Pdt. Kolnatus Sugianto Angkat Bicara Soal Bapantang Nagari Tiga Kabupaten di Kalbar

Pdt. Kolnatus Sugianto, S.Th., M.Pd 

Beritatrends, Kalbar – Pergunjingan yang di sebagian masyarakat adat Dayak terkait. Polemik pantang nagari yang di laksanakan saat acara PELAN GAWAI DAYAK Kalimantan Barat, beberapa waktu lalu ternyata menyisakan perdebatan yang cukup panjang, bukan hanya di kalangan pelaku adat budaya, masyarakat adat serta warga campuran yang. Berdomisili di wilayah hukum adat Kalimantan barat,

Pdt Kolantus Sugiarto ,STh,MPd , yang selain pelayanan di gereja GKTI Sebangki Kecamatan Sebangki, kabupaten Landak dan juga aktif di organisasi sosial, bahkan saat ini pemerhati hukum di Pontianak, dikediamannya, Rabu (29/5/2024)  buoa suara terkait hal Bapantang nagari, atau populer di sebut Balala, dan mirip di sebut Look down,”ya saya menyayangkan hal itu terjadi, kami dari gereja Kristen sangat menghargai agenda Balala, dasar kami ya prinsip dimana bumi di pijak di situ langit dijunjung, kami dari kalangan Gereja berusaha memahami dan menghargai adat budaya setempat, apalagi di Kalimantan Barat, kearifan lokal masih di akui, pengakuan nya sampai mancanegara,” jelasnya.

Hanya saja kami berpesan agar kedepannya nya Sinkronisasi kan lah jadwal untuk kegiatan serupa,untuk tidak menimbulkan benturan dan. Kegaduhan di kalangan masyarakat,

Hanya saja kita pun memahami ,tidak ada yang sempurna seleku insan manusia, contoh soal yang membingungkan ada dua kali Himbawan Balala,bapantang nagari,

Dan hari ini saja ada. Ritual Balala, (pantang) di Kecamatan Sengah temila, Setau saya hal seperti ini sudah tersirat secara turun temurun , bahwa Balala itu biasanya selalu di laksanakan setelah pesta pesta , terutama pesta naik dango, atau Baroah (pesta adat,red)

Sungguh pun demikian , baik nya untuk bahpaun (berdiskusi) libatkan semua unsur, lihat agenda agenda. Budaya yang sudah ada, biar tidak ada kesan amburadul.

Baca Juga  Upacara Bulanan, Pangdam Sampaikan Penghargaan Yang Tulus Kepada Prajurit Dan PNS Kodam II/Swj

Namun yang di laksanakan di Pontianak ,Pekan gawai Dayak Kalimantan barat, itu jelas Dasar hukum nya, itu agenda. Pariwisata , propinsi KALBAR, dan memang tanggal nya tetap tanggal 20 sampai tanggal 26 Mei,

Semoga apa yang terjadi beberapa waktu lalu, menjadi pembelajaran bagi pengiat budaya untuk mengambil keputusan keputusan sensitif, tutup Kolantus Sugiarto STh MPd, mengakhiri,

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *