Ustadz Ponpes Ukhuwwah Islamiyah (PPUI)di Mojokerto Membantah ada Penangkapan Tokoh Sentral Khilafatul Muslimin

 Ustad Ponpes Ukhuwwah Islamiyah (PPUI)Muhammad Nur Salim(ft: kanan)

Beritatrends,Mojokerto-Setelah tokoh sentral Khilafatul Muslimin berinisial AS, yang ditangkap petugas dari Polda Metro Jaya pada hari Senin pukul 00:30 dini hari (13/6)dan diduga AS menjadi pengasuh Utama Pondok Pesantren Ukhuwwah Islamiyah (PPUI) yang berlokasi di dusun Pandarejo, Desa Simbaringin, Kecamatan Kuterejo, Kabupaten Mojokerto,Jawa Timur.

Dari pantauan dilapangan aktifitas ponpes berjalan seperti biasa.Ponpes tersebut mempunyai santri 24 anak yang rata-rata umur 6-9 tahun.Para santri wajib hafal AlQur’an minimal 9 jus.

Ustadz Ponpes Muhammad Muhammad Nur Salim(25) menjelaskan,pas habis sholat subuh ada intel dari polsek yang menanyakan terkait penangkapan pimpinan utama Ponpes Khilafatul Muslimin.

“Pak yoyok nanyain hal yang sama,pak ustad gimana katanya semalam saya baca di detik.com ada penangkapan disini..?Saya bilang gak ada penangkapan disini semalam yang ronda empat orang disini tidak ada, sampai pagi mereka tidak tidur juga tidak ada,saya bilang ke Intel polsek kalau pingin tanya ketetangga atau orang depan dan orang sebelah bener-bener tidak ada kejadian disini.Makanya kita normal saja disini kita belajar seperti biasanya.”jelas Ustad Nur Salim,Senin(13/6/2022).

Lebih lanjut Ustad Nur Salim membeberkan,bahwa Dia mendapat amanah mengasuh Ponpes Ukhuwwah Islamiyah (PPUI).Pimpinan utamanya di Lampung,”Pondok seperti ini di Mojokerto cuma satu ini.Nur Salim membantah dan kurang tau siapa yang ditangkap.”Kita bilang nama jelasnya tidak tau,masak kita main tebak-tebakan kita gak tau masak kita bilang tau,kalau pimpinan kita pak Alif atau istad Alif.Kita baru setahun disini,pindahan dari Lampung,karena sebelumnya ustadnya pengasuh disini meninggal diganti oleh ustad Muhajir,belum lama ustad muhajir diganti dipindah ke Lampung.”ungkapnya.

Sementara itu warga desa setempat,yang rumahnya berdekatan dengan Ponpes Khilafatul Muslimin Mujiono(43) mengatakan,”sepengetahuan saya selaku masyarakat disini,juga kebetulan dekat sama pondok ya terus terang saja, benar-benar tertutup dan gak mau dikasih kepada orang lain.Jadi selama ini benar-benar tertutup,dan orangnyapun gak perna konsulitasi terhadap orang lain terutama RT,RW ,kepala Desa dan seterusnya.

Baca Juga  Peringati Bulan Bahasa Pesan Bupati Profesi Apapun Akan Memberikan Masa Depan Yang Baik Bagi Anak-Anak

“Saya orang desa dan kebetulan saya lembaga desa,dan saya sudah konsultasi dengan Kades desa,selama ini memang gak ada sepucuk surat pun ke desa untuk ijin,sampai 10 tahun ini, selama itu tidak ada komunikasi dengan desa.”ucapnya.

Masih kata Mujiono,tidak ada gesekan dengan masyarakat,paham mereka yang gak disepakati oleh masyarakat,apalagi akhir-akhir ini sudah diketahui bahwa bapak Abdul Qodir Albaraja tertankap, itulalah mula mula masyarakat taunya seperti itu.Aktifitas mereka ya lajimnya seperti pondok.

“Kalau penangkapan saya kurang tau itu hak dari yang berwajib di sono, dalam hal ini Polda Metro kerja sama dengan polda Jatim,”kata Mujiono.

Diberitakan sebelumya bahwa diduga pimpinan utama Ponpes Khilafatul Muslimin di desa Simbaringin,Kecamatan Kutorejo, Kabupaten Mojokerto berinisial AS ditangkap di Mojokerto oleh Ditreskrimum Polda Metro Jaya. AS(74) merupakan tokoh sentral Khilafatul Muslimin dan menjabat sebagi Menteri Pindidikan di Khilafatul Muslimin tersebut.

Pos terkait