Tahun Ajaran 2024/2025 IPA dan IPS Dihapus, SMA Negeri 1 Magetan Telah 3 Tahun Jalani Kumer

SMA Negeri 1 Magetan

Beritatrends, Magetan – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah memutuskan penghapusan jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di jenjang Pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) mulai tahun ajaran baru 2024/2025.

Kebijakan tersebut bagian dari penerapan Kurikulum Merdeka yang sudah ditetapkan sebagai kurikulum Nasional.

Sebagai informasi, Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam dengan konten yang lebih optimal supaya siswa memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.

Kurikulum Merdeka SMA adalah kurikulum yang diterapkan pada jenjang pendidikan SMA dengan kegiatan belajar mengajar yang lebih fleksibel, mulai dari segi alokasi waktu hingga materi pelajaran, tapi tetap berfokus pada materi esensial, pengembangan karakter, dan kompetensi peserta didik.

Menanggapi Kurikulum Merdeka tingkat SMA, Kepala SMAN 1 Magetan melalui Kurikulum SMAN 1 Magetan, Sutikno mengatakan bahwa untuk SMA Negeri 1 Magetan itu sudah menerapkan Kurikulum Merdeka (Kumer) 3 tahun ini.

“Sebetulnya SMA Negeri 1 Magetan itu sudah 3 tahun ini menerapkan Kumer, dan Allhamdulillahnya tidak ada masalah dalam penerapan Kumer ini,” jelas Sutikno saat ditemui di SMA Negeri 1 Magetan. Selasa (23/07/2024)

Ia menjelaskan, memang dalam Kumer ini jurusan IPA dan IPS itu ditiadakan, namun dengan Kumer ini bisa membebaskan siswa-siswi untuk memilih mata pembelajaran yang diminatinya.

”Dengan kumer ini siswa-siswi SMA kelas XI dan XII itu dapat memilih mata pembelajaran secara lebih leluasa sesuai minat, bakat, kemampuan, dan aspirasi studi lanjut atau kariernya,” ucap Sutikno.

Dia mencontohkan, seorang murid yang ingin berkuliah di program studi teknik bisa menggunakan jam pelajaran pilihan untuk mata pelajaran Matematika tingkat lanjut dan Fisika, tanpa harus mengambil mata pelajaran biologi.

Baca Juga  Lembaga Dakwah Griya Adzkia Bakal Gelar Bedah Buku Remaja Anti Gabut

Sebaliknya, seorang murid yang ingin berkuliah di kedokteran bisa menggunakan jam pelajaran pilihan untuk mata pelajaran Biologi dan Kimia, tanpa harus mengambil mata pelajaran matematika tingkat lanjut.

“Namun apabila siswa-siswi itu sudah terlajur mengabil jurusan teknik dan ingin melanjutkan kuliah di Kedokteran itu masih bisa jikalau salah satu mata pelajarannya itu mencukupi dan tes tulisnya bisa dilewati,” imbuh Sutikno.

Sebetulnya sama saja, siswa-siswi SMA itu mulai kelas X masih diberi pembelajaran yang sama sebelum Kumer ini diterapkan, namun disaat memasuki Semester Dua hingga kenaikan kelas XI itu ada pembimbingan dari guru untuk mengarahkan dan evaluasi terhadap kelanjutan siswa-siswi tersebut.

“Siswa-siswi kelas X itu masih diberikan pembelajaran yang sama, nantinya selepas memasuki Semester Dua hingga kenaikan kelas XI itu baru diarahkan untuk memasuki pelajaran yang diminatinya, bahkan peran orang tua sendiri juga ikut dalam minat dan bakat siswa-siswinya tersebut,” kata Sutikno.

Lebih lanjut, ia menjelaskan memasuki semester dua itu ada beberapa orang tua yang datang ke sekolahan untuk menanyakan bakat dan minat anak-anak mereka untuk masuk ke jurusan apa.

“Dari sekolahan sendiri tetap membimbing dan memberikan arahan kepada siswa-siswi yang kompeten sesuai dengan pilihannya, Kumer ini tidak memaksakan dan tidak membebani siswa, kita juga melihat nilai-nilai dari siswa dan mengarahkan agar tidak terbebani untuk kemampuannya,” ujar Sutikno.

Ia menambahkan, intinya Kumer ini tidak membebani dan tidak menyusahkan siswa, bahkan ini sangat mempermudah siswa untuk memilih sesuai kemampuannya.

“Kumer ini sangatlah fleksibel, siswa-siswi itu diberikan kebebasan sesuai kemampuan yang diinginkannya, dengan harapan Kumer ini bisa mensukseskan generasi penerus untuk menuju Indonesia Emas,” akhir Sutikno.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *