Beritatrends, Magetan – Geliat perkembangan Graha Pusat Literasi Magetan terus menunjukkan keoptimisannya. Setelah menjadi wadah gelaran berbagai kegiatan hingga berhasil me-launching sudut baru yakni Ruang Karya Okky Madasari, kini ruang kosong lainnya mulai dilirik dan akan diaktivasi sebagai Ruang Memorial Iman Budhi Santosa.
Diketahui almarhum Iman Budhi Santosa, selama ini akrab disapa Mas Iman, atau IBS, merupakan sastrawan dwibahasa Indonesia-Jawa, yang namanya telah melegenda dan juga merupakan putra asli Magetan.
Ruang ini nanti akan ditujukan untuk menyimpan dan mengenang Mas Iman, dimana project tersebut akan dikerjakan bersama secara kolaboratif antara DBuku (Perpustakaan Diana Sasa, Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur), bersama Sahabat IBS (kawan keseharian dan kekaryaan Mas Iman).
“Mas Iman kondur (berpulang, red), merupakan salah satu project kami karena mengingat beliau adalah salah satu seniman besar yang lahir di Magetan, tetapi kurang mendapat ruang di Magetan. Kemudian alasan ditempatkan di Graha Literasi karena kami ingin gedung tersebut kelak dapat menjadi icon-nya Magetan, tidak hanya bangunan melainkan di dalam menjadi ruang literasi yang sesungguhnya,” ujar Lucky Herman selaku Ketua Tim Kerja saat audiensi dengan Bupati Magetan, Suprawoto, di Ruang Rapat Pendopo Surya Graha, Jumat (24/2/2023).
Berangkat dari semangat menjadikan Magetan kelak sebagai pusat pendidikan dan literasi, rencananya, Ruang Memorial IBS akan direalisasikan dalam bentuk museum yang dirancang berstandar Internasional.
Nantinya, di dalam museum akan berisi karya dan gagasan IBS dengan dilengkapi teknologi dan penataan interior kekinian agar makin nyentrik.
Tujuannya, supaya khalayak dapat tertarik untuk mengulik lebih jauh tentang literasi, hingga dapat menikmati perjalanan seorang putra Magetan dalam andilnya membangun peradaban dan sastra.
Tak hanya itu, DBuku bersama dengan Sahabat IBS juga akan menginisiasi sebuah project bagi anak muda yang gila sastra agar dapat bergabung dan berkolaborasi.
“Kami juga mendorong teman-teman pemuda semuanya bisa berkolaborasi dengan kami untuk mendapatkan sesuatu yang lebih nantinya. Sehingga bisa menjadikan Magetan lebih baik lagi dalam hal sastra dan kepemudaannya,” harap Lucky.
Tentu, niat baik tersebut disambut baik pula oleh Bupati Suprawoto. Ia sangat mengapresiasi dan mendukung gagasan tim sebagai bentuk menghargai karya luar biasa dari IBS.
“Saya sangat menyambut baik apalagi beliau adalah sastrawan yang sangat luar biasa, tidak hanya sastrawan Indonesia, tetapi juga bahasa Jawa. Oleh sebab itu wajib bagi kita apalagi beliau adalah putra asli Magetan,” tutur Bupati.