Beritatrends,Blitar – Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Blitar, Drs. Izul Marom, M.Sc, menyampaikan arahan penting dalam kegiatan Sinkronisasi Perencanaan Pembangunan Daerah yang berlangsung di Hall Wisata Kampung Coklat, Rabu (13/11/2024).
Acara ini dihadiri oleh para pemangku kepentingan dari berbagai perangkat daerah, dengan tujuan untuk meningkatkan sinergi dalam proses perencanaan pembangunan.
Dalam sambutannya, Izul Marom menegaskan bahwa sesuai dengan Undang-Undang Desa, desa kini memiliki peran strategis sebagai subyek yang mampu mengelola perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi pembangunan secara mandiri.
“Namun, kita harus pahami bahwa tidak ada pembangunan yang sukses tanpa perencanaan matang dan sinergi antar pihak,” ujarnya. Perencanaan pembangunan desa harus selaras dengan sistem perencanaan pembangunan daerah.
Merujuk pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, Izul menyoroti pentingnya sinkronisasi perencanaan di tingkat pusat dan daerah. “Sinkronisasi ini akan meningkatkan kualitas perencanaan dan penganggaran, memastikan pembangunan berjalan sesuai sasaran,” jelasnya.
Ia juga membahas Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 yang mengusung visi “Indonesia Emas”. Visi tersebut mencakup lima sasaran utama, termasuk meningkatkan pendapatan per kapita, menurunkan tingkat kemiskinan, meningkatkan daya saing sumber daya manusia, serta menurunkan emisi gas rumah kaca hingga mencapai net zero emission.
Izul Marom menggarisbawahi beberapa prioritas untuk perencanaan pembangunan di Kabupaten Blitar, seperti peningkatan kualitas sumber daya manusia, pengentasan pengangguran dan kemiskinan, serta pengembangan sektor-sektor potensial seperti pertanian, perdagangan, dan industri pengolahan. “Pengembangan lapangan usaha harus dibarengi dengan kesiapan masyarakat dan infrastruktur yang memadai,” tambahnya.
Ia juga menekankan pentingnya data akurat dalam perencanaan pembangunan desa. “BPS siap mendampingi desa dan kelurahan dalam pengelolaan data statistik. Data mikro sangat bermanfaat untuk merumuskan strategi pembangunan yang efektif,” kata Izul.
Dalam penutup sambutannya, Izul Marom memberikan apresiasi atas pencapaian Indeks Kemandirian Desa 2024, yang menunjukkan kemajuan signifikan. “Jumlah Desa Mandiri meningkat dari 64 menjadi 111 desa, dan tidak ada lagi desa berstatus tertinggal sejak 2021. Ini pencapaian yang patut kita jaga,” ujarnya.
Ia berharap kegiatan sinkronisasi ini dapat menjadi wadah komunikasi yang produktif bagi semua pihak. “Bappedalitbang, Dinas PMD, dan perangkat daerah lain harus mencatat masukan yang disampaikan. Mari kita wujudkan tujuan pembangunan untuk kesejahteraan masyarakat,” tutupnya.