Cegah DBD dan Cikungunya, Dinkes Magetan Lakukan Survei Vektor

Beritatrends, Magetan – Peningkatan suhu udara pada periode Maret 2023 kemarin, berdampak terhadap meningkatnya kasus Demam Berdarah (DBD) dan Demam Chikungunya di wilayah Kabupaten Magetan.

Sub koordinator Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan, Agoes Yudi Purnomo mengatakan, fenomena alam (El Nino) berupa peningkatan suhu permukaan laut, mempengaruhi kekeringan panjang di Indonesia. Siklus dua tahunan ini berkorelasi kuat (r=87,5%) dengan peningkatan kasus demam berdarah.

“Perubahan suhu mempengaruhi metabolisme nyamuk, menyebabkan siklus nyamuk lebih pendek (lebih cepat dewasa), nyamuk lebih sering menghisap darah (lebih ganas), populasi nyamuk cepat meningkat, nyamuk lebih aktif dan habitat (tempat tinggal) nyamuk lebih luas,” terangnya, Selasa (9/5/2023).

Dalam upaya pencegahan terjadinya penyakit yang ditularkan oleh vektor nyamuk ini, petugas Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Magetan bekerjasama dengan BBTKL dan PP Kemenkes RI Surabaya melakukan tindakan survei vektor di Desa Baron, Kecamatan/Kabupaten Magetan pada bulan Maret-April lalu.

“Untuk mencegah penyakit DBD dan mengetahui kapasitas vektor nyamuk dalam penularan DBD dan Chikungunya,” jelas Agoes.

Ia menjelaskan, pada survei tersebut genangan air dan tempat jumantik dilakukan pengamatan, dan didapatkan jentik-jentik nyamuk yang kemudian di ambil untuk diteliti di Lab terkait virus dan resistensinya terhadap obat.

“Vektor DBD yang berhasil ditangkap adalah Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Diketahui, kepadatan nyamuk dalam menggigit (MBR) nyamuk Aedes aegypti sebesar 5/orang pada siang hari dan Aedes albopictus sebesar 9/orang pada siang hari. Sedangkan baku mutu MBR<0,025/orang (MBR Aedes albopictus dan Aedes aegypti sangat tinggi),” jelasnya.

Hasil survei ini kemudian akan dijadikan landasan untuk melakukan tindakan. “Kegiatan survei ini bertujuan untuk mengurangi habitat perkembangbiakan vektor, menurunkan kepadatan vektor, menghambat proses penularan penyakit malaria, serta mengurangi kontak manusia dengan vektor sehingga penularan penyakit dapat dikendalikan secara rasional, efektif dan efisien, untuk eliminasi penyakit,” kata Sub koordinator P2P Dinkes Magetan.

Ditambahkan, dengan berkurangnya populasi nyamuk anopheles dan aedes aegypti maka kemungkinan masyarakat terserang DBD dan Demam Cikungunya akan semakin kecil.

“Masyarakat juga bisa melakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan membersihkan lingkungan sekitar. Menutup tempat penyimpanan air bersih keluarga, dan membersihkan lubang ventilasi rumah,” ajak Agoes.

Pos terkait