Gangguan Lalat dari Kandang Ternak Ayam PT. Ciomas Disebut Berkurang, Warga Selorejo Magetan : Malah Makin Banyak

Beritatrends, Magetan – Beberapa minggu belakangan, warga Desa Selorejo, Kawedanan, Magetan, resah dengan adanya gangguan lalat dari peternakan ayam milik PT. Ciomas.

Namun, menurut Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Magetan, Nur Haryani mengatakan, per hari ini populasi lalat di desa tersebut dikatakan telah banyak berkurang.

“Progress dari lapangan hari ini untuk monev PT. Ciomas. Dengan obat baru, lalat sudah berkurang banyak, baik di kandang dan di lingkungan. Ayam Pullet juga sudah keluar 15 ribu ekor kemarin, dan minggu ini 25 ribu. Semoga minggu depan bisa kosong kandang, pembersihan, dan desinfeksi total kandang,” tulisnya dalam pesan singkat melalui Whatsapp, Senin (05/02/2024).

Saat ditemui di ruang kerjanya, Nur mengamini bahwa telah mengecek kondisi kandang ayam PT. Ciomas bersama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat.

Menurutnya, gangguan lalat tidak hanya berasal dari PT. Ciomas, akan tetapi peternakan ayam yang lain juga dinilai ikut berkontribusi.

Selain itu, lanjut Nur, kondisi pasar ayam pullet saat ini sedang bermasalah, sehingga pendistribusiannya pun ikut tersendat yang membuat lalat masih terus menumpuk.

“Jadi memang dengan kapasitas ayam 50 ribu ekor dan kondisi pasar juga kondisi lalat saat ini luar biasa. Kemarin mereka sudah berjanji untuk mengganti alat pembasmi lalat,” sebutnya.

Meski demikian, pihaknya mengaku juga masih meneliti letak kesalahanan pengelolaan. Karena menurut Nur, dari segi pembasmi lalat dan pemasangan trap (penangkap) disebut telah sesuai.

Akan tetapi ia berkomitmen akan terus mendampingi dan mengawal adanya aduan dari masyarakat terkait gangguan ini. Pihaknya juga menyadari dampak yang luar biasa dari serangan lalat di sekitar lingkungan rumah.

“Mungkin nanti solusinya ketika ayam ini sudah keluar sudah bisa total untuk pengoptimalan pengendalian,” jelas Nur.

Baca Juga  Identitas Mayat Yang Tergeletak Dilereng Jurang Sendi Pacet Mojokerto Ternyata Karyawan Toko Gorden

Namun terpisah, Ketua Direktorat Lembaga Perlindungan Konsumen Nusantara (LPKN) Jatim, Gunadi, yang juga tinggal tidak jauh dari kandang ayam tersebut langsung membantah penilaian gangguan lalat yang disebut telah berkurang.

Ia menjelaskan, sejak lalat mulai mewabah, pihaknya sempat melakukan mediasi bersama pihak kecamatan dan perwakilan dari peternak ayam setempat.

“Dari situ ada kesepakatan bahwa PT. Ciomas akan segera mengatasi lalat itu dalam jangka waktu seminggu. Tapi ternyata sampai hari ini wabah lalat tidak berkurang, tapi malah semakin banyak, dan populasinya semakin meledak,” terang Gunadi.

Ia menambahkan, tak lama usai dilakukan mediasi, dinas terkait disebut juga telah mengecek kondisi di lapangan, akan tetapi hasilnya tetap nihil.

“Ketika realita di lapangan ternyata terbukti lalat tidak bisa teratasi itu tidak bisa terbantahkan. Mau mereka bilang kalau sudah diatasi tapi belum teratasi, nyatanya lalat malah semakin banyak,” ujarnya.

“Yang kami butuhkan bukan hanya perkataan sudah diatasi, yang kami butuhkan lalat terkendali dan bisa maksimal hasil di lapangan hingga memang tidak ada lalat,” tambah Gunadi.

Lantaran dirasa tak ada perubahan, Gunadi menegaskan akan melakukan aksi lanjutan bersama warga sekitar. Bahkan ia juga menuntut untuk dilakukan penutupan kandang.

“Kami sudah sampaikan ke pihak kecamatan dan media, apabila dalam jangka waktu seminggu PT. Ciomas tidak bisa mengatasi dampak lalat, maka akan kami lanjutkan ke Dinas Peternakan, Lingkungan Hidup, Perizinan, ataupun Dinas Kesehatan. Jika perlu akan kami sampaikan ke DPRD maupun Bupati,” tegasnya.

Di satu sisi, keresahan akan gangguan lalat juga turut dirasakan oleh Suwandi, karyawan yang bekerja di bengkel las Guna Tama Baja. Ia mengaku merasa terganggu dengan banyaknya lalat di sekitar tempat ia bekerja.

Baca Juga  Mobil BIS Terbalik Saat Suasana Arus Mudik

“Lalat ini sangat menganggu sekali terutama waktu mau istirahat, makan siang, atau sembahyang, Tidak nyaman harus sambil kipas-kipas. Ini sudah lama biasanya banyak setelah itu hilang, terus ada lagi seperti itu terus tidak ada solusinya,” kata Suwandi.

Tak hanya itu, dampak gangguan lalat pun juga dirasakan oleh pemilik usaha seperti salon dan penjual minuman sekitar kandang ayam. Mereka mengaku merasa dirugikan karena banyak pelanggan yang enggan mampir ketika mengetahui banyak lalat yang hinggap disana.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *