Beritatrends,Blitar – Semangat gotong-royong, Peringatan Haul Bung Karno ke-55 Pemkot Blitar gelar Selamatan Akbar 5.000 Tumpeng sebagai bentuk penghormatan rakyat kepada pendiri bangsa, sekaligus sebagai ajang refleksi terhadap nilai-nilai perjuangan yang ditinggalkan Bung Karno.
Sejumlah rangkaian kegiatan dalam haul Bung Karno, dimulai dengan gala senja Mustika Rasa yang dilaksanakan di Istana Gebang. Dilanjutkan dengan tumpengan, tahlilan dan pengajian oleh penceramah KH Ahmad Muwawiq (Gus Muswafiq).
Syauqul Muhibbin, Wali Kota Blitar dalam sambutannya menyampaikan bahwa haul ini sengaja dikemas dengan tradisi lokal berupa ambengan atau tumpeng, sebagai simbol kultural yang sarat makna persatuan dan kerakyatan.
“Kenduri atau selamatan akbar itu digelar rutin mulai dari Istana Gebang sampai dengan kawasan Makam Bung Karno. Ribuan ambeng atau tumpeng dijajarkan oleh masyarakat sebagai simbol penghormatan dan doa untuk Bung Karno,” jelasnya.
Orang nomor satu di Kota Blitar tersebut juga menuturkan, Republik Indonesia adalah negara yang dinaungi oleh tokoh besar yang tak hanya memerdekakan Indonesia, namun juga memiliki pengaruh mendunia. Pemikiran dan karya Bung Karno tidak pernah terhenti oleh waktu dan gagasan-gagasannya dinilai terus relevan dan melintasi zaman.
“Bung Karno bukan hanya pemimpin nasional, tetapi juga tokoh dunia yang mendorong kemerdekaan berbagai bangsa lain di Asia dan Afrika. Soekarno sebagai tokoh konsolidasi dunia menuju panggung internasional,” urainya.
Wali Kota Blitar ini mengajak agar seluruh rakyat Indonesia dan warga yang hadir pada haul malam ini untuk mendoakan Bung Karno yang telah berjasa begitu besar memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Di samping itu harus meneladani semangat Bung Karno, agar terus berjuang mewujudkan Indonesia Emas 2045 khususnya membangun Kota Blitar menjadi Kota Maju Kota Masa Depan.
Acara Selamatan Akbar Haul Bung Karno dihadiri dari berbagai pelosok daerah termasuk tokoh nasional maupun daerah. Sejumlah politikus PDIP turut hadir dalam acara tersebut diantaranya, Ganjar Pranowo, Tri Rismaharini, Sri Untari, Eri Cahyadi, perwakilan dari keluarga Bung Karno, Romi Soekarno.