Hari Jantung Sedunia : Penyakit Jantung Jangan Dianggap Sepele, Begini Penjelasannya

RSUD dr. Sayidiman memperingati Hari Jantung Sedunia dengan Senam Bersama 

Beritatrends, Magetan – Penyakit jantung masih menjadi penyebab utama kematian di Indonesia. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 dan 2018 yang lalu menunjukan tren peningkatan penyakit jantung yakni 0,5% pada 2013 menjadi 1,5% pada 2018.

Pengobatan penyakit jantung juga tidaklah murah. Bahkan penyakit jantung ini menjadi beban biaya terbesar. Berdasarkan data BPJS Kesehatan pada 2021 kemarin pembiayaan kesehatan terbesar adalah untuk penyakit jantung yakni sebesar Rp7,7 triliun.

Beberapa tahun belakangan ini memang ada peningkatan penyakit jantung, khususnya Penyakit Jantung Koroner (PJK) yang berlangsung demikian dramatis.

Jika di masa lalu, penyakit jantung identik dengan kalangan lanjut usia atau di atas 50 tahun, kini orang muda usia 30 tahun, meninggal akibat serangan jantung.

Jangan pernah menganggap sepele gejala penyakit Jantung. Jika mengalami dan mampu mengenali gejala, maka segeralah melakukan pemeriksaan kesehatan jantung

Pada setiap tanggal 29 September diperingati sebagai Hari Jantung Sedunia. Diperingatinya Hari Jantung Sedunia ini merupakan salah satu bentuk dan cara untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pencegahan penyakit jantung dan pembuluh darah.

Tingginya kasus penyakit jantung ini, juga harus diiringi dengan pengingkatan kualitas tenaga medisnya.

Dr M. Ali Tri Hartanto SP Jantung RSUD Sayidiman Magetan selaku ketua panitia mengatakan, kegiatan pagi ini adalah dalam rangka untuk memperingati hari jantung sedunia, yang diinisiasi oleh perhimpunan dokter spesialis populer Indonesia, dilakukan secara serentak karena hari ini acara puncaknya.

Sebenarnya peringatannya setiap tanggal 29, tapi untuk peringatan puncak kita lakukan hari ini di hari Minggu (2 Oktober 2022), tujuannya di Magetan kita membentuk komunitas jantung dimana nanti apabila sudah terbentuk, kita bisa untuk mengajak peranserta masyarakat, dalam menjaga kesehatan jantungnya dengan pemeriksaan secara rutin, pemeriksaan rekam jantung, kondisi pasien yang sedang mengalami indikasi kelainan jantung nanti bisa kita arahkan untuk memeriksa, baik itu periksa kedokter, ke poliklinik, ke puskesmas, atau rumah sakit.

Selain itu bila ada tindakan lanjutan yang mana habis ini belum bisa kita lakukan, nanti akan kita rujuk melalui fasilitas yang ada, untuk di jantung sendiri sudah ada Yayasan Jantung Indonesia, yang mana sudah terbuka sejak dulu, hanya saja di Magetan ini belum ada, nanti mungkin akan kita aktifkan, biar nanti ada fasilitas buat masyarakat yang misalkan membutuhkan bantuan, nanti bisa bekerja sama dengan Yayasan Jantung Indonesia.

Misalkan sudah secara rutin memberikan bantuan dalam hal operasi beda jantung, baik di Jakarta maupun Surabaya, untuk pesertanya untuk umum, baik peserta dari pasien-pasien yang berobat maupun dari masyarakat umum.

“Nanti bisa membentuk komunitas bersama, tujuan komunitas adalah pasien-pasien yang sudah berobat sudah mulai stabil untuk mulai melakukan kegiatan-kegiatan, sehingga di harapkan tetap menjaga kesehatan, di Magetan sendiri untuk peserta mencapai kurang lebih 300 peserta,”pungkas M. Ali Tri.

Pos terkait