Beritatrends,Magetan – Ratusan warga tumpah ruah di Lapangan Desa Cepoko untuk menyaksikan Pagelaran Wayang Kulit Kebangsaan BNN, Minggu malam (24/11). Sejak sore, warga sudah berdatangan, membawa tikar dan keluarga, membuat lapangan desa itu berubah menjadi ruang publik penuh warna.
Acara dibuka dengan prosesi penyerahan gunungan kepada dalang Ki Alex Budi Sabdo Utomo. Simbol sakral itu menjadi penanda dimulainya pertunjukan sekaligus doa agar jalannya pagelaran membawa pesan baik bagi masyarakat. Tepuk tangan mengalir ketika gunungan tegak di panggung, menandai dimulainya malam yang ditunggu-tunggu.
Lakon “Srikandi Krido” dipilih sebagai suguhan utama. Cerita bertema keberanian dan keteguhan hati ini menjadi medium untuk menyampaikan nilai kepahlawanan kepada penonton. Alur cerita semakin hidup lewat sentuhan humor dari Cak Percil, Abah Kirun, serta penampilan Lusi Brahma yang berhasil mengocok perut penonton.

Tak hanya menjadi hiburan bagi warga, pagelaran ini juga dimaknai sebagai upaya memperkuat nilai kebangsaan sekaligus melestarikan budaya lokal. Di tengah gempuran hiburan modern, wayang kulit tetap mendapat tempat spesial sebagai identitas budaya masyarakat Magetan.
Gelak tawa, sorak kagum, dan keramaian yang memenuhi lapangan menjadi bukti bahwa seni tradisi masih punya daya tarik kuat ketika dikemas dengan sentuhan kreatif dan pesan kebangsaan yang relevan.





