Beritatrends,Pandeglang – Pemandangan tak biasa terlihat di Kantor Bupati Pandeglang. Pintu utama yang biasa terbuka untuk publik kini dilapisi oleh terali besi. Pemasangan pintu besi ini sontak memicu kritik keras dari kalangan mahasiswa, yang menganggapnya sebagai bentuk antipati dan sikap anti-dialog dari pemerintah daerah.
Tindakan ini muncul setelah serangkaian demonstrasi yang menuntut Kebijakan kebijakan yang tidak Pro Rakyat serta masalah lainnya seperti perbaikan layanan publik. Namun, bukannya merespon dengan dialog terbuka, pemerintah justru memilih untuk “membentengi diri”.
“Ini bukan lagi soal keamanan, tapi simbol. Pintu besi itu adalah monumen bisu yang menandakan jarak antara pemimpin dan rakyatnya,” ujar Sepdi, Ketua KUMALA PW Pandeglang.
Mahasiswa juga menilai tindakan pemerintah memasang pintu besi tidak mencerminkan kepekaan atas kondisi daerah itu sendiri
“Kondisi Fiskal Pandeglang saat ini sangat miris, tapi malah menghambur hamburkan anggaran hanya untuk membuat benteng antara pemerintah dan rakyat. Seharusnya Bupati Peka akan kemampuan Fiskal Daerah”, Tambahnya
Diketahui, Pemasangan Pintu Besi Kantor Bupati Pandeglang ini rupanya bukan hanya ramai di media lokal (Pandeglang) saja, melainkan media media luar daerah pun juga turut memberitakan
Diakhir, Sepdi memberikan saran dan masukan untuk Pemerintah Daerah Kabupaten Pandeglang, khususnya Bupati dan Wakil Bupati Pandeglang untuk tidak lagi berbuat tindakan konyol yang dapat memicu Kemarahan Masyarakat
“Saran saya sih Bupati dan Wakil Bupati harus sering sering liat ke pelosok daerah, bahwa masih banyak jalan poros desa yang rusak, masih banyak bangunan sekolah yang mesti diperbaiki, masih banyak fasilitas kesehatan yang tidak memadai. Jadi jangan lah bikin tindakan tindakan konyol seperti memasang pintu besi dengan dalih untuk keamanan dan kondusifitas, yang padahal itu lah yang dapat memicu kemarahan rakyat”. Tegasnya