Pemkab. Magetan Rakor Pengendalian Inflasi

Kemendagri Kembali Gelar Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah

Beritatrends, Magetan – Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) kembali menggelar rapat koordinasi mingguan terkait pengendalian inflasi daerah. Rapat tersebut dilaksanakan secara daring bersama Kepala Daerah, baik Gubernur, Bupati, dan Walikota se-Indonesia, Senin (21/11/2022).

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), dari 90 kota yang disurvei, Singkawang, Kalimantan Barat, menjadi kota tertinggi yang mengalami inflasi. Sedangkan 61 kota mengalami deflasi, dimana di Jawa, Kota Cilegon masuk dalam kategori baik.

Dalam rakor tersebut, Mendagri, Tito Karnavian, juga membahas tentang perkembangan, kendala, dan intervensi yang telah dilakukan, baik oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah terkait pengendalian inflasi. Intervensi juga disampaikan langsung oleh Badan Pangan Nasional, Kementerian Pertanian, dan Kementerian Perdagangan.

Mendagri juga menyampaikan bahwa dalam rangka pengendalian inflasi, pemerintah daerah perlu melakukan langkah strategis. “Seperti pemantauan harga stok setiap hari, pengadaan Rapat Teknis Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), menjaga pasokan bahan pokok, mencanangkan gerakan menanam cepat panen, melakukan operasi pasar murah bersama dinas terkait, sidak pasar terutama menghimbau distributor agar tidak menimbun barang, dan koordinasi antar daerah penghasil komoditi, serta merealisasikan Belanja Tidak Terduga (BTT),” tegas Mendagri.

Terakhir, Mendagri juga menekankan terkait masalah bansos. “Anggaran bansos dapat digunakan untuk membantu masyarakat yang terdampak inflasi di daerah masing-masing. Karena bansos merupakan salah satu instrumen untuk membantu masyarakat yang kesulitan, misalnya melalui dana desa,” jelas Mendagri.

Seperti halnya dengan Pemerintah Kabupaten Magetan, Bupati beserta perwakilan anggota Forkopimda dan OPD terkait, turut hadir dalam rakor tersebut di Ruang Jamuan Pendapa Surya Graha.

Berdasarkan keterangan dari Bupati Magetan, Suprawoto, bahwa berdasarkan survei, Kabupaten Magetan cenderung mengalami deflasi. Namun, pemerintah tetap akan terus memantau pergerakan harga sesuai dengan arahan pemerintah pusat. “Kalau nanti terjadi inflasi dan perlu intervensi, juga tetap harus kita lakukan, misalnya dengan operasi pasar,” tambahnya.

Baca Juga  Tak Ada Pilihan, Warga Tanjung Bintang Terpaksa Melewati Jalan Utama Yang Rusak Parah

Bupati juga mengaku bahwa sekarang ini tidak khawatir terhadap inflasi. Menurutnya, komoditas yang paling rentan saat ini adalah beras. “Alhamdulillah kita produsen beras. Magetan tidak khawatir karena sekarang masuk musim panen. Berdasarkan informasi dari Kepala Bulog, sudah banyak gabah yang masuk dan diproses di Pabrik Modern Rice Milling Plant di Kecamatan Maospati,” tutup Bupati.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *