Kota Madiun Terendah Inflasinya di Jawa Timur

TERIMA PENGHARGAAN—Wali Kota Madiun, Maidi menerima penghargaan sebagai kota terendah inflasinya se Jawa Timur dari Harian Surya atau Tribun Jatim di Dyandra Convention Center, Surabaya, Kamis (9/11/2023) lalu. Penghargaan itu diserahkan langsung oleh News Director Tribun Network, Feby Mahendra Putra

Beritatrends, Madiun – Kota Madiun dinobatkan sebagai kota terendah angka inflasinya di Jawa Timur. Penghargaan itu diberikan kepada Kota Madiun oleh Harian Surya atau Tribun Jatim Network pada perayaan HUT ke-34 Harian Surya di Dyandra Convention Center, Surabaya, Kamis (9/11/2023) lalu.

Wali Kota Madiun, Maidi menyatakan penghargaan itu diraih Kota Madiun berdasarkan penilaian data terukur dalam enam lembaga yakni BPS, Biro Perekonomian Prov Jatim, Bank Indonesia, Badan Pangan Nasional, Dinkes Prov Jatim dan BKKBN.

“Saya sendiri yang menerima piagam dan piala penghargaan tersebut. Saya percaya penghargaan itu pun bukan kaleng-kaleng. Yang saya dengar dari panitia saat acara, penilaian berdasarkan data terukur dari enam lembaga. Yakni, Badan Pusat Statistik (BPS), Biro Perekonomian Provinsi Jawa Timur, Bank Indonesia (BI), Badan Pangan Nasional, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, dan BKKBN. Tak heran, daerah yang mendapatkan penghargaan benar-benar sesuai dengan kondisi riil di lapangan,” kata Maidi, Senin (13/11/2023).

Menurut Maidi, inflasi saat ini memang penting untuk selalu dijaga. Namun jangan terlalu tinggi dan juga jangan sampai terjadi deflasi. Pasalnya bila inflasi tinggi maka daya beli masyarakat turun karena harga-harga yang tinggi.

Namun sebaliknya, bila deflasi maka pedagang hingga petani bisa menjerit kalau harga produk terlalu murah. Untuk itu bila terjadi inflasi maka tidak boleh tinggi.

“Inflasi menunjukkan adanya geliat perekonomian. Inflasi di kota kita memang cukup terkendali. Ada peningkatan tetapi tidak pernah lebih dari satu persen. Inflasi di kota kita tercatat mengalami peningkatan. Dari 0,10 persen pada Agustus lalu hingga 0,29 pada Oktober kemarin. Laju tertinggi sejauh ini. Dan saat ini Kota Madiun masih cukup aman,” ujar Maidi.

Baca Juga  Janggan Tempo Dulu Jadi Perwakilan Lomba Desa dan HKG di Kecamatan Poncol

Menurut Maidi,, untuk negara dengan perekonomian yang baik, laju inflasi masih dikatakan rendah tatkala berkisar antara dua sampai sampai empat persen per tahun. Laju inflasi dikatakan tinggi tatkala menyentuh tujuh sampai sepuluh persen dalam setahun.

Sementara itu saat ini, kata Maidi, Kota Madiun kita tak lebih dari itu. Kalau dipukul rata di angka 0,29 persen perbulan, maka ketemu 3,48 persen setahun. Artinya, laju inflasi Kota Madiun masih cukup rendah. Tak heran, kalau kemudian Kota Madiun dinobatkan sebagai kota dengan inflasi terendak di Jatim.

Ekonomi Kota Madiun Tumbuh Melejit
Maidi mengatakan laju inflasi ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi di Kota Madiun. Terlebih perekonomian di Kota Madiun terus tumbuh sejak 2021 lalu.
“Sempat anjlok hingga minus 3,39 persen pada 2020 karena dampak pandemi, ekonomi kota kita melejit 4,47 persen di tahun berikutnya,” tutur Maidi.

Maidi menyebutkan tren positif itu juga didukung dari capaian di berbagai bidang yang lain. Seperti pertumbuhan usaha kecil dan mikro (UKM). Hingga saat ini pelaku usaha kecil dan mikro yang melakukan pengurusan perizinan tercatat mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

“Setidaknya ada 4.420 perizinan baru di tahun ini. Data masih sangat mungkin bertambah. Sebab, ribuan itu hanya dari 1 Januari sampai 7 November kemarin. Itu merupakan pengajuan terbanyak di 4,5 tahun terakhir,” ujar Maidi.

Ia memaparkan pertumbuhan signifikan juga terlihat di 2022 lalu. Setidaknya, ada sebanyak 3.333 perizinan baru usaha kecil dan mikro. Sementara, untuk tiga tahun sebelumnya berturut-turut sebanyak 1.719 perizinan di 2021, 812 perizinan di 2020, dan 1.171 perizinan di 2019.

“Itu baru pertambahannya. Kalau ditotal sudah ada 11.704 usaha kecil dan mikro di kota kita ini. Data itu riil lantaran saat ini perizinan sudah menggunakan OSS atau online single Submission. Jadi kalau ada yang mengajukan penutupan perizinan data juga langsung terhapus di sistem. Untuk itu, data sebelas ribu lebih tersebut benar-benar badan usaha yang aktif,” ungkap Maidi.

Baca Juga  Safari Ramadhan ke Masjid Babul Khaerat Kassa Bumbung

Lewat hadirnya ribuan lebih usaha baru setiap tahunnya, lanjut Maidi menunjukkan Kota Madiun memang dinilai manis untuk tempat berusaha.

Apalagi seorang pengusaha tentu tidak sembarangan membuka tempat usaha dan sudah melakukan survei terlebih dahulu.
Bagi Maidi banyaknya usaha yang tumbuh dan investor berdatangan lantaran tidak terlepas dari berbagai pembangunan yang sudah dihadirkan. Berbagai perubahan tersebut terbukti berhasil menarik para wisatawan. Hadirnya wisatawan tersebut tentu menarik para pelaku usaha maupun investor untuk membuka atau mengembangkan usahanya di kota kita.

Hal itu pun juga sejalan dengan jumlah kedatangan wisatawan ke Kota Madiun. Dari jumlah hunian hotel, terjadi lonjakan dari 173.946 tamu hotel di sepanjang 2021 naik menjadi 345.136 tamu domestic dan 4.862 tamu luar negeri pada tahun 2022.
“Tren positif juga terlihat di 2023 ini.

Setidaknya, ada 244.025 tamu domestik dan 4.862 tamu luar negeri dari Januari hingga September lalu. Mereka memang memiliki beragam alasan saat mengunjungi kota kita. Ada yang murni berwisata, ada juga yang urusan pekerjaan. Biarpun begitu, kedatangan mereka tentu menggeliatkan perekonomian Kota Madiun,” demikian Maidi.

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *