ilustrasi keangkuban
Beritatrends – Pada berbagai tempat dan kesempatan, terlalu banyak orang yang merasa telah mengetahui serta memahami banyak hal yang dia duga penuh keyakinan tidak diketahui, apalagi telah dipahami oleh orang lain. Akibatnya hasrat untuk pasang omong dan ngebacot sendiri selalu mendominasi dalam setiap pertemuan dan kesempatan, tidak kecuali dalam silaturahmi keluarga yang ingin menikmati suasana santai dan melepas rasa kangen serta mengintip nostalgia masa silam yang lucu dan indah.
Rasa dan keyakinan yang berlebihan dalam mengetahui banyak hal — padahal sesungguhnya masih amat sangat sedikit — membuat adanya kecenderungan untuk selalu memonopoli forum entah dalam bentuk apapun. Hingga pendapat dan pandangan orang lain yang lebih genial dan otentik tidak sempat tampil untuk memberi aspirasi dan membuka cakrawala pandang yang lebih luas dan dalam menukik pada dasar masalah yang paling subtansial sifatnya.
Kepongahan yang menimbulkan kecongkakan intelektual ini jaraknya masih terlalu jauh untuk ditautkan dengan sikap ugahari — yang mampu membangun getaran spiritual — semacam sinyal frekuensi untuk penghantar pesan yang cuma mampu disebut ghaib itu. Sebagai dimensi penakar dari vibrasi hati di dalam kalbu yang suci ini, tingkat kesulitan maupun penderitaan seorang sahabat pun dapat segera ditakar, tanpa harus diucapkan apalagi hendak dinarasikan dalam bahasa langit.
Begitulah desir angin yang membawa bisikan Tuhan mampu didengar oleh mata hati. Sebab mata hati itu mampu melihat sekelebat malaikat yang tidak bersuara sekalipun. Seperti sapaan gunung dan laut yang ingin mengingatkan pada kesombongan manusia di bumi.
Kiranya hanya dengan kerendahan hati serupa itu, kata seorang cendekiawan yang bijak, siap pongah dan kesombongan intelektual yang dibiarkan secara menggagahi vibrasi spiritual, terlanjur telah begitu banyak menimbulkan kerusakan di muka bumi. Dan etika, moral dan akhlak sepatutnya menjadi keinginan bersama untuk disembuhkan dari dera penyakitnya yang kronis.