Rakor Satgas Pengendali Kebakaran Hutan dan Lahan di Kabupaten Magetan

Rakor Satgas Pengendali Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Kabupaten Magetan yang diselenggarakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBB), bertempat di Pendopo Surya Graha Jalan Basuki Rahmai Magetan, Selasa, (31/8/2022).

Beritatrends, Magetan – Wakil Bupati Magetan Hj. Nanik Endang Rusminiarti, MPd membuka Rapat Koordinasi (Rakor) Satgas Pengendali Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Kabupaten Magetan yang diselenggarakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBB), bertempat di Pendopo Surya Graha Jalan Basuki Rahmai Magetan, Selasa, (31/8/2022).

Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari Rapat Koordinasi Karhutla Tingkat Nasional yang dilaksanakan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada tanggal 21 Maret 2022 di Jakarta. Rakor ini sekaligus sebagai upaya antisipasi dan kesiapsiagaan dalam menghadapi karhutla di wilayah Kabupaten Magetan Jawa Timur Tahun 2022.
Tujuan Rakor ini mengingatkan kembali komitmen bersama untuk mewujudkan Magetan tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan, serta persiapan program-program strategi pencegahan, kesiapsiagaan dan penanganan darurat karhutla tahun 2022.

Administratur KPH Lawu DS Ir. Loesi Triana saat diwawancarai mengatakan, dengan terbentuknya Satgas Pengendali Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Kabupaten Magetan sebenarnya merupakan jalur koordinasi yang lebih luas karena seperti yang kami sampaikan tadi, bahwa kami tidak bisa bekerja sendiri dengan keterbatasan jumlah SDM yang ada, sementara luas wilayah kami lebih dari 5.704 Hektar kalau terjadi kebakaran kami tidak mungkin menangani sendiri, kami tetap membutuhkan koordinasi kepada dinas terkait walaupun dari masyarakat sekitar hutan maupun masyarakat yang memang perduli kepada posisi untuk pemadaman kebakaran itu sendiri.

“Antisipasi kedepan setiap kali menjelang musim kemarau, kami bersama temen-temen pertama jelas melakukan sosialisasi terkait dengan kahutla, kemudian juga melakukan antisipasi untuk sekat bakat,”trang Loesi.

Baca Juga  Penguatan Kompetensi Pejabat Baru, Wakapolda Sumut : Bangun soliditas Internal dan eksternal serta Lakukan Manajemen Media

Jadi temen-temen setiap tahun menjelang musim kemarau pasti melakukan sekat bakat, jika sampai terjadi itu minimal diawal sudah ada bantuan sekat bakat untuk tidak sampai meluas terjadinya kebakaran itu sendiri.

Saat dimintai keterangan terkait bibit tanaman yang berupa biji-bijian pihaknya menjelaskan nanti koordinasi dengan LMDH, bibit bisa dari kami yang menyiapkan.

“Bibit biji nanti teman teman LMDH yang membuat pengepakan, mungkin berapa biji dalam satu plastik yang itu nanti kita berikan kepada para pendaki Puncak Lawu sehingga setiap kali dia mendaki mereka melakukan penaburan benih itu yang pertama atau kalau tidak kita melakukan kegiatan penaburan bersama dengan temen LMDH ataupun masyarakat yang memang perduli untuk melakukan penghijauan di Puncak Lawu,”ujarnya.

Ditempat yang sama Kepala BPBD Ari Budi mengatakan, namanya penanggulangan bencana khususnya kebakaran lahan dan hutan itu memerlukan koordinasi dengan Pemerintah, pihak swasta, petani, BPBD, seluruh Camat maupun Lurah semuanya untuk mencapai kesepakatan.

Kita sebenarnya dari kemarin sudah mulai Road Show untuk sosialisasi, saat ini di lima Kecamatan dan 28 Desa yang kita lakukan Road Show sosialisasi pencegahan dan penanggulangan bencana kebakaran hutan ini dari segi dampak hukumnya dan sebagainya kita sangkutkan selesai dan kita juga sudah memasang sebagian rambu-rambu peringatan dan sebagainya rambu-rambu evaluasi, dan juga membuat penyekat antara kebakaran itu jangan sampai menjalar.

“Sedangkan titik kemungkinan terjadinya kebakaran, sepanjang Gunung Bancak seperti Lembeyan, Parang, Poncol, Panekan dan Ngariboyo sebagian kecil Kawedanan yang ada di Gunung Bancak itu karena apa? karena kebanyakan lahannya masyarakat yang di tanami jati. ketika musim kemarau itu di bakar tidak ditunggu akhirnya menjalar ke pemukiman. Kalau lahan tebu itu tidak spesifik karena kalau penangkalan tebu ini biasanya dibakar sampahnya atau daun-daun yang kering tapi ada juga sebagian tidak di tunggu akhirnya pemadam kebakaran melakukan pemadaman tapi jarang sekali terjadi,”pungkas Ari Budi.

Pos terkait