nasional merupakan referensi utama kesejarahan Pers dan Media Bangsa Indonesia
“History dari Gedung ini pada 1 april 1933, tempat inilah dibentuk deklarasi penyiaran pribumi pertama,”ungkap Widodo.
Tanggal 19 Februari 1946 kongres PWI yang pertama, perjuangan bangsa Indonesia sejarahnya banyak di sini, ada Radio Kambing yang digunakan pejuang-pejuang bangsa Indonesia sampai ke Kaki Gunung Lawu diangkat di sana.
“Ada 2 pesawat pemancar dan power saplainya, itu bentuk perjuangan bangsa Indonesia, sejarah bangsa Indonesia banyak tersimpat dinsini,”pungkas Widodo.