Beritatrends, Landak – Di ruang kerjanya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Landak, Beda mengatakan bahwa tugas pelestarian kebudayaan di Kabupaten Landak merupakan hal yang sangat penting dan wajib, karena ini berkaitan dengan pelestarian, yang merupakan suatu warisan leluhur yang wajib diketahui oleh generasi anak cucu. Jumat (03/5/2024)
Dalam hal pelestarian ini, kita berjuang untuk diakui Secara paten oleh pemerintah pusat, agar warisan budaya tak benda yang ada di Kabupaten Landak mendapat pengakuan, ini memakan waktu yang panjang,
Saat ini baru ada enam warisan budaya tak benda yang sudah milik Paten Kabupaten Landak, diantaranya, jonggan, tumpang nagari, Naik dango, nyangahatn adat Dayak, adat perkawinan Dayak kanayatn, tarian jubata, ini sudah sejak 2017 berturut turut, sampai tahun 2022.
Untuk yang lainnya kita Ajukan terus, semua aset warisan budaya tak benda milik masyarakat adat kabupaten landak,
Dan semua yang sudah paten milik kabupaten landak, tidak boleh lagi di pakai nama acara di tempat lain, atau di kabupaten lain, dengan nama yang sama, kalaupun ada acara yang sama, kabupaten lain harus mengubah istilah, contoh, Naik Dango, acara ini hanya boleh di miliki branding nya milik landak, kata Beda,Sag, mempertegas,
Di minta pendapatnya terkait jonggan , Jongset, Beda ,Sag, menyayangkan apabila ada hiburan adopsi jonggan , namun ada penari berbaju adat tapi menari musik kreasi dangdut atau koplo, apalagi mirip karaoke tempel, berbaju adat tapi joget nempel di atas pentas di saksikan oleh khalayak ramai, itu sangat bertentangan, itu suatu tampilan Jongan yang menyamarkan arti Jongan yang sesungguhnya , dan bahkan ada tersirat makna tabu, pornoaksi di tempat umum,
Apabila ada. Bukti fakta, kita akan menindaklanjuti ke ranah hukum, baik hukum adat maupun hukum negara,
Dan dalam penyampaian nya , berpesan bahwa, sejak sekarang sampai nantinya, kenali budaya kita, lestarikan , dan kembangkan serta sayangi budaya dari keaslian nya, agar. Budaya kita di kenal di luar, seperti Bali, kalau bukan sekarang kapan lagi, kalau bukan kita Siapa lagi, Adik katalini, bacuramin kasaruga , basebgat ka jubata, arus arus arus, tutup Beda.