Kenduri Bumi Lereng Lawu Magetan, Emil Dardak : Membangun Eksotika Alam dan Seni Budaya

Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, Sarasehan Budaya Kenduri Bumi di Desa Sunberdodol, Panekan, Magetan.

Beritatrends, Magetan – Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menyampaikan pentingnya pelestarian alam dalam upaya pembangunan daerah di Jawa Timur. Hal itu disampaikan pada Sarasehan Budaya Kenduri Bumi di Desa Sunberdodol, Panekan, Magetan yang diselenggarakan oleh Komunitas Perupa Magetan, MagetiArt, Minggu (6/3/2022).

“Magetan memiliki alam yang sangat asri, sampai disini kita disuguhkan pemandangan lereng Gunung Lawu yang luar biasa legendaris. Kalau saya mencermati strategi pembangunan pak bupati (Magetan) ini sangat mengakar kepada pelestarian dari apa yang menjadi tradisi dan warisan dari leluhur kita,” ungkapnya.

Kenduri Bumi, menurut Emil, menunjukan kehidupan masyarakat yang selalu berdampingan dengan alam. Ekosistem Jatim yang didominasi oleh 30% lahan perhutanan milik KLHK ditambah 10% hutan rakyat menjadikan potensi Lereng Gunung Lawu menjadi menarik dan layak untuk dikembangkan.

“Jika misalnya tren membangun rumah dikawasan pegunungan pasti akan di bangun beton full. Padahal, ini kita bilang tidak ada IMBnya dan inilah yang menyumbat saluran air dan menjadikan bencana longsor. Hal inilah yang perlu ditelaah kembali bersama sama sebenarnya bentang alam apa yang ingin kita bangun disini,” tuturnya.

Di Jepang, Emil menggambarkan bagaimana keseimbangan hidup dengan alam. Masyarakat di Jepang akan memilih tinggal di apartment dengan masih luasnya tanah dibanding harus merusak ekosistem alam yang biasa digunakan sebagai sarana budidaya. “Karena mereka paham mana lokasi yang harus tetap di jaga kelestariannya,” ujar Emil.

Mantan Bupati Trenggalek ini memiliki sebuah cita-cita tentang pengembangan desa kedepannya. Konsep Agropolitan menjadi impiannya dalam pembangunan sebuah daerah pedesaan yang ia tuangkan dalam buku ‘Agropolitan: Strategi Pengembangan Desa’.

Baca Juga  Apel Gelar Pasukan Pengamanan Pemilu 2024

“Disitu kami membuat indikator, kalau pakai pola yang non-agropolitan, desa itu di peres keringetnya tapi kota yang banyak dapat manfaatnya. Tetapi kalau pakai agropolitian, desa ini ikut menikmati karena memang berputar disitu. Inilah yang kita cita-citakan,” tuturnya.

Agropolitan menjadi menarik bagi kalangan millenial. Menurut Emil, berdasarkan Survei Millenial Desa, millenial yang tinggal di desa cenderung memiliki keinginan untuk bermigrasi karena merasa tidak bisa mengembangkan diri.

“50% dari mereka berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan meyakini tempat tinggalnya tidak prospektif untuk kerja. Mudah-mudahan konsep agropolitan ini bisa menjadi amsa depan bagi generasi millenial,” paparnya.

“Agar kita kemudian bisa lebih hormat lagi kepada alam ini. Jangan kemudian kita merambah wilayah yang seyogyanya harus terjaga keasrian dan kelestariannya,” lanjutnya.

Lebih lanjut Wagub Muda ini menjelaskan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Timur mempunyai ‘Jatim Harmoni’ yang juga berbicara tentang pentingnya keselarasan dan estetika lingkungan hidup.

“Esensinya bahwa pembangunan itu bukan hanya sekedar urusan ekonomi, bagaimana kita makmur secara materi, pintar secara intelektual, akan tetapi bagaimana kita punya nilai-nilai estetika yang kita lestarikan dan kita jaga,” tegasnya.

“Estetika ini berkaitan dengan kesinambungan lingkungan hidup dan budaya itu tadi. Makanya Jatim Harmoni menjadi satu dari sembilan bhakti utama yang kami komitmenkan di Jatim,” lanjutnya.

Diakhir, Emil mengungkapkan bahwa ia bisa merasakan bagaimana Magetan dalam membangun eksotika dari alam dan seni budaya yang dapat menjadi rujukan tempat wisata masyarakat.

“Kenduri Bumi ini juga diwarnai dengan pameran, karya-karya seni, menurut saya ini sesuatu yang sangat baik, jadi saya merasakan bagaimana Magetan ini membangun eksotika dari alamnya, dari seni budayanya, inshaallah akan terus menjadi lokasi wisata kesayangan masyarakat di Indonesia,” tutupnya.

Baca Juga  M. Firsada : Manfaatkan Dialog Untuk Tingkatkan produksi Pertanian di Tubaba

Sementara itu, Bupati Magetan Suprawoto yang juga turut hadir memberikan dukungan penuhnya terhadap konsep agropolitan maupun perencanaan sebuah event nasional yang berkiblat di wilayahnya.

“Ini adalah kearifan lokal yang harus terus dijaga. Jadi ASN nanam pohon, melahirkan nanam pohon, mau menikah juga menanam pohon. Semuanya sudah kita masukan dalam Perbup,” jelas Suprawoto

“Kami harapkan dukungan dari Pemprov Jatim untuk memberi ruang millenial di desa serta pengembangan desanya bisa segera kita wujudkan bersama,” pungkasnya.

Turut hadir dalam acara sarasehan tersebut Sutradara sekaligus pencipta lagu Erros Djarot, Seniman Agus Wicak, Guru Besar ISI Yogyakarta Dwi Maryanto serta para seniman perupa Magetan yang tergabung di dalam MagetiArt.

Pos terkait