Pekan Gawai Dayak ke-38 di Akhir Ritual Adat Mengulung Bidai

Beritatrends, Landak – Acara pekan gawai Dayak Kalimantan Barat yang dimulai sejak 20 mei hingga 25 mei 2024 berjalan dengan sukses.

Dalam rangkaian kegiatan yang memang sudah teragendakan di kalender wisata budaya dan terkoneksi dengan Dinas pariwisata provinsi Kalimantan Barat, yang memang di agendakan setiap tanggal 20 sampai 25 Mei setiap tahunnya.

Kali ini, dalam rangka syukuran secara adat budaya Dayak, dengan dilaksanakan menurut Ritual Nyangahatn (Doa Secara Bahasa Dayak) yang berlangsung di mulai pukur 10 hingga selesai, Selasa (28/05/2024)

Ketua Panitia Pelaksana, Yulius Aho mengatakan dipekan pesta adat Dayak tahun ini yaitu yang ke 38, kita memulai babak baru, Pesta Adat tanpa Miras, dan ini suatu tantangan terberat bagi kita panitia, namun kita optimis, sejak awal di canangkan pesta tanpa Miras, ternyata bisa Sukses, walau ada beberapa kekurangan yang harus di perbaiki untuk tahun yang akan datang, kata pengusaha Asal kecamatan Sebangki kabupaten landak ini,

“Saya berterima kasih di percaya sebagai ketua panitia, Saya mengapresiasi fihak keamanan dari Polda Kalbar serta semua unsur yang ikut andil menyukseskan kegiatan ini,” jelasnya.

Adapun kekurangan di beberapa hal, itu suatu hikmah yang baiknya untuk jadi acuan perbaikan kegiatan yang sama untuk yang akan datang,

Lebih lanjut, Saya memaknai terhadap semua pengorbanan, baik materi, fikiran, dan waktu yang saya abdikan itu bentuk kecintaan saya dalam andil besar saya untuk pelestarian adat budaya Dayak,

“Saya berpesan agar siapapun yang menjadi panitia, ke depan nya, lebih baik lagi, adapun kekurangan nya, jadilkan lah sebagai dasar untuk mengambil langkah untuk lebih baik,” imbuhnya.

Masih menurut Yulius Aho, terkait adanya jadwal bapantang nagari di tiga kabupaten, yaitu Mempawah,Landak, dan Kuburaya, yang di laksanakan saat Pelkan gawai adat Dayak 38 ,tahun 2024, itu perlu untuk introspeksi agar tidak muncul Fresepsi lain, karena agenda PGD dulu, bukan bapantang nagari di tiga kabupaten, artinya untuk kedepannya para pengurus adat juga dalam memutuskan acara harap lah berkordinasi, karena Pekan gawai Dayak, sudah menjadi agenda permanen di Dinas pariwisata propinsi kalbar, sedangkan Bapantang nagari itu temporey,
Namun apapun itu, demi kebaikan bersama, tutup Yulius Aho,

Baca Juga  Lomba Tari Kreasi Lokal Resmi Dibuka Pj. Bupati Landak

Di tempat yang sama, kedua Pinalis Bujang dan dara Pekan Gawai Dayak ke 38, yaitu Paulus Setyawan Jodi, finalis bujang, asal Kabupaten Sintang, yang juga salah satu mahasiswa di Universitas katolik St Agustus hipo, serta Dara Dayak, Angelina Afriyanti, mahasiswi asal Kapuas hulu yang berkuliah di Untan, bujang dara ini mengatakan, tugas mereka mempromosikan.

Budaya Dayak ,di dunia luar, dan mengajak generasi muda untuk bersama sama mengenal budaya Dayak Serta melestarikan nya, baik melalui Prilaku, tutur kata,sikap serta promasi melalui seluruh saluran media,

Di Ahir penyampaian, kedua bujang dara ini , juga salut terhadap kegiatan Pekan gawai Dayak tahun ini Sukses dengan merubah stigma tentang gawai, yang identik dengan miras, ternyata tahun ini, tanpa Miras, luar biasa,kita apresiasi semua fihak, karena Miras bukan budaya Dayak, tutup Bujang dara bersamaan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *