Pelatihan Mengolah Tas Plastik di Desa Krembung RT 16 RW 07 Sidoarjo di Masa Pandemi

Peserta menunjukkan hasil karya pelatihan

Beritatrends, Sidoarjo – Pandemi membuat aktivitas di rumah menjadi lebih kompleks, dengan kecenderungan menghabiskan lebih banyak waktu di depan komputer dan handphone. Maka dari itu sesekali perlu dilakukan kegiatan konvensional yang membutuhkan keterampilan, tenaga dan waktu demi meningkatkan kemampuan hardskill. Terlebih lagi apabila kegiatan tersebut dapat membuat lingkungan kita menjadi lebih bersih dan indah.

Salah satunya seperti mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh prodi Desain Interior UPN Veteran Surabaya, pada tanggal 2 dan 7 Agustus ini. Pelatihan yang diselenggarakan di desa Krembung RT 16 RW 07 kab. Sidoarjo ini diikuti oleh 15 peserta yang dibagi menjadi 2 sesi dan tidak lebih dari 3 jam per sesinya. Hal ini dilakukan demi mengikuti anjuran prokes untuk membatasi kegiatan bersama di masa pandemi. Panitia pun menganjurkan peserta dan semua yang hadir untuk mengenakan masker dan selalu menggunakan hand sanitizer saat berkegiatan.

Pelatihan yang diselenggarakan bertemakan dekorasi kemerdekaan 17 Agustus ini bahan utamanya adalah tas plastik atau biasa kita sebut kresek. Selain bahan tersebut para peserta juga perlu membawa setrika, gunting dan alat tulis. Teknik yang digunakan disini adalah teknik pemanasan dan merangkai dengan kepangan. Bentuk yang dibuat peserta adalah bunga mawar besar dengan tambahan lampu di dalamnya, rantai kepangan dan bunga mawar kecil. Sebelumnya agar dapat mempersingkat waktu, panitia menyediakan video tutorial yang dapat dipelajari peserta sebelum pelatihan. Video tutorialnya dapat anda lihat di channel Ayu FirdaUchi dengan judul “tutorial mengolah tas plastik sebagai elemen dekoratif kemerdekaan”.

Pertama-tama di sana diperlihatkan bagaimana mengolah tas plastik dengan teknik pemanasan. Di mulai dari menggunting bagian ujung atas dan bawah, menumpuknya sebanyak minimal 4 lembar dengan dialasi kertas roti bagian atas dan bawahnya. Setelah itu mulai disetrika perlahan dengan suhu tinggi. Hal ini ternyata membuat peserta sedikit kesulitan “susah nempel ya mbak, harus lama nyetrikanya?” tanya Lintang, “kok mudah kisut ya mbak” tanya bu Kesi, hal ini dikarenakan suhu setrika yang terlalu rendah ataupun terlalu panas. Penting untuk dapat mengetahui juga jenis bahan dan suhu yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan, tentunya dengan banyaknya pengalaman. Namun tidak masalah karena bahan ini mudah ditambal dan disambung untuk mencapai ukuran yang diinginkan, meskipun menghasilkan tekstur yang kurang bagus.

Baca Juga  Upacara Peringatan HUT KORPRI ke 51 TA. 2022 di Lampung

Setelah semua bahan menyatu dengan baik peserta mulai menggunting kelopak sesuai ukuran. Kelopak tersebut lantas ditekuk bagian bawahnya untuk kemudian disetrika kembali dengan sedikit lama. Lalu angkat perlahan karena masih panas, dan dibalikkan untuk kemudian disetrika lagi bagian luarnya agar membentuk kelopak yang indah. Setelah itu rangkai semua kelopak dan masukkan lampu di tengahnya dan jadilah lampu hias berbentuk bunga mawar raksasa yang indah. “Bagus ya mbak, bisa buat hiasan di atas akuarium ku” kata bu Yanti, “ini ditambahi kelopak lagi tambah bagus ya mbak” sambungnya.

Disela-sela membuat lampu hias mawar tersebut karena waktunya sangat singkat, panitia memberi panduan bagi peserta anak-anak cara mengepang tas plastik. Pertama mengguntingnya menjadi beberapa, bagian lalu mengaitkan 3 bagian melingkar di jempol kaki sembari mengepangnya. Lalu mengaitkan lagi dengan bagian yang lain sehingga rantai kepangan menjadi panjang. Demikian juga kepada peserta lain di sisa waktunya setelah membuat lampu hias besar. “enak mbak nyantai bikinnya bisa sambil nonton drakor” kata Iin.

Pada bunga mawar kecil bahan yang dipakai adalah sisa kresek bagian gagangnya, dipilin dan disambung dengan gagang yang lain seperti membuat mawar dengan kertas panjang. Setelah itu bagian ujungnya di setrika, dan dengan cepat bagian besarnya di tekan ke ujung yang panas tersebut sehingga menempel dengan cukup kuat.

Sayangnya peserta kurang cukup waktu untuk mendapatkan semua pengalaman teknik pelatihan ini, karena keterbatasan situasi pandemi saat ini. Semoga ilmu yang dibagikan panitia dapat bermanfaat buat peserta dan pembaca, dan mari doakan agar pandemi covid 19 segera berlalu agar kita semua dapat bebas beraktifitas seperti sedia kala.

Baca Juga  Ketua Pujakesuma Rianto S.H, M.A.P Terima Juara Umum Etnis Jawa di PSBD Asahan Ke V

 

Pos terkait