Puluhan Sapi Mati,Dampak wabah PMK Merebak di Magetan

Beritatrends,Magetan – Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) kembali merebak di Kabupaten Magetan. Puluhan sapi di Desa Kedungguwo, Kecamatan Sukomoro, dilaporkan mati akibat penyakit tersebut.

Salah satu warga, Rohman, mengaku dua sapinya mati dalam dua hari terakhir setelah menunjukkan gejala lemas, mulut berlendir, dan luka pada kuku.

“Kemarin induknya yang berusia 10 tahun mati, tadi pagi anaknya yang berusia 2 bulan juga mati. Akhirnya kita kubur. Tidak mau makan karena mulutnya seperti sariawan, terus kakinya juga ada luka,” ujarnya saat ditemui di rumahnya, Minggu (29/12/2024).

Rohman mengatakan bahwa dua sapi induknya telah menerima vaksinasi sebanyak tiga kali. Namun, satu induk sapi tetap mati, sementara satu induk lainnya dan seekor anak sapi berusia tujuh bulan juga terlihat sakit.

“Yang mati itu sudah disuntik 3 kali, kalau anaknya belum disuntik. Yang masih sakit sama anaknya ini juga sudah disuntik 3 kali, sekali suntik Rp 100 ribu. Semoga bisa bertahan,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Desa Kedungguwo, Noor Hayati, menyebut lebih dari 30 sapi mati di desanya dengan gejala serupa, seperti kesulitan makan dan mulut mengeluarkan lendir.

“Kalau yang mati ada 30 lebih, sebelumnya tidak mau makan, kemudian dari mulutnya keluar lendir. Untuk penyebab kematiannya saya kurang tahu pasti, tapi ini sudah kami laporkan ke Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan),” ungkapnya.

Sementara itu, terpisah, Disnakkan Magetan memastikan gejala PMK yang dilaporkan tergolong ringan. Menurut Kepala Disnakkan Magetan, Nur Haryani, cuaca ekstrem saat ini dapat memperparah kondisi ternak dan menyebabkan kematian.

“Terakhir saya terima info ada 6 yang mati di Kedungguwo dari peternak mandiri. Dan PMK gejalanya saat ini hanya ringan, tidak seekstrem dulu, dan banyak yang bisa sembuh,” ujarnya.

Baca Juga  Ali Masykur Musa Komitmen Bersamai Faqih Al Haramain Bila Terpilih Sebagai Ketua Umum PB PMII dalam Kongres PMII XXI

Saat ini pemerintah tidak lagi mendapatkan alokasi vaksin PMK, sehingga peternak diimbau untuk melakukan vaksinasi mandiri.

Pihaknya juga menyebut bahwa telah mengeluarkan edaran himbauan kepada seluruh camat di Kabupaten Magetan agar peternak menjaga kebersihan kandang, tidak membeli sapi dari luar Jawa Timur, serta melakukan vaksinasi mandiri sebanyak tiga kali setahun.

Sebagai informasi, sepanjang 2024 terdapat 426 kasus PMK di Magetan. Dari jumlah tersebut, 270 sapi berhasil sembuh, 21 dipotong paksa, 9 mati, dan 126 masih dalam proses pengobatan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *