Bersih Desa Kendal Dengan Pagelaran Wayang Semalam Suntuk

Desa Kendal, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi. Sebagai wujud bersih-bersih desanya agar diberikan berkah, rahmat, kesejahteraan, keselamatan serta dijauhkan dari berbagai bencana.

Beritatrends, Ngawi – Bersih Desa merupakan sebuah Tradisi tahunan masyarakat di Desa Kendal, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi. Sebagai wujud bersih-bersih desanya agar diberikan berkah, rahmat, kesejahteraan, keselamatan serta dijauhkan dari berbagai bencana.

Desa Kendal melaksanakan selamatan disertai dengan doa tahlil, dan pertunjukan  di Cukokmondol. Selasa (23/8/2020) malam.

Acara dihadiri oleh Perangkat Desa, BPD, Babinsa, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama Alim Ulama, serta Warga masyarakat Desa Kendal.

Kepala Desa Kendal Suwarno mengatakan, sejarah berdirinya Desa Kendal, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, berdasarkan petilasan atau bukti-bukti yang masih ada keterangan-keterangan dari para sesepuh, pelaku sebagai sejarah yaitu petilasan yang sampai sekarang masih ada antara lain

  1. Bekas ompak dan lumpung lumpang, yang dahulu bekas rumah atau Pesanggrahan Ki Demang Raden Prawiro Dirwiryo yang sampai saat ini tempat berdirinya Pesanggrahan tersebut dikenal oleh masyarakat dengan sebutan Sawah Sedremengan
  2. Pohon Kendal yang dahulunya dipergunakan untuk tempat berteduh pada saat istirahat babat hutan.

Selanjutnya para mongso Kades sesepuh dan pelaku sebagai sejarah antara lain.

  1. Kabul Joyo Suwiryo trah Raden Irontirko
  2. Kiyai Ahmad khoironi kepala dusun atau kami tuwo
  3. Kadimun diporjo bayan trah irontiko
  4. Abdul Mannan Modin
  5. Suratman Sastro panoyo trah Raden Amatdiman.

“Kepada para sesepuh alim ulama serta sedik sedikiawan yang arif bijaksana kami sangat mengharapkan tegur sapanya agar uraian sejarah Desa Kendal ini bisa lebih sempurna dengan harapan semoga uraian singkat sejarah desa Kendal ini dapat sebagai petunjuk dan tuntunan para generasi penerus guna memaju semangat lebih giat lagi dalam melaksanakan pembangunan bangsa dan negara khususnya pembangunan di Desa Kendal tercinta ini, guna terciptanya, tercapainya masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Tahun 1945 dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT mudah-mudahanan senantiasa menunjukkan jalan kebenaran serta melimpahkan Rohmat dan Ridhonya kepada kita amin,”ucap Suwarno.

Uraian singkat sejarah Desa Kendal, Kec. Kendal kab. Ngawi.

Baca Juga  Pemkab Sampang Gelar Upacara Memperingati HUT Proklamasi Kemerdekaan RI Ke 79

Berawal dari kekalahan perang Laskar Sukowati melawan pemerintahan India Belanda atau VOC yang sebagian kelompok Laskar Nangoro Monco Timur lewat lereng Gunung Lawu sebelah Utara dengan maksud  untuk bertahan dengan sambil menyusun kekuatan baru, adapun kelompok Laskar Sukowati tersebut antara lain:

  1. Raden Prawiro dirwiryo sebagai pemimpin
  2. Raden Singo Dirwiryo anak Raden Prawiro Dirwiryo
  3. Raden Codirwiryo anak Raden Prawiro Dirwiryo
  4. Raden Irontiko anak Raden Prawiro Dirwiryo
  5. Raden Irontono anak Raden Prawiro Dirwiryo
  6. Raden Samsudin
  7. Raden Ahmad Diman menantu Raden Samsudin

Dari ke 7 prajurit tersebut dalam pergerakannya sampai daerah lereng Gunung Lawu sebelah timur yang kemudian membuka daerah baru dan menetap :

  1. Raden Singo Dirwiryo membuka daerah baru dan menetap daerah baru tersebut di beri nama Sine
  2. Raden Condirwiryo membuka daerah baru dan menetap daerah baru tersebut di beri nama Ngrenden

Sedangkan yang ke 5 prasujut meneruskan perjuangannya yang akhirnya sampailah di suatu tempat dan disepakati oleh untuk babat hutan atau membuka daerah baru yang letaknya berdekatan yaitu :

  1. Raden Prawiro Dirwiryo dan Raden Irontiko membuka daerah baru yang diberi nama Ngijo.
  2. Raden Irontono membuka daerah baru di beri nama Njarakan, kata Njarakan yang diambil dari kata jarak karena pada saat memulai babat hutan biar selamat perlu di hitung-hitung dahulu atau di Jepat, dalam pelaksanaannya yaitu memulainya harus menghadap ke Utara dan hal ini masih tetap dilestarikan oleh masyarakat setempat yaitu rumah-rumah warga penduduk di daerah tersebut semuanya menghadap ke Utara dengan tujuan kalau ditempati biar selamat selama-lamanya,
  3. Selanjutnya Raden Samsudin dan Raden Ahmad Diman membuka daerah baru yang di beri nama Pucanganom karena pada saat babat daerah tersebut banyak ditumbuhi pohon Pucang yang masih muda, setalah kurun waktu kurang lebih satu tahun daerah tersebut mulai ramai didatangi oleh orang-orang dari daerah lain kemudian menetap, maka selanjutnya untuk memudahkan mengatur pemerintahan pada tahun 1827 dari ketiga daerah baru berdekatan tersebut digabung menjadi satu dengan nama Kademangan Kendal dibawah kepemimpinan Ki Demang Raden Prawiro Dirwiryo.
Baca Juga  Dandim Ponorogo Bacakan Amanat Panglima TNI Pada Upacara HUT Ke- 77 TNI Tahun 2022

Sedangkan nama Kendal di ambil dari nama sebuah pohon yang tumbuh rindang didekat rumah Ki Demang Raden Prawiro Dirwiryo yang dahulunya di gunakan berteduh dan beristirahat pada saat babat hutan, Kademangan Kendal membawahi 3 kabekalan :

  1. Kabekalan Kucanganom dengan Ki bekel Raden Samsudin
  2. Kabekelan Ngijo dengan Ki bekel Raden Irontiko
  3. Kabekelan Njarakan dengan Ki bekel Raden Irontono

Disamping ketiga bekel tersebut diangkat pula seorang Mudin yaitu Raden Amatdiman yang berkedudukan di Pucanganom dan bersamaan dengan itu Kademangan Kendal yang baru terbentuk kedatangan sekelompok Laskar Sukowati yang dalam perjuangannya menyusun kekuatan lewat lereng Gunung Lawu sebelah Selatan yang dipimpin oleh Raden Suronoyo dan Raden Sawunggaling yang bermaksud ingin bergabung dan menetap oleh Ki Demang Raden Prawiro Dirwiryo.

Guna memperluas wilayah kelompok tersebut diperintahkan untuk membuka daerah baru yang kemudian diberi nama Layaran dibawah pimpinan Kibekel Raden Suronoyo adapun nama pelayaran diambil dari kata dalam bahasa Jawa dilayari yang artinya perluasan atau diperluas, kemudian berjalan beberapa tahun kemudian Kademangan Kendal tumbuh dengan pesatnya dan rakyat hidup rukun damai, namun kedamaian tersebut tidak langsung lama karena Kademangan Kendal kedatangan sekelompok orang-orang yang tidak dikenal dan ingin merampok dan menguasai yang datang dari dua arah Selatan dan Timur, karena Kidemang dan para Bekel adalah bekas prajurit Laskar Sukowati yang gagah tangguh dan berani terutama Mbah Bandol yang sakti maka para perusuh tersebut dapat dikalahkan dan takluk mengingat kidemang Raden Prawiro Dirwiryo adalah orang bijaksana maka para perusuh tersebut tidak di hakimi justru dilindungi dan diperbolehkan menetap dengan membuka daerah baru:

  • Perusuh dari Selatan membuka daerah baru yang diberi nama Njenggrik adapun kata Njeggrik diambil dari kata cengkrikan karena pada saat perusuh kalah dan menyerah dahulu terjepit di cengkrikan tidak dapat lari kemana-mana dan selanjutnya nama Njenggrik mulai tahun 1966 diganti nama dengan Tegal Rejo hingga sekarang
  • Perusuh dari Timur membuka daerah baru yang di beri nama Bandem adapun asal kata Bandem diambil dari bahasa Jawa dibandemi karena dahulu dalam menumpas tersebut cukup dibandemi dengan arti dilempari batu. Pada tahun 1840 pemerintah India Belanda membuat aturan baru, bahwa para Demang diwajibkan bertugas jaga di Kawedanan Ngerambe oleh kidemang Raden Prawiro Dirwiryo tugas tersebut diwakilkan kepada Mudin Raden Amatdiman, mengingat kidemang sudah tua atau lanjut usia, karena yang selalu menjalankan tugas mandadi Ngerambe adalah Raden Amatdiman, maka saat pemerintah India Belanda mengeluarkan SK Lurah untuk mengukuhkan sebagai pengganti istilah Demang yang tercantum dalam SK Lurah tersebut adalah Raden Amatdiman berkedudukan dikelurahan Kendal, maka sejak itulah kepemimpinan dikelurahan Kendal dijalankan oleh Ki lurah Raden Amatdiman.
Baca Juga  Napak Tilas 7 Sumber, Wujud Syukur Handarbeni Untuk Nguri-uri Anugerah Tuhan YME

Adapun silsilah kepemimpinan di Kelurahan Kendal sampai sekarang adalah:

  1. Kidemang Raden Prawiro Dirwiryo Tahun 1827-1840
  2. Ki lurah Raden Amatdiman Tahun 1841-1861
  3. Ki Lurah Raden Kromosetro Tahun 1862-1886
  4. Ki Lurah Raden Partosentono 1 Tahun 1887-1912 cariknya Raden Sastro Panoyo
  5. Ki Lurah Raden Sastro Diharjo Tahun 1913-1926 dengan cariknya Raden Amatkhusdi Harjo Kaswi
  6. Ki Lurah Harjo Kaswi Tahun 1927-1929 dengan cariknya Partosentono atau Kasmen
  7. Ki Lurah Partosentono 2 atau Kasmen Tahun 1930-1967 dengan cariknya satu Raden Kabul Joyo Suwiryo 2 Suparni 3 Suparman.
  8. Ki Lurah Amatkusiran mulai Tahun 1968-1974 dengan cariknya Suparman
  9. Kepala Desa Suhadi Prayitno mulai tahun 1975-1990 cariknya Suparman dan Hendro Supriyono
  10. Kepala Desa Miftah Efendi mulai tahun 1990-1998 dengan sekretaris desa Hendro Supriyono
  11. Kepala Desa Purwanto mulai Tahun 1999-2004 sekretaris desa Hendro Supriyono
  12. Kepala Desa Harjito mulai Tahun 2007-2013 sekretaris desa Hendro Supriyono
  13. Kepala Desa Harjito mulai tahun 2013-2019 sekretaris desa satu Hendro Supriyono dua Agus Frasetya Hadi
  14. Kepala Desa Suwarno mulai Tahun 2019-2025 sekretaris desa satu Agus Frasetya Hadi dua Arif Nugroho.

Demikian uraian singkat sejarah Desa Kendal yang dapat kami sajikan sebagai generasi penerus desa Kendal dengan rasa hormat mohon arahan dan petunjuk serta dukungan dari semua warga masyarakat desa Kendal untuk dapatnya melaksanakan pembangunan secara berkesinambungan demi kemajuan Desa Kendal .

Penyusun sejarah Desa Kendal atas Rekomendasi beliau Hendro Supriyono Almarhum Trah Raden Amatdiman.

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *