Cerita Asal Usul Desa Tunggur Magetan

 Desa Tunggur Magetan

Beritatrends, Magetan – Alam jagad raya selalu menyuguhkan ke istimewaannya, alam raya selalu menawarkan indahnya. Tradisi, adat, serta masyarakat yang beragam membuat kita selalu menjadi satu dalam ke-selarasan serta Toleransi di dalamnya.

Bumi Tunggur, belahan dunia kecil yang menyimpan indahnya nikmat Tuhan, belahan kecil semesta yang terbentuk dalam asrinya kehidupan, asri dan indah suasana Desa yang terletak di Kecamatan Lembeyan Kabupaten Magetan.

Salah satu desa yang ada di Kecamatan Lembeyan ini tidak lain adalah Desa Tunggur

Desa Tunggur terletak di bagian paling Timur Kabuapten Magetan, Jawa Timur. Sebagian wilayah Desa ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Ponorogo. Secara geografis Desa Tunggur memiliki luas wilayah kurang lebih 400,7 hektar, yang terbagi atas 25 Rukun Tangga atau RT. Dari 25 RT ini terbagi atas 3 Dusun yakni, Dusun Nawung, Dusun Sidorejo, serta Dusun Tunggur.

Dari luas wilayah tersebut, Desa Tunggur terdapat kurang lebih 3.441 jiwa, yang terbagi atas usia anak-anak, remaja, dewasa serta orang tua.

Batas-batas wilayah Desa Tunggur, dari sisi Barat berbatasan dengan Desa Lembyan Wetan, sisi Utara berbatasan dengan Desa Nguri, dan dari sisi Timur berbatasan Desa Dukuh, serta dari sisi Selatan berbatasan dengan Desa Kedung Banteng.

Desa Tunggur mayoritas penduduk menggantungkan perekonomian keluarganya dengan beranekaragam cara masing-masing akan tetapi, mata pencaharian pokok warga dan masyarakat sekitar yaitu di dalam dunia pertanian hampir sekitar 80 persenya. Selain itu, juga menggantungkan perekonomianya di bidang peternakan.

Dengan tanah yang subur, dan masyarakat yang saling bekerjasama, menjadikan Desa Tunggur mampu bersaing dengan desa-desa lainya. Semua potensi yang ada, Desa Tunggur tak lepas dari peran serta elemen masyarakat didalamnya, hal yang paling penting untuk semua kebijakan kepemerintahan Desa tak luput juga dari peran serta Kepala Desa yang dibantu oleh Pamong atau Perangkat Desa.

Baca Juga  Optik Omega Jaya Ikut Ramaikan Kirab Lintasan Sejarah Ponorogo

Dibawah kepemimpinan Sono Keling selaku Kepala Desa, semua program-program yang ada bisa berjalan dengan lancar.

Sono Keling menjelaskan menurut sejarah, nama Desa Tunggur diambil dari kata Tu dalam istilah orang Jawa artinya Watu atau Batu, dan Nggur diambil dari singkatan kata Nganggur yang artinya diam.

“Pada jaman dahulu, ditemukan sebuah batu yang cukup besar yang terletak di sebelah utara jembatan jurusan Lembeyan-Ponorogo. Batu tersebut berada di tepi Sungai di bawah tanah menyerupai Gua. Batu tersebut waktu itu oleh orang-orang disekitarnya di biyarkan begitu saja, dan dianggap batu itu sakral. Suatu saat terjadi hujan lebat dan terjadi banjir, sehingga batu tersebut hilang sampai sekarang. Dengan hilangnya batu tersebut, maka sesuai istilah orang Jawa terdahulu akhirnya orang-orang sekitar Sungai menyebutnya suatu wilayah yaitu Desa Tunggur,”papar Sono Keling.

Semua alam yang indah terbentang atas kuasa Ilahi, kekuatan cinta didalamnya membuat kita selalu ingin bercerita dengan semuanya. “Apalagi tentang kebersamaan dan keberagaman penduduk, dan indahnya alam yang ada di Desa Tunggur ini,”pungkas Sono Keling.

Pos terkait