Mario Pembalap GP Moto 3 Kebanggaan Bangsa, Yang Turut Tampil di Madalika

Beritatrends, Magetan – Ungkapan dari Bupati Magetan Dr. Drs. Suprawoto, S.H.,M.Si yang di tujukan kepada Mario Suryo Aji, seorang Pembalap GP yang sekarang ini berlaga di kelas Moto 3 yang tidak lain merupakan pembalap kebangsaan Indonesia tepatnya berasal dari Kota Magetan Jawa Timur.

Mario

            Hari ini digelar MotoGP di Mandalika, sirkuit kebanggan bangsa di Lombok. Mario adalah anak Indonesia asal Magetan yang menjadi pembalap MotoGP. Magetan beruntung. Lahir seorang anak yang luar biasa. Tidak hanya prestasi di bidang olahraga yang luar biasa. Akan tetapi, menurut saya  prestasinya bisa ikut merubah cara pandang orang tua selama ini dalam merealisasikan cita-cita putra-putrinya. Yang biasanya, selalu menghindarkan sejauh mungkin resiko. Apalagi nyawa putra-putri tercintanya.

Akhir tahun 2018 saya mulai akrab dengan orang tua Mario Suryo Aji. Orang tua yang luar biasa. Seorang yang dulunya adalah juga pembalap. Yang mendidik putra-putrinya sesuai passion-nya. Tentu sedikit orang tua, apalagi orang Jawa yang punya pandangan demikian terbuka terhadap masa depan putra-putrinya.

Umumnya orang Jawa, apalagi wilayah Mataraman seperti Magetan. Pasti sebagian besar menginginkan anak-anaknya menjadi priyayi. Sebuah simbol status yang menjadi impian orang tua Jawa. Clifford Geertz dalam karyanya yang luar biasa “Abangan, Santri, Priyayi-dalam masyarakat Jawa” menguraikan posisi priyayi dalam masyarakat Jawa.

Dalam salah satu diskusi dengan informannya, priyayi menurut pandangan orang Jawa adalah orang yang mengerjakan pekerjaan halus (alus), yakni mereka yang bekerja di pemerintahan. Awalnya priyayi adalah keturunan atau darah bangsawan. Karena perkembangan jaman, priyayi bisa diperolah karena pekerjaan.

Dulu orang tuanya petani, pedagang namun karena pendidikan bisa masuk di bidang pemerintahan. Tentu pekerjaan yang halus dan kemudian mengikuti gaya hidup priyayi menjadi cita-cita bawah sadar kebanyakan masyarakat Jawa.

Kita masih ingatkan kudangan orang tua kita terhadap anak atau cucunya, “mbesok yen gedhe dadi apa? Yang kemudian dijawab sendiri. “Tak dongake mbesok dadi dokter, insinyur ya. Sekolah sing pinter,” demikian kekudangan orang Jawa pada umumnya. Ya dengan sekolah yang tinggi akan terjadi mobilitas vertikal. Perubahan status sosial, dari masyarakat biasa menjadi priyayi.

Sekolah tinggi menjadi sarana bagus. Jangan heran kalau orang Jawa umumnya akan ngudi kepada pendidikan putra-putrinya. “Luwih becik mangan sega aking, nanging anak-anake bisa sekolah,” menjadi pandangan hidupnya. Dan keberhasilan ngentaskan putra-putrinya menjadi priyayi menjadi tolok ukur keberhasilan orang tua dalam mendidik putra-putrinya.

Tidak mengherankan kalau setiap rekrutmen CPNS selalu diserbu peminat. Bahkan segala cara ditempuh. Kita bisa lihat, model rekrutmen CPNS saat ini yang sudah transparan dan tidak mungkin (kecil) ada permainan masih saja banyak masyarakat yang terpedaya. Dengan membayar uang puluhan bahkan ratusan juta dijanjikan menjadi CPNS masih saja juga banyak yang percaya.

Saya sungguh sangat kagum kepada ayah Mario, alm Mas Hartoto. Orang tua yang mempunyai cara pandang anti mainstream. Saya jadi ingat ketika beliau bertemu dengan saya kemudian terjadi diskusi. Maaf kalau saya bertemu sering berbahasa Jawa campur-campur.

“Mas panjenengan itu orang tua yang luar biasa. Menjungkirkan balikkan pandangan orang pada umumnya. Saja jujur tidak bisa berpikir seperti panjenengan dalam mendidik putra-putri panjenengan. Khususnya dalam mendidik Mario. Mulai kecil sudah panjenengan ikuti kemamuan anak. Belajar naik sepeda motor. Mulai kecil sudah mengikuti lomba!” demikian sepenggal dialog saya dengan ayah Mario.

Saya juga sampaikan, umumnya orang tua anaknya baru belajar naik sepeda saja selalu diingatkan agar hati-hati. Demikian juga ketika naik sepeda motor tak henti-hentinya dipelbagai kesempatan selalu mengingatkan. Ayah Mario demikian tatag putranya berlaga disetiap lomba.

Tentu, keberhasilan Mario sedikit banyak bisa merubah pandang mainstream orang tua dan anak muda. Anak hebat atau orang tua hebat tidak hanya bila anak menjadi dokter, insinyur, dan gelar lainnya. Kemudian menjadi priyayi. Profesi seperti pembalap kalau ditekuni akan membuahkan hasil yang juga luar biasa.

Keyakinan orang tua Mario membuahkan hasil. Salah satu putra terbaik Magetan yang sangat belia, juga Jawa Timur bahkan Indonesia telah membawa nama harum bangsa. Berlaga diajang balap motor tingkat dunia. Tentu prestasi ini bisa menginspirasi anak-anak muda Indonesia.

Anak muda Magetan juga telah ada yang mengikuti jejak Mario. Mohammad Adenanta saat ini masih berlaga di tingkat Asia. Dua tahun yang lalu saya sengaja menerima keduanya. Harapan saya, selain memberi semangat keduanya, juga mengharap anak-anak muda Magetan yang memiliki talenta, bisa mengikuti jejaknya. Contoh baik telah ada.

Akhir tahun kemarin Sirkuit Mandalika selesai dibangun. Dengan Panjang lintasan 4,32 kilometer ini dibangun di kawasan wisata kelas dunia Lombok. Tentu sirkuit ini menjadi salah satu tempat olahraga kebanggaan Indonesia. Sebuah tempat yang pasti akan menjadi ajang realisasi mimpi pembalap muda Indonesia.

Hari ini Minggu 20 Maret 2022 digelar MotoGP 2022 di Sirkuit Mandalika. Dan Mario akan ikut berlaga. Saya dan sebagian warga Magetan hadir untuk melihat langsung dan memberi support. Tentu juga Ibu Gubernur Jawa Timur beserta pejabat provinsi ikut hadir memberi dukungan. Semua hotel di Lombok penuh. Sampai rumah penduduk disiapkan untuk homestay. Hari Sabtu tanggal 19 Maret 2022 ketika dilakukan babak kualifikasi pariwisata di Lombok seakan berdenyut kembali. Jalan menuju Mandalika penuh mobil. Sampai terjadi kemacetan dan jalur dialihkan.

Pembangunan Sirkuit Mandalika salah satu maksudnya ingin lebih menggerakkan perekonomian khususnya pariwisata melalui olahraga terlihat menjadi kenyataan. Namun yang juga perlu dicatat, secara kebetulan juga pada saat yang sama pembalap muda Indonesia Mario sedang menanjak naik prestasinya. Apa tidak boleh kalau kemudian saya mengatakan pembangunan Sirkuit Mandalika sebenarnya juga untuk menyediakan tempat bagi Mario untuk menunjukkan prestasinya. Selamat bertanding Mario. Doa masyarakat Magetan selalu menyertaimu.

Pos terkait