Meriah Festival Budaya Rendengan Desa Pule-Madiun 2023

Tari Rendengan – Para gadis di Desa Pule menyuguhkan seni tari Rendengan di Festival Rendengan 2023 yang digelar di Desa Pule, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Minggu (12/11/2023).

Beritatrends, Madiun – Untuk ketiga kalinya, Pemerintah Desa Pule, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur menggelar festival rendengan menjelang musim penghujan tiba. Festival yang menyuguhkan berbagai acara budaya itu berlangsung meriah dan diikuti ribuan warga, Minggu (12/11/2023).

Kepala Desa Pule, Kecamatan Sawahan, Anton Prasetyo disela-sela acara menyatakan Festival Budaya Rendengan merupakan pengembangan tradisi leluhur yang biasa disebut dengan labuhan. Hanya saja lantaran diminati banyak orang, tradisi rendengan Desa Pule yang awalnya hanya dengan kenduri, kini dikemas dalam sebuah festival budaya.

“Festival Rendengan ini merupakan pengembangan dari tradisi leluhur kami yang dulunya disebut Labuhan. Kini tradisi rendengan ini kami kemas dalam bentuk Festival Budaya yang dapat mengundang wisatawan untuk hadir ke Desa Pule,” kata Anton.

Tak sekedar mendatangkan wisatawan, jelas Anton, lewat Festival Budaya Rendengan roda ekonomi warganya pun ikut bergerak. Berbagai warga yang datang dari penjuru daerah berbelanja aneka makanan khas besutan UMKM asal Desa Pule.

“Acara ini sebagai promosi wisata desa yang digelar setiap tahun memasuki musim penghujan. Lewat acara ini banyak warga yang datang berkunjung dan ekonomi warga kami pun bergerak naik. Dan alhamdulillah dengan kreasi dan inovasi yang kami ciptakan, banyak pengunjung yang datang ke Desa Pule untuk menyaksikan Tari Rendengan yang hanya di pentaskan setahun sekali, “ungkap Anton.

BAWA KENDI—Warga membawa kendi untuk acara kenduri kendi dalam rangkaian Festival Budaya Rendengan Desa Pule yang ketiga di Desa Pule, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Minggu (12/11/2023).

Tradisi Mohon Keselamatan dan Berkah
Anton mengatakan sejatinya tujuan dari Festival Rendengan yang digelar setiap tahun untuk memohon keselamatan dan barokah dengan datanya musim hujan tiba. Apalagi tradisi Rendengan merupakan tradisi warga turun temurun yang dilaksanakan menjelang musim hujan.

Baca Juga  Bimbingan Teknis CMS bagi Kepala Desa, Sekretaris Desa, dan Kaur Keuangan Desa se-Kabupaten Landak

Bentuk acaranya, kata Anton, dimulai dengan melakukan doa bersama oleh seluruh warga desa yang konsep dalam bentuk event.
Selanjutnya dilakukan upacara rendengan dengan menampilkan ‘Tari Rendengan’ yang dibawakan oleh gadis-gadis Desa Pule.
“Para gadis itu menyunggi tujuh kendi yang berisi air suci yang diambil dari tujuh mata air, yang bermakna mengangkat tujuh sifat air untuk manusia gadis-gadis Pule tersebut menarikan Tari Rendengan,” papar Anton.
Miliki Kampung Ceria

Anton menyebutkan selain memiliki tradisi Rendengan, Desa Pule juga ada destinasi wisata yang dikenal dengan nama Kampung Ceria Pule.

“Kampung Ceria Pule menjadi objek wisata yang menyediakan beragam wahana untuk bersantai dan beristirahat,” tutur Anton.

Beberapa fasilitas di kampung cerita berupa kolam renang bagi anak-anak, taman, fasilitas olahraga, hingga gazebo. Dari kerja keras warga itu, Kampung Ceria Pule pernah masuk nominasi pada ajang Anugerah Pesona Indonesia (API) ke-5 Tahun 2020 untuk kategori Destinasi Baru Terpopuler.

Jadi Sarana Promosi Potensi Desa
Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga, Anang Sulistijono menyatakan pagelaran festival budaya Rendengan yang rutin digelar setiap tahun di desa dapat menjadi sarana potensi desa. Tak hanya itu, Festival Budaya Rendengan dapat menjadi tempat bagi pecinta budaya untuk membantu Pemkab Madiun menjadikan Kabupaten Madiun sebagai destinasi wisata.

“Festival Budaya Rendengan yang digelar di Pemerintah Desa Pule setiap tahunnya sebagai bukti nyata dapat mempromosikan potensi desa. Apalagi acaranya dikemas dalam bentuk festival budaya sehingga menarik banyak orang untuk datang,” ungkap Anang.

Untuk itu, Anang mengharapkan Desa Pule dapat menjadi percontohan bagi desa lain agar terus mengembangkan potensi desa dengan pendekatan budaya. Dengan demikian, kegiatan itu dapat memberikan multiefekplayer keseluruh warga hingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat setempat.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *