Beritatrends,Magetan – Tragedi robohnya bangunan di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, yang menelan lebih dari 40 korban santri syahid, memantik keprihatinan kalangan santri di Magetan. Dalam acara Ngaji Bareng Santri Kalong dan Haul Eyang Dipo Kromo di Desa Pojok, Kecamatan Kawedanan, Jumat (10/10/2025) malam, para santri merekomendasikan pemerintah daerah untuk segera melakukan pengecekan kelayakan bangunan di seluruh pondok pesantren di wilayah Magetan.
Acara pengajian yang juga memperingati Milad ke-14 Ormas Orang Indonesia (Oi) Bersatu dan Milad ke-12 Media Orang Indonesia (Mearindo) itu mengambil tema “Ukhuwah, Menjaga Persatuan, Kesatuan, dan Kebhinekaan Demi Terwujudnya Magetan yang Nyaman, Maju, dan Berkelanjutan.”
Dalam acara tersebut juga di isi dengan tausyiah yang disampaikan oleh Habib Mustofa bin Muhammad bin Syekh Abu Bakar Salim, serta Abah Yai Maksum Abdurahman dari Ponpes Hidayatul Makmun Pedang Songo, serta MMI Hj. Munjariyah Al Hafidzah dari ponpes yang sama.
Hadir pula Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik Pemkab Magetan Suwito mewakili Bupati Magetan, bersama perwakilan Bakesbangpol, Bagian Kesra, perwakilan Polres Magetan, Forkopimca Kawedanan, serta Pemdes Pojok dan jamaah santri kalong.
Dalam kesempatan itu, Sifaul Anam dari Santri Kalong menyampaikan rekomendasi agar Pemkab Magetan mengambil langkah konkret terkait keselamatan bangunan pesantren.
“Belajar dari musibah di Sidoarjo, kami berharap Bupati Magetan memerintahkan instansi terkait bersama Kemenag untuk melakukan monitoring terhadap seluruh bangunan pondok pesantren di Magetan. Pemeriksaan ini penting untuk memastikan kelayakan dan kekuatan struktur bangunan sesuai kapasitas santri,” ujarnya.
Sifaul juga meminta agar pemerintah memberikan layanan konsultasi teknis gratis kepada pondok pesantren, masjid, musala, dan lembaga pendidikan nonformal yang tidak memiliki kemampuan anggaran seperti sekolah negeri.
“Banyak lembaga keagamaan membangun dengan dana swadaya. Pemerintah bisa berperan melalui pendampingan dan mitigasi agar kejadian serupa tidak terjadi di Magetan,” tambahnya.
Ia juga menyoroti pentingnya kesiapsiagaan bencana di lingkungan pesantren. “Sebagian pondok mungkin belum memiliki alat pemadam kebakaran seperti APAR atau hydrant. Ini perlu menjadi bagian dari pembahasan bersama,” jelasnya.
Sifaul mengusulkan agar Pemkab mengundang seluruh kiai dan pengasuh pesantren untuk duduk bersama membahas penguatan infrastruktur dan sistem keselamatan di pondok.
“Santri Kalong siap membantu, agar pesantren di Magetan tidak hanya menjadi pusat ilmu, tapi juga aman dan tangguh menghadapi bencana,” tutupnya.
Menagapi rekomendasi tersebut, Staf Ahli 1 Pemkab Magetan Suwito mengatakan akan menyampaikannya rekomendasi ini kepada Bupati Magetan.
“Nanti kami koordinasikan dengan bagian kesra untuk buat telaah ke Bupati,” singkatnya.