Direktur Utama PUDAM Ponorogo Lardi, ST
Beritatrends, Ponorogo – Seiring perubahan bentuk badan hukum menjadi perusahaan umum daerah, Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PUDAM) Ponorogo berencana melakukan diversifikasi usaha.
“Dengan perubahan bentuk badan hukum ini, memungkinkan perusahaan lebih leluasa mengembangkan usaha,’’ kata Direktur Utama PUDAM Ponorogo Lardi, Minggu (28/8).
Dirut PUDAM Ponorogo Lardi, ST menyampaikan, selain pengembangan usaha yang berupa memperluas pasar atau menciptakan produk baru, PUDAM Ponorogo juga beruaha memberikan layanan kebutuhan air minum kepada pelanggan.
“PUDAM Ponorogo berencana memproduksi air minum dalam kemasan. Tahapan feasibility study (studi kelayakan) dan detail engineering design (gambar kerja rinci) sudah kami siapkan. Selanjutnya tinggal mengurus perizinan, “imbuhnya.
Lardi menambahkan, PUDAM tidak boleh mengabaikan fungsi utamanya selaku penyedia layanan air bersih kepada masyarakat. Untuk itu, pihaknya sepakat pelayanan yang lebih profesional dengan meningkatkan kapasitas produksi, distribusi, dan jaringan.
“Selain itu, mampu memberikan kontribusi terhadap pendapatan asli daerah atau PAD. Mulai tahun 2017 lalu, kami sudah laba. Untuk jumlah pelanggan PDUAM Ponorogo terus bertambah sekitar 25 ribu. Pengembangan usaha ini nantinya tidak jauh dari urusan air, mulai produksi air minum dalam kemasan, layanan pengiriman air tangki, hydrant umum, dan hydrant kebakaran. Dan kami lebih fokus ke peningkatan kinerja perusahaan dulu, “paparnya.
Lebih lanjut Lardi menuturkan, PUDAM Ponorogo mengandalkan 44 titik sumur dari delapan sumber mata air dan dua sumber air permukaan untuk memenuhi kebutuhan sekitar 22.000 penerima layanan.
“Yang mampu menjangkau wilayah 16 kecamatan dari 21 kecamatan yang ada di Ponorogo. Kami memiliki 13 kantor unit yang melayani 16 kecamatan itu. Layanan di lima Kecamatan yang tersisa itu terkendala persoalan topografi dan ketersediaan jaringan pipa. Seperti kondisi geografis Kecamatan Ngrayun dan Pudak yang berada di dataran tinggi. PUDAM kesulitan mendapatkan sumber air. Baru 40 sampai 50 persen kebutuhan air di kecamatan setempat yang selama ini tercukupi, “tuturnya.
Hal tersebut, kata Lardi berbeda dengan pemenuhan kebutuhan air minum untuk warga di Sukorejo, Jambon, dan Sambit yang lebih condong ke persoalan tersedianya jaringan pipa. Butuh investasi cukup besar untuk membangun jaringan pipa agar air lewat keran tersalur ke rumah tangga.
“Kami sedang mengusahakan bantuan pembiayaan dari APBD kabupaten, provinsi, dan APBN. Sebagian warga di Kecamatan Jambon, Sukorejo, dan Sambit sudah mengajukan diri menjadi pelanggan. Eksploitasi air tanah membuat sejumlah desa di tiga kecamatan itu mulai mengalami kekeringan. PUDAM Ponorogo sedang merencanakan pembangunan sistem penyediaan air minum (SPAM) dengan memanfaatkan air baku dari Waduk Bendo.Untuk Kecamatan Ngrayun menjadi pertimbangan tersendiri karena kalau mengambil air dari Bendungan Bendo harus menggunakan booster pump atau pompa pendorong, “pungkasnya.