Beritatrends,Magetan – Gejolak harga kebutuhan pokok jelang akhir tahun membuat Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Magetan bergerak cepat. Pada Selasa (9/12), jajaran Forkopimda, perwakilan Bulog, serta Ketua DPRD Magetan Kang Ratno duduk satu meja dalam High Level Meeting (HLM) untuk merumuskan langkah taktis pengendalian harga.
Dalam forum tersebut, Kang Ratno menegaskan bahwa setiap intervensi pemerintah harus betul-betul dirasakan masyarakat. Ia mengapresiasi Operasi Pasar yang digelar Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Desperindag), namun menyoroti efektivitas pelaksanaannya.
“Kami mengapresiasi langkah Desperindag. Tapi pelaksanaannya harus dipastikan menyentuh akar rumput. Jangan sampai hanya formalitas, tapi tidak dinikmati rakyat yang benar-benar membutuhkan,” ujarnya.
Ratno juga mendorong agar Operasi Pasar tidak ditunda. Ia menyebut bahwa lonjakan harga, terutama cabai, sudah berada di titik yang memberatkan warga.
“Operasi pasar harus dimulai dari sekarang, minimal Jumat nanti. Kita tidak bisa menunggu. Harga sayur memang kadang menguntungkan petani, tapi kalau cabai sudah tembus seratus ribu per kilo, itu jelas memberatkan rakyat,” tegasnya.
Lonjakan harga cabai menjadi salah satu fokus utama dalam rapat tersebut. TPID bersama DPRD mendorong peran Kelompok Wanita Tani (KWT) untuk ikut menstabilkan pasokan. KWT dinilai mampu membantu meningkatkan produksi maupun distribusi hasil panen agar harga di pasar lebih terkendali.
Sinergi lintas sektor ini diharapkan mampu meredam tekanan inflasi sekaligus memastikan kebutuhan pokok tetap terjangkau di tengah dinamika harga akhir tahun.





