Beritatrends, Jakarta – Wartawan senior Panda Nababan mengaku galau menyaksikan perseteruan antara Surya Paloh melawan Jokowi (Joko Widodo) terkait dengan gonjang ganjing politik menjelang Pemilu 2024 dengan manuver terbaru mentersangkakan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo hingga membuat gempa politik dalam skala besar dan meluas, memperluas medan komplik hingga membuat Suku Bugis Makassar ikut tersinggung karena telah menyangkut harga diri, seperi dikatakan sendiri oleh Syahrul Yasin Limpo bahwa harga diri orang Bugis itu lebih dari segalanya, termasuk pangkat dan jabatan hingga dia segera memastikan untuk mengundurkan sebagai Menteri Pertanian Republik Indonesia.
Kasus Mentan SYL Dinilai Sarat Muatan Politis, Begini Penjelasan Pakar (onlineinfo.tv). Alasannya, karena kasus yang menteret Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) diyakini tidak murni urusan hukum semata.
Demikuan ungkap Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komsrudin bahwa Mrnteri dari kalangan Partai Nasdem sudah ditarget terlibat kasus hukum sejak Surya Paloh resmi mendukung Bacapres Anies Baseedan.
Ujang Konarudin juga menyebutkan bukan tidak mungkin target bdrikutnya adalah Menteri Kehutanan dari Lingkungan Hidup (KLHK) Siti Nurbaya. Karena menurut dia, dalam konteks mencari kesalahan lawan politik memang kasus korupsi yang paling ampuh untuk melumpuhkan lawan.
Febri Diansyah sempat nengaku tak ingin ikut dalam kasus korupsi. Tapi srkarang justru dia memilih menjadi pengacara Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, ketika kasus dugaan korupsi itu masih dalam tahap prnyidikan, lantaran merasa risau dan resah ketika melihat kasus korupsi kerap dikaitkan dengan politik praktis.
“Sebagai advokat, kami sangat resah kalau isu penegakan hukum kemudian dikait-kaitkan dengan politik praktis. Kami sangat khawatir soal itu”, kata Febri kepada wartawan di Gedung KPK, Senin 2 Oktober 2023. Dengan profesinya sebagai advokat, dia merasa harus ikut bertanggung jawab, guna memastikan kasus yang dituduhkan itu sesuai dengan prosedur. On the track. Sehingga masalahnya benar-benar substansi hukum.
Jadi perseteruan antara Surya Paloh dengan Joko Widodo dalam konteks penggembosan Partai Nasdem, akan berbuntut panjang. Karena masing-masing pihak itu mempunyai sifat pendendam yang kuat dan keras. Belum lagi pihak lain yang merasa dijadikan korban penzaliman, seperti Syahrul Yasin Limpo yang yang telah mengungkapkan sikap politik serta budaya siri bahwa pangkat dan jabatan itu tidak lebih mulia dari harga diri. Termasuk penggeledahan rumahnya ketika Syahrul Yasin Limpo sedang tak berada di tempat. Hingga terkesan aneh dan janggal.
Lalu mencuatlah isu pemerasan yang dilakukan Pimpinan KPK, seperti yang mencuat dalam pemberitaan Media Online detik.com 5 Oktober 2023 yang berjudul “Jokowi Didesak Nonaktifkan Pimpinan KPK terkait isu pemerasan terhadap Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo.
Komentar M. Yasin, mantan Pimpinan KPK sebelumnya melihat KPK sudah keberetan beban seperti melimpahnya konsentrasi pada kelompok politik yang mengusung perubahan. Dalam acara di TVOne, kata Syahganda Nainggolan mengutip pernyataan M. Yasin yang mengatakan adanya kecenderungan dari KPK melakukan tebang pilih dalam menangani kasus korupsi di Indonesia. Kegsndrungan dari KPK menyasar kelompok politik yang mengusung tema perubahan tampak jelas berlebihan yang terkait dengan Pencapresan Anies Baswedan.
Padahal, pada saat yang sama KPK patut dan layak mengutamakan kasus-kasus korupsi yang besar, seperti kasus pencucian uang 349 triliun, kasus BTS, kasus minyak goreng, kasus ekspor 5 juta ton nikel illegal, kasus lahan 3,2 juta hektar kebun kelapa sawit yang bermasalah itu. Atau kasus lain seperti E- KTP daj Food Estate serta sejumlah kasus gede yang lain yang menerpa keluarga petinggi di negeri ini.
Tampaknya, begitulah perseteruan mendekati waktu pelaksanaan Pemilu 2024 akan semakin seru menderu. Dan apapun yang bakal terjadi, terhadilah. Yang penting rakyat jangan lagi dijadikan korban. Sebab untuk menanggung biaya hidup sudah sangat amat susah, bukan saja harga beras yang mahal, tapi untuk membeli di pasar sudah cukup susah. Apalagi ongkos oplet atau angkut sudah ikut menekan pula. Jangan sampai perseteruan anyara Joko E
Widodo vs Surya Paloh, rakyat jadi seperti pelanduk yang terhimpit ditengah.