Penyerangan Terhadap Rombongan Pendeta Gereja Sidang Jemaat Allah dan Pengrusakan Rumah Ibadah Terjadi Di Desa Elo

Ilustrasi penyerangan

Beritatrends, Tiakur Maluku Barat Daya – Di saat dunia internasional sedang memperingati Hari Toleransi Internasional 16 November 2021, kejadian yang mengoyak jiwa toleransi justru terjadi di Desa Elo, Kecamatan Mdona Hyera Kabupaten MBD.

Penyerangan dilakukan oleh massa yang menolak diadakannya kegiatan ibadah bersama oleh para Pendeta bersama jemaat lokal setempat.

Kejadian bermula saat rombongan Pendeta Gereja Sidang Jemaat Allah Wilayah Lemola, Mdona Hyera dan Babar yang berjumlah 25 orang, melakukan kunjungan dan akan beribadah bersama dengan jemaat GSJA Elo, usai melakukan Rapat Kerja Wilayah di Jemaat Crom Lelang.

Menurut saksi yang berada di tempat kejadian saat itu, sebelum ibadah bersama di mulai ketua pemuda Desa Elo mendatangi tempat Ibadah dan meminta agar kegiatan ibadah di hentikan.

Namun di saat Ketua Wilayah masih berbicara dengan Ketua Pemuda, massa mulai menyerang dengan melemparkan batu ke arah gereja sambil memukul tiang listrik.

Penyerangan terhadap Rombongan Pendeta dan Jemaat GSJA Elo tersebut menurut Pdt. Natan Yacobus mengakibatkan Pdt. Moses Ley mengalami cedera tangan akibat di pukul dengan tongkat kayu, dan seorang jemaat mengalami luka robek dibagian kepala akibat terkena lemparan batu.

Adanya korban pada penyerangan massa tersebut dibenarkan oleh Kapolsek Mdona Hyera IPDA Ever Keiwury saat di hubungi media ini, Rabu ( 17/11/2021).

“Memang benar terjadi penyerangan massa terhadap Rombongan Pendeta dan Jemaat GSJA Elo, dan terdapat dua korban,”ungkap IPDA Ever.

Lanjut Ever mengatakan, bahwa semua yang berhubungan dengan kejadian tersebut sudah dilaporkan langsung ke Polres MBD.

Ditempat terpisah Ketua BPD Gereja Sidang Jemaat Allah Daerah Maluku Pdt. Yanes. G. Tity melalui sambungan seluler mengatakan, keprihatinan terhadap kejadian tersebut.

“Kami menyayangkan kejadian seperti itu bisa terjadi, kami akan mendorong penuntasan melalui jalur hukum, sambil kami juga terus membangun komunikasi dengan organisasi aras gereja,” imbuhnya.

Keprihatinan yang sama di sampaikan oleh Penasihat Badan Pengurus Wilayah Lemola, Mdona Hyera dan Babar Pdt. Natan Yacobus.

“Sangat memprihatinkan kejadian seperti ini bisa terjadi di era seperti ini, kami mengharapkan aparat kepolisian dapat menuntaskan persoalan ini,”harapnya.

Sampai berita ini di muat telah terjadi penyerangan kedua (17/11/2021) oleh massa yang sama terhadap bangunan gereja yang dipimpin oleh Kepala Desa Elo dan Pendeta GPM Jemaat Elo.

Akibat penyerangan kedua, massa merusak pintu Gereja dan alat musik, massa juga melemparkan kursi gereja keluar halaman.

Saat ini TKP dalam pengawalan Anggota Polsek Mdona Hyera.

Pos terkait