Copot Manager Kebon Kanopan Ulu, Cederai Nama Baik Sinar Mas Grup

PT. MP LWI, unit kebun Kanopan Ulu Estate adalah salah satu anak cabang Sinar Mas Group didemo warga masyarakat, mereka merasa dirugikan

Beritatrends, Labura – Heboh di Aek Kanopan, berbagai kalangan khalayak ramai mulai mencibir keberadaan nama besar Sinar Mas Grup.  Hal ini bermula sejak tampuk pimpinan di jabat oleh Redha Fauzi sebagai manager tiga kebun. Akibat program gilanya yang banyak merugikan warga tetangga kebunnya akhirnya perusahaan di demo Ratusan warga masyarakat, Senin (21/04 2025).

Didemonya perusahaan ini dampak kebijakan buruk dari berbagai keputusan kinerja asal dari Manager kebun unit Kanopan Ulu Estate Ridha Fauzi, imbasnya tentu mencederai dan merusak nama besar Sinar Mas Group.

PT. MP LWI, unit kebun Kanopan Ulu Estate adalah salah satu anak cabang Sinar Mas Group dengan komoditi Tananam Kelapa Sawit sebagai tanaman inti kebun dan beroperasi di daerah kecamatan kualuh hulu Kabupaten Labuhan Batu Utara – Provinsi Sumut.

Perusahaan yang biasa tenang dan nyaman ini mulai menjadi buah bibir isu tak senonoh
terpaan hujatan bermulai dari kelompok masyarakat hingga ke Wartawan dan LSM.

Terjadinya perubahan ketentraman kebun menjadi ricuh hingga di demo ratusan warga tak lain dan tak bukan akibat tingkah buruk dan arogannya sikap keberadaan management kebun kepada masyarakat seputaran kebun.
Akhirnya tumpah rasa keberatan warga hingga melakukan aksi demo ke kantor kebun dan Kantor DPRD Labura Jalan Jendral Sudirman Aek Kanopan.

Akibat aksi managerial yang di terapkan tak bijak timbul berbagai dilema yang merugikan menerpa warga masyarakat.

Sehingga, muncul aksi komplain serta merasa keberatan terhadap berbagai kebijakan buruk sepihak dari Managemen yang diterapkan Redha Fauzi beserta kroni kroninya, akhirnya berujung muncul aksi demo hingga rencana RDP yang ke II kalinya di kantor DPRD Labura.

Baca Juga  Siltap ADD Terlambat Cair Kades dan Perangkat Desa Cemas

Hasil himpunan data dari informasi yang di terima oleh media ini tentang : Bangkrutnya keuangan Koperasi Karyawan ( Kopkar) Kebun Kanopan Ulu yang tidak mampu untuk membayarkan hah-hak dari simpanan anggota, selidik punya selidik ternyata Kas Kopkar sebesar 2,4 Milyar telah di garong oleh Bendahara yang sudah melarikan diri.

Barusan berjalan penerimaan puluhan karyawan dengan metode judulnya test ketrampilan dan kemampuan, namun menjadi keluhan peserta karena menganggap Panitia yang di koordinir oleh 2 (dua) Asisten yakni Dwi Cahyandi dan Rifky Ariga di anggap curang dan tidak tranfarans.

Dibuatnya pembekoan paret pembatas untuk menghambat jalan lintasan warga dan anak sekolah dengan dalih antisipasi maling padahal hal itu tidak bijak solusinya bangun pos-pos jaga di lokasi titik rawan maling, ini bukannya mengorbankan masyarakat umum.

Adanya kebijakan hitam manager dalam mengubah sungai alam dan mengalihkan alur parit buangan limbah paret bila hujan melanda pemukiman warga sehingga dampak besar akibat program kerja kebun secara sepihak harus di tanggung warga masyarakat seputaran kebun yang kerap menerima hempasan bencana banjir bila musim hujan tiba, akibatnya berbagai perabotan warga dan alat rumah tangga lainnya tidak layak di pakai lagi dalam artian harus ganti baru.

Ditemuinya, tentang telah ditanaminya Daerah Aliran Sungai (DAS) dengan pohon sawit, alasan masih masuk areal HGU PT. MP. LWI Kanopan Ulu padahal itu nyata DAS yang harus di lindungi dan di lestarikan.

“Menyikapi hal ini maka wajar dan pantas ratusan warga masyarakat marah dan mengecam keberadaan perusahaan seperti ini bukan saja tak memberi manfaat bagi warga malah membuat mudharat,”seru warga disela aksi demo. Dan meminta DPRD Labura harus merespon keluhan dari tuntutan pendemo.

Baca Juga  Pabrik Kerupuk di Ponorogo Terbakar, Kerugian Puluhan Juta

“Untuk kondusifnya serta membersihkan nama baik Sinar Mas Group Kami minta sikap perusahaan PT. MP LWI di Pusat wajib singkirkan Manager arogan Redha Fauzi yang dianggap sebagai virus biang perusak hubungan Perusahaan dengan masyarakat seputaran kebun,”teriak mereka.

Dalam orasinya pertama manager harus bernyali menemui kami kalau tidak selamat jalan ke alam barzah, sebut mereka
mereka mengesalkan ketidak beranian Manager menerima tuntutan pendemo menyebabkan teriakan makin lantang, kami kemari untuk meminta keadilan atas tingkah buruk manager, zalim dan kejam.

“Perusahaan jangan hanya membuang limbah ke pemukiman masyarakat sementara CSR tak di kucurkan, penerimaan karyawan curang anak karyawan di singkirkan orang luar dari luar daerah diterima.

Soal uang Kopkar Milyaran rupiah raib kalau Manager tidak terlibat terima kami coba jelaskan transfaran, jalan-jalan banyak yang kupak kapik tidak pernah di bantu perbaikannya.

“Jelas Manager tak beretika hingga tak bernyali jumpa agar masalah selesai.,”sebut pendemo.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *