Suram Wisata Jantung Kota Blitar : PIPP Kini Bak Kehilangan Auranya

Wisata Jantung Kota Blitar 

BeritaTrends, Blitar – Malam turun di kawasan Pusat Informasi Pariwisata dan Perdagangan (PIPP) Kota Blitar. Seharusnya, lampu-lampu taman dan tiang penerangan menyala, memantulkan cahaya ke area yang dulu menjadi pusat kegiatan wisata malam. Namun yang terlihat kini justru sebaliknya: gelap, sepi, dan suram.

Paada Minggu malam (19/10/2025) menunjukkan pemandangan yang mencengangkan dari 14 titik lampu yang terpasang di area parkir bus wisata, hampir semuanya padam. Hanya satu lampu yang masih menyala redup, seperti simbol kecil dari kehidupan yang tersisa di kawasan itu.

Padahal, lokasi ini hanya sepelemparan batu dari Makam Bung Karno, ikon sejarah dan religi yang menjadi magnet wisata utama Kota Blitar. Dulu, setiap malam PIPP menjadi tempat wisatawan bersantai, menikmati kuliner, atau sekadar berburu cendera mata. Kini, yang tersisa hanyalah bayangan masa lalu.

“Kalau malam gelap begini, siapa yang mau datang? Dulu ramai, sekarang sepi seperti tempat terbengkalai,” keluh Siti (43), salah satu pedagang kaki lima yang sudah bertahun-tahun berjualan di area PIPP. Ia mengaku, pendapatannya kini turun hingga separuh sejak penerangan di kawasan itu padam.

Keluhan serupa datang dari wisatawan luar kota. H. Junaidi (58), pengunjung asal Solo, mengaku kecewa setelah mengajak keluarganya menikmati malam di sekitar Makam Bung Karno.

“Siang suasananya bagus, tapi malam berubah drastis. Gelap total, istri saya sampai enggan keluar mobil. Ini memalukan untuk kota wisata sekelas Blitar,” ujarnya.

Ia berharap pemerintah tidak menutup mata terhadap kondisi itu. “Kota wisata seharusnya terang dan hidup. Kalau dibiarkan gelap begini, bukan hanya pengunjung yang takut, tapi juga membuat kesan kumuh. Saya lihat banyak sampah juga berserakan,” tambahnya.

Baca Juga  Pjs. Bupati Blitar Galakkan Ketahanan Pangan Lewat Tanam Perdana di Srengat

Para pedagang mengaku sudah berkali-kali melapor, namun belum ada tindakan nyata. “Dulu sempat dibenahi, tapi cuma sebentar. Setelah itu mati lagi. Kami seperti bicara ke tembok,” ungkap salah satu PKL lain dengan nada kecewa.

Selain berdampak pada sektor ekonomi, warga sekitar juga mulai khawatir terhadap aspek keamanan. “Kalau gelap, rawan. Bisa saja ada tindak kriminal, apalagi banyak wisatawan luar kota yang tidak tahu situasi. Ini bisa mencoreng nama Blitar,” kata Suwandi (50), warga sekitar lokasi.

Sementara itu, pemerhati pariwisata lokal Eko Prasetyo menilai, masalah penerangan publik tidak boleh dianggap remeh.

“PIPP itu etalase kota. Kalau pusat wisata di jantung kota saja dibiarkan gelap, bagaimana bisa kita bicara soal promosi pariwisata? Lampu itu bukan sekadar soal terang, tapi simbol kehidupan dan keamanan kota,” tegasnya.

Ia menambahkan, penerangan yang baik akan mendorong ekonomi malam tumbuh dan memberi rasa aman bagi masyarakat. “Tanpa cahaya, tidak ada aktivitas. Tanpa aktivitas, ekonomi mati. Ini seharusnya menjadi prioritas bagi pemerintah,” pungkasnya.

Kini, warga dan pelaku usaha di kawasan PIPP hanya bisa berharap. Mereka menunggu langkah cepat Pemerintah Kota Blitar untuk memperbaiki fasilitas dasar yang sudah lama terbengkalai. Sebab, bagi mereka, kota wisata seharusnya bersinar bukan tenggelam dalam gelap. Berita di langsir dari memo.co.id

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *