Bersatu dan Bersama Menuju Perubahan Yang Lebih Baik dan Lebih Beradab Untuk Masa Depan

Ilustrasi sebuah perubahan karena perubahan yang paling kekal di dunia

Opini – Ibarat banjir bandang , semua orang sudah meneriakkan banjir.Tatspi tidak satu orang mengambil inisiatif untuk segera bertindak misalnya langsung mengangkat karung pasir untuk membendung banjir bandang itu, atau setidaknya untuk membelokkan arah dari air yang terus melantak pemukiman bersama yang sudah terancam tenggelam.

Begitulah gerakan sporadis kaum aktivis pergerakan yang sangat terkesan tidak sedikit diantaranya yang memimpikan people power. Sementara upaya untuk membangun kesadaran warga masyarakat untuk bersatu dan berhimpun nyaris tidak pernah dilakukan. Aksi massa kaum buruh yang dikelola oleh serikat buruh maupun partai buruh pun seperti sudah kehilangan momentumnya. Apalagi hendak memanfaatkan peluangnya yang baik bukan hanya sekedar untuk ikut Pemilu yang ditengarai tidak akan berlangsung jujur, bebas dan adil serta bermartabat mengedepankan etika, moral dan akhlak mulia manusia yang dianugerahi oleh Tuhan.

Partai buruh yang telah dideklarasikan kembali pada tahun 2022 silam, hingga kini terkesan tenang-tebang saja, seakan-akan negeri ini sedang baik-baik saja. Padahal di sana sini banyak orang sudah gerah dan berteriak, hingga seruan aksi mogok nasional yang diklaim akan dilakukan sepanjang bulan Desember bisa membuat gelombang badai yang mampu kembali menata harmoni kehidupan yang sudah kacau balau, telah memporak-porandakan berbangsa dan bernegara Indonesia.

Realitasnya toh, senada dan seirama dengan sejumlah aksi kaum pergerakan lain yang juga cenderung membangun dinasty kekuasaan sendiri, seakan-akan perubahan besar yang akan terjadi dapat dilakukan sendiri. Padahal, yang sesungguhnya yang terjadi adalah sekedar keasyikan dengan ide dan gagasan sendiri yang selalu hendak dipaksakan menjadi panutan bagi orang lain.

Di sektor media massa pun — mulai dari media cetak, audio visual dan audio tipe bahkan media berbasis internet pun asyik sendiri- sendiri, seakan sedang menikmati eforia dari keambrukan dominasi media mainstream yang sudah sekarat. Selebihnya media apapun yang ada, terkesan lebih dominan membangun pergunjingan atas dasar seleranya sendiri, tanpa lebih kreatif menawarkan alternatif model dari gerakan yang lebih taktis dan strategis bagi kaum pergerakan untuk melakukan percepatan perubahan seperti yang diharapkan rakyat banyak.

Baca Juga  Jalan Kampung Gedung Aji Mengeluarkan Bau Tak Sedap,Ini Ucapan Orang Tua Kadiskes Tuba

Karena itu untuk menuju perubahan yang lebih baik dan lebih beradab — tidak boleh membiarkan kondisi dan situasi yang sudah sangat mengkhawatirkan seperti sekarang ini terus berlarut-larut tanpa menentukan langkah yang pasti harus dilakukan pada hari ini — setidaknya segera membuat bingkai kebersamaan dan kesatuan sikap serta tindakan yang nyata yang lebih baik untuk dilakukan. Sebab pembiaran terhadap berbagai kericuhan dan kegaduhan hingga kepanikan yang muncul di berbagai sektor atau bidang kehidupan, bisa menimbulkan kepanikan rakyat membuat amuk yang tidak gampang untuk dikendalikan maupun diredakan hingga bisa menimbulkan banyak kerugian dan korban berjatuhan. Akibatnya, ketika amuk dan kemarahan rakyat terlanjur meledak, maka masalah akan semakin rumit untuk diselesaikan. Yang pasti, akibat terburuk dari keterlanjuran itu perlu dihadapi secara bersama-sama juga secar serempak, seperti hasrat untuk membangun konstruksi bangunan yang sudah keropos.

Karena itu alternatif terbaik, membangun dengan segenap komponen yang baru, karena yang sudah bobrok itu akan lebih berbahaya untuk dibiarkan menjadi bagian dari konstruksi bangunan yang baru. Sehingga segala bentuk yang lama akan lebih baik segera ditenggelamkan saja ke dalam bumi.

Dalam teorinya untuk membangun suatu konstruksi bangunan yang kokoh, diperlukan semua bahan bakunya yang serba segar dan baru. Ibarat onderdil mesin yang sudah usang, bila kembali ikut dipasang dalam satu rangkaian kerja mekanis suatu mesin, akan menjadi bagian penghambat dalam mekanisme kerja yang akan saling berkaitan antara yang satu dengan bagian yang lain.

Kecuali itu, untuk membangun suatu bangunan yang baik dengan seni arsitektur yang mampu membangkitkan gairah hidup yang baik, maka konstruksi bangunan baru yang hendak dibangun itu hanya dapat dilakukan secara lebih leluasa dengan merobohkan bangunan lama yang telah lapuk itu agar bisa didapat struktur dari bangunan yang megah dan kokoh tanpa abai pada nilai keindahan arsitektur dan nilai filosofisnya yang sakral agar tidak kembali dijadikan tempat perselingkuhan dan kejahatan yang memperdaya rakyat banyak hingga terus didera kemiskinan sepanjang hidupnya

Baca Juga  Bayak Menerima Keluhan Masarakat Babinkantibmas dan Babinsa Cek Lokasi Jalan Jebol di Indraloka Jaya.

Perselingkuhan dan pelecehan politik bagi rakyat telah mereka telusuri mulai sejak sumpah jabatan saat menerima amanah rakyat, sampai pada tatanan hukum dan peradilan yang acap diingkari tanpa rasa berdosa, apalagi pada hasrat melakukan tindak kejahatan — korupsi, kolusi dan nepotisme — jelas dan terang dilakukan tanpa rasa malu. Artinya, rasa berdosa bagi pejabat publik itu telah menjadi imun — kebal dan bebal — sehingga etika, moral dan akhlak dibiarkan jauh dari detak jantung dan hati nuraninya. Agaknya memang, mereka sudah tidak lagi percaya dengan adanya ajaran dan tuntunan yang dapat memberi ganjaran, azab.

Hasrat membangun dinasty dalam pemerintahan yang telah kita sepakati berbentuk republik, artinya jelas merupakan khianat terhadap tujuan berbangsa dan bernegara yang telah dikesepakatan seperti yang termuat dalam konstitusi kita, UUD 1945 maupun Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa.

Rumusan persatuan dalam kebersamaan yang dimaknai oleh bhineka tunggal Ika itu, dapat menjadi penakar dari nilai kebangsaan yang dipahami oleh setiap orang Indonesia. Karena diantara patriot bangsa yang sejati senantiasa ada pengkhianatan yang selalu dilakukan oleh mereka yang tetap bermental budak, yaitu sekelompok orang yang ingin mencari kenikmatan sendiri meski harus berada diatas penderitaan orang lain.

Dalam pola gerakan sejumlah aktivis pun, cukup dominan memiliki cara seperti itu. Sehingga hasrat untuk selalu di depan — memonopoli semua ide, gagasan serta pembicaraan — bisa disimak dengan baik dan jelas ada dalam setiap pertemuan, diskusi termasuk yang mereka sebut musyawarah. Karena itu, selama kesadaran untuk memahami hakekat persatuan sangat diperlukan untuk kebersamaan belum tumbuh, maka hasrat untuk suatu perubahan yang lebih baik tetap menjadi slogan kosong. Sebab upaya untuk merajut kesadaran untuk bersatu dalam satu gerak kebersamaan, menjadi pekerjaan nyata sepanjang perjuangan kaum pergerakan yang selalu diabaikan. Padahal, persatuan dan kebersamaan itu adalah anak kunci dari gerbang perubahan, atau yang sering disebut dalam bahasa ucap yang heroik, yaitu revolusi.

Baca Juga  Dandim 0808/Blitar Pimpin Peletakan Batu Pertama Pembangunan Masjid Al Ikhlas

 

Pos terkait