Beritatrends, Magetan – Perkembangan zaman yang semakin modern, tak membuat tradisi dari nenek moyang lantas tergerus.
Seperti halnya hari ini, bertepatan dengan hari Jumat Pon (3/3/2023), tepatnya pada bulan Ruwah, setiap tahunnya warga Sarangan menggelar prosesi larung sesaji.
“Tujuannya sebagai salah satu bentuk rasa syukur atas berkah dan rahmat yang diberikan Tuhan berupa telaga, sehingga semua komponen yang ada di sekitarnya bisa mendapatkan kemanfaatannya,” terang Kepala Kelurahan Sarangan, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Prima Suhardi Putra.
Seluruh warga dan pelaku wisata yang ada di Sarangan berbondong-bondong hadir dengan membawa tumpeng. Ribuan wisatawan juga tampak memadati pinggiran telaga untuk ikut serta meramaikan acara prosesi, dimana khusus hari ini diberlakukan tiket masuk Sarangan secara gratis.
Sementara itu, prosesi berjalan secara sakral. Dua buah tumpeng gono bahu berbentuk nasi dan hasil bumi diarak hingga dilabuhkan ke tengah telaga Sarangan.
Meski secara ritual prosesi dilaksanakan seperti tahun sebelumnya, akan tetapi kali ini warga Kelurahan Sarangan juga menyajikan makan nasi pecel gratis sebanyak 1000 pincuk.
Pihaknya berharap agar prosesi larung sesaji semacam ini dapat terus terlaksana sebagai bentuk melestarikan budaya leluhur.
“Semoga ke depan tetap terlaksana dengan baik dan lancar. Kita sebagai orang Timur harus selalu melestarikan apa yang menjadi tinggalan leluhur,” harap Lurah Sarangan.
Sama halnya dengan Bupati Magetan, Suprawoto, yang hadir dalam prosesi, menurutnya, warga Sarangan adalah warga yang beruntung karena dilahirkan dengan keindahan alam yang memberi kemakmuran bagi sekitarnya.
Sehingga Bupati juga berharap agar tradisi larung sesaji tak hanya dilestarikan saja, melainkan juga terus ditingkatkan dalam perbaikannya.
“Kegiatan semacam ini perlu terus dilestarikan. Ke depan jaga lingkungan Sarangan, tata lebih baik lagi, agar Sarangan menjadi kebanggaan semua warga Sarangan khususnya, dan warga Magetan pada umumnya,” pesan Bupati.