Nakhoda Kapal Sabuk Nusantara 67: Jalur Pelayaran MBD, Penumpang Mabuk Sangat Mengganggu

Beritatrends – Tiakur, Maluku Barat Daya. Kebiasaan penumpang mabuk-mabukan saat berlayar menggunakan jasa kapal laut di rasakan sangat mengganggu pelayaran. Hal itu di sampaikan Petrus Parapaga, Nakhoda KM Sabuk Nusantara 67 usai melakukan tindakan kepada beberapa penumpang yang kedapatan membawah minuman keras diatas kapal. Kejadian ini bukan pertama kali tetapi suda berulang kali di jalur pelayaran MBD, ungkap Parapaga saat di temui awak media ini (11/12/2021).

Selanjutnya kata Parapaga, penumpang yang mabuk sering membuang hajat (BAB dan BAK, red) tidak pada tempatnya, muntah sembarangan, mengganggu kru kapal yang sedang bertugas bahkan ada yang sampai merusak fasilitas diatas kapal.

Berdasarkan liputan awak media ini saat KM Sabuk Nusantara 67 bertolak dari Pelabuhan Moa menuju Pelabuhan Lakor terlihat dua orang penumpang yang di ketahui berasal dari Babar, dalam keadaan mabuk serta membawah beberapa botol minuman keras diatas kapal. Nakhoda Kapal langsung nengambil tindakan memerintahkan agar minuman keras tersebut di turunkan kembali, namun dua penumpang tersebut mendebat Nakhoda dan ABK dan kemudian kembali minum-minum di atas kapal bersama beberapa penumpang yang lain.

Parapaga kemudian memerintahkan ABK menghentikan aktifitas minum-minum tersebut, Hasilnya adalah penumpang tersebut tidak mengindahkan teguran ABK. Hal itu tentu saja membuat perwira utama kapal tersebut harus turun langsung menghentikan kegiatan penumpang yang tidak terpuji tersebut. Parapaga mengharapkan pihak-pihak terkait di MBD dapat bekerjasama dalam mengawasi masyarakat di setiap pelabuhan agar tidak membawa alkohol keatas kapal.

Sebagai pimpinan kapal saya minta pemerintah daerah agar lewat Dinas Perhubungan, petugas Pelabuhan, para Camat dan kepala desa dapat membantu menghimbau masyarakat dan mencegah alkohol di setiap pelabuhan.

Di katakannya bahwa akibat mengkonsumsi alkohol penumpang merusak fasilitas kapal dari pintu toilet sampai alat keselamatan kapal. Parapaga menuturkan bahwa akhir Oktober kemarin ada penumpang yang merusak alat keselamatan di kapal saat kapal berada di jalur Tepa menuju Mahaleta.

Satu buah rakit penolong di rusak oleh penumpang asal Luang akhir Oktober lalu, kami suda laporkan ke Pelni pusat dan sedang di proses, sangsi sosial harus diberikan sebagai efek jerah. Sangsi yang paling ringan adalah kapal tidak akan singgah di pelabuhan Luang, sangsi beratnya pelaku akan di proses secara hukum.

Keputusannya ada di Pimpinan Pelni, karena alat keselamatan kapal yang di rusak harganya sekarang sudah diatas ratus juta, kata Parapaga. Untuk itu sekali lagi kami minta semua pihak di MBD dapat bekerja sama agar pelayanan transportasi laut di MBD dapat berjalan dengan baik, jangan karena ulah beberapa orang akibatnya merugikan banyak orang, pesan Parapaga menutup

Pos terkait