Ini Langkah DTPHPKP Magetan Untuk Mewujudkan “Magetan Bangkit dan Tumbuh”

Kepala Dinas DTPHPKP Uswatun Khasanah, Kebun Refugia Magetan, salah satu Pruduk DTPHPKP

Beritatrends, Magetan – Puji syukur ke hadirat Allah Subhanallahu Wa Taala, karena atas ridho-Nya, Dinas Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan dan Ketahanan Pangan (DTPHPKP) Kabupaten Magetan Jawa Timur berupaya memberikan informasi-informasi terkait dunia pertanian dan pangan melalui media Sosial, Media Cetak, Media Online maupun media Elektronik.

Hal ini selaras dengan Visi Misi Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Magetan SMART merupakan kepanjangan dari Sehat, Maju, Agamis, Ramah dan Terampil yang merepresentasikan karakteristik masyarakat dan Sumber Daya Manusia (SDM) saat ini, yang tertuang dalam Nawa Bhakti Satya di Bidang Pertanian dan Ketahanan Pangan yaitu Bupati Magetan menjabarkan visi misinya dalam membangun Kabupaten Magetan serta menjadikan Pertanian sebagai pengungkit berbagai sector lain di Magetan. Pihaknya juga memaparkan bahwa pertanian menjadi gerbong penggerak dalam mengembangkan sector perkebunan, peternakan, serta perdagangan industry di Kabupaten Magetan, maka pelayanan publik baik berupa informasi, program, maupun layanan diharapkan dapat disajikan ke publik secara Cepat, Efektif, Tanggap, Transparan, dan Responsif.

Media informasi dan komunikasi ini diharapkan dapat meningkatkan implementasi Kabupaten Magetan dalam upaya “Memajukan Sektor Pertanian, Peternakan, Perikanan, Kehutanan, Perkebunan Berbasis Kerakyatan”.

Kepala Dinas DTPHPKP Uswatun Khasanah menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak khususnya masyarakat pertanian Kabupaten Magetan atas peran serta dan kontribusinya. masukan dan saran untuk penyempurnaan dan peningkatan Informasi di media ini sangat dinantikan dan perhatikan.

Lanjut Anna panggilan akrab Uswatun Khasanah, setelah satu tahun lebih hidup kita jungkir balik akibat pandemi Covid-19, kini pemerintah pusat maupun daerah kembali mengeluarkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat berbasis mikro (PPKM Mikro). Saat ini kita menjalani PPKM Mikro ditengah bombardir informasi tentang peningkatan kasus, disinyalir akibat peningkatan mobilitas kerumunan libur. Sebagian masyarakat berlomba mengejar vaksin, sebagian sudah keburu kehabisan waktunya di dunia – dimana sebagian dari kita pun harus menderita kehilangan di lingkaran terdekat.

Apa yang bisa kita lakukan dalam situasi ini? Sesuai program Bupati Magetan mengatakan “Magetan Bangkit dan Tumbuh” kami dari Dinas TPHPKP Kabupaten Magetan, mempunyai beberapa strategi yang dilaksanakan, pertama untuk meningkatkan produksi atau produktivitas dari tanaman pertanian, kemudian yang kedua untuk mengurangi kehilangan hasil dari komunikasi yang ada.

“Jadi untuk tanaman padi kita ada sistim Legowo yang kita harapkan bisa meningkatkan hasil produksi padi, kemudian mengurangi kehilangan hasil dari akibat penyerangan hama penyakit tanaman, karena DTPHPKP mempunyai Tim Reaksi Cepat, dimana misalkan ada serangan wereng kemudian Tim atau kelompok itu langsung melalui Whatsapp kemudian petugas lapangan melanjutkan Dinas sehingga besoknya ada tim reaksi cepat untuk melakukan gerakan serta penanggulangan hama tersebut sehingga tidak menyebar lehih luas ke tanaman padi yang lainya,”papar Anna.

Di Magetan tanaman ubi jalar cukup luas pada saat panen raya dan tertentu itu harganya terlalu rendah, sehingga kita dari dinas bersama dengan kelompok mencoba menginisiasi sehingga kita bekerjasama dengan ekspor impor.

“Dengan harapkan ada kepastian harga. Diupayakan harga ubi jalar ini bisa stabil sehingga akan meningkatkan kesejahteraan dari petani tersebut,”terang Anna.

Ditambahkan Anna, di bidang perkebunan yang pertama untuk tanaman tembakau, tanaman tembakau ini Magetan punya kualitas lokal yaitu Rejepara, kemudian untuk saat ini untuk tanaman tembakau di daerah Plaosan, Kabupaten Magetan sudah melakukan uji moteloka bekerja sama dengan balitas, sehingga nanti diharapkan ada kualitas lokal yang akan muncul yang merupakan branding dari Kabupaten Magetan.

“Dengan adanya branding tersebut dipasaran akan memperoleh harga yang bagus, sehingga akan meningkatkan kesejahteraan dari petani itu sendiri,”harapnya.
Sedangkan untuk tanaman horti yang lain seperti sayur-sayuran DTHPKP merintis untuk mendapatkan juga, karena ada bawang putih asli Plaosan Magetan itu cukup bagus sehingga nanti ada ciri khas tanaman bawang putih dari Kabupaten Magetan.

“Kemudian untuk perkebunan seperti kopi ini sudah mulai muncul pengolahan kopi yang khas dari Kabupaten Magetan, ada kopi Sarangan, Kopi Gunung Tambal dan lain-lainnya. DTPHPKP ingin memajukan kelompok-kelompok petani tersebut, bagaimana pengolahan pasca panennya sehingga menentukan cita rasanya yang khas dari masing-masing. Jadi beberapa hal itu yang terus DTPHPKP lakukan untuk mendorong petani tersebut,”ucap Anna.

Lalu dibidang sarana dan prasarana, DTPHPKP terus melakukan untuk rehabilitasi jaringan irigasi sehingga sawah yang mengairi ini bisa lebih banyak lagi, kemudian ada embung juga, sehingga saat panen air pada saat musim hujan bisa dimanfaatkan untuk pengairan pada saat dibutuhkan atau pada musim kemarau tiba.

“DTPHPKP juga menyediakan benih unggul padi dari UPTD kita juga menyediakan benih unggul sehingga saat petani menanam ini selalu menggunakan benih yang unggul dan bersertifikat,”jelasnya.

Sudah 2 tahun kemarin DTPHPKP membuka Kebun Refugia Magetan, ini dalam rangka untuk mendukung Pariwisata terutama Sarangan dan kemudian juga menjadi etalase produk di kabupaten Magetan.

Kedepannya DTPHPKP punya miniatur kebun buah Srogo disana ada sekitar 17 buah-buahan yang nanti menjadi contoh komunikasi buah-buahan yang ada di Kabupaten Magetan. Dan ini yang diharapkan bisa berintegras dengan kampong-kampung buah.

“DTPHPKP sudah inisiasi sejak awal. Jadi semisal nanti sudah ada zonasi buah, nanti misalnya di daerah kelengkeng dimana ini menjadi integrasi kebun-buah srogo, nanti ada yang mau petik misalkan durian atau alpokat kita arahkan, arahnya kemana tempat kampong buat tersebut,”ujarnya.

Dan DTPHPKP punya binaan kelompok tani dikampung buah daerah tertentu. Kemudian kita juga ada binaan wanita tani juga binaan P2L maupun yang sudah ditindak lanjuti. “Jadi itu yang sudah dilakukan oleh Dinas Ketahanan Pangan Perkebunan dan wanita,”terangnya.

“Langkah pertama tadi ada P2L untuk menunjukan penanggulangan stunting, karena dengan pembentukan gizi dan untuk meningkatkan ketahanan pangan keluarga, kemudian juga untuk ubi jalar yang kita sampaikan sudah memberikan contoh untuk ubi jalar yang ada di Kabupaten Magetan kalau nanti permintaannya terus meningkat berarti petani ubi jalar yang harga jatuh itu sampai dibawah Rp.1.000,” nant harga bisa stabil, kesejahteraan dari petani ubi jalar dapat ditingkatkan,”pungkas Uswatu Khasanah.

Pos terkait