Beritatrends,Malang – Suasana laboratorium kimia di SMA Laboratorium UM tampak berbeda pada akhir September hingga Oktober 2025. Siswa kelas XII MIPA 4 mengikuti kegiatan praktikum elektrokimia yang dikembangkan oleh mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) melalui penelitian berjudul “Pengembangan Edukit Elektrokimia Terintegrasi CRTT (Culturally Responsive Transformative Teaching)” di bawah bimbingan Prof. Hayuni Retno.
Kegiatan ini merupakan bagian dari uji coba edukit praktikum elektrokimia yang dikembangkan mahasiswa UM untuk membantu siswa memahami konsep Sel Volta dan Sel Elektrolisis dengan pendekatan berbasis budaya.
Melalui pendekatan CRTT (Culturally Responsive Transformative Teaching), praktikum ini tidak hanya berfokus pada aspek ilmiah, tetapi juga mengaitkan konsep elektrokimia dengan kearifan lokal masyarakat Indonesia.
Salah satu kegiatan yang menarik perhatian adalah praktikum Sel Volta menggunakan buah mengkudu sebagai elektrolit alami. Dalam budaya masyarakat, mengkudu dikenal sebagai obat tradisional, namun penelitian ini menunjukkan bahwa buah tersebut juga memiliki potensi kimia sebagai penghantar arus listrik.
Sementara itu, pada praktikum Sel Elektrolisis, siswa mempelajari prinsip penyepuhan perhiasan tradisional dengan menggunakan logam tembaga untuk melapisi logam lain. Kegiatan ini mengaitkan teori elektrolisis dengan praktik budaya yang masih dilakukan hingga kini, seperti penyepuhan perhiasan dan kerajinan logam.
Selama kegiatan berlangsung, siswa terlihat antusias dan aktif berdiskusi dengan mahasiswa pendamping. Mereka tidak hanya melakukan percobaan, tetapi juga diajak untuk merefleksikan hubungan antara ilmu kimia dan kehidupan sosial-budaya di sekitar mereka.
Menurut salah satu siswa peserta, kegiatan ini memberikan pengalaman baru yang berbeda dari praktikum biasanya.
“Ternyata kimia itu bisa dikaitkan dengan hal-hal yang ada di sekitar kita. Saya baru tahu kalau mengkudu bisa jadi elektrolit dan cara kerja penyepuhan itu sama seperti elektrolisis,” ujarnya dengan antusias.
Prof. Hayuni Retno selaku dosen pembimbing menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan langkah konkret untuk mewujudkan pembelajaran sains yang bermakna, kontekstual, dan menghargai budaya lokal.
“Kami ingin siswa belajar kimia tidak hanya sebagai rumus dan reaksi, tetapi juga memahami nilai dan penerapannya dalam budaya masyarakat,” jelasnya.
Melalui kegiatan ini, diharapkan kolaborasi antara Universitas Negeri Malang dan SMA Laboratorium UM dapat terus terjalin untuk mengembangkan inovasi pembelajaran kimia berbasis kearifan lokal serta mendorong pembelajaran yang lebih reflektif dan transformatif di sekolah.





