Festival layang-layang Karas 2022

Saat layang-layang di terbangkan

Beritatrends, Magetan – Festival layang-layang Karas 2022, kegiatan yang merupakan hasil kolaborasi penghobby Layang-Layang dan Karang Taruna Desa Karas, di gelar di lapangan Desa Karas, Minggu (4/9/2022).
Penyelenggaraan tahun ini sekaligus merupakan uji coba sebelum diadakan festival serupa dengan skala Nasional. Gelaran ini, Karas dan Karang Taruna, menggunakan label Festival Layang-Layang Karas 2022. Sebanyak 30 penghobby layang-layang asal se-Kabupaten Magetan.

Ketua Panitia Festival Layang-Layang Karas Mego mengatakan, terimakasih rekan-rekan dari media ini saya sampaikan melaksanakan festival layang-layang adalah menampung aspirasi dari rekan-rekan penghobby layang-layang, awalnya kita juga gak mengira akhirnya berjalan, ini sudah 3 tahun sampai berkembang sedemikian rupa.

“Awalnya kita nanggalan biasa atau gampangan atau kreasi ternyata animo dari warga sekitar atau penghobby penghobby itu makin banyak. Nah ini alhamdulillah sudah banyak yang ikut,”ucap Mego.

Salah satu Penghobby Rifai Ahmad mengatakan, dapat infonya dari facebook, selain untuk hobby dan acara festival ini memang untuk bisnis di perjual belikan.

“Ditanya soal pembuatan pihaknya menjelaskan satu lalayang yang besar sampai jadi satu bulan lebih, bahannya dari spon atau gabus dan untuk kepingan badanya itu dari kain dan sama kerangkanya itu fiber dedan ukuran kurang lebih 150 meter diameter lingkaran itu 75. Harganya kalau di jual mencapai Rp. 15 juta dan untuk warnanya cat bisa memilih apa maunya.

“Nanti ada event nasional di Gresik, terus di Surabaya, nanti setelah eventkan biasanya kadang ada yang nanya-nanya gitu. Kalah menang gak masalah yang penting hobby,”ucapnya.

Ditempat yang sama Bupati Magetan DR. Drs. H. Suprawoto, SH. M.Si mengatakan, anak anak sekarang ini utamanya sekarang ada tekhnologi yang namanya tekhnologi dunia Maya yang kita bisa berinteraksi dengan siapapun didunia Maya, di dunia Maya itu kalau tidak kita sikapi dengan baik, bagi anak-anak itu tidak semuanya baik, karena dia itu diam di rumah, tidak gerak sama sekali kita khawatir akan asusial, asusial itu anak tidak pernah berinteraksi secara dunia nyata seolah-olah dunia Maya itu yang paling bener, dunia Maya ini kalau orang merasa stres kemudian mengunggah sesuatu di sosmed tidak ada yang komen, begitu ada yang komen dia menyendiri di rumah, diam saja, sedangkan yang komen itu orang jauh mungkin dari pulau lain, kita kan tidak tahu, yang kayak gini yang perlu kita sikapi kalau ada dunia yang lebih ramah, dunia yang nyata, dunia yang mesti kita jalani bersama-sama yaitu dunia realita seperti ini.

Baca Juga  Suttan Juragan St : Pengiriman Papan Bunga Mengatas Namakan Tokoh Adat ke Polres Lampung Timur Tidak Tepat

“Ada permainan yang lebih menarik seperti layang-layang, dulu kita pas musim angin kaya gini membuat layang sendiri, cari pring dibersihkan dan di rancang menjadi layangan, jadi yang dulu itu tidak semuanya buruk, dulu itu tidak harus ditinggal semuanya, ada yang perlu dilestarikan, contoh zaman saya dahulu tidak ada layang seperti naga dan lain sebagainya, sekarang ada, itu kan bagus buat anak-anak sekarang,”ujarnya,

Jadi anak-anak dikenalkan, yang kedua memaknai bahwa ciptaan tuhan itu tidak semuanya menyengsarakan manusia, kita ini ditakdirkan Tuhan kalau pas bulan Juli dan Agustus itu dingin, kenapa karena matahari di sebelah bergeser ke sebelah Utara teorinya kan begitu.

“Yang plus itu selatan, jadi yang positif itu arahnya ke negatif itu kan kalau pelajaran tentang bumi, jadi anginnya dari sana ke sana, dan itu setiap tahun pasti gitu, pasti terjadi begitu,” pungkasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *