Beritatrends, Landak – Terkait kisruh di Perkebunan PT Condong Garut yang terletak di Desa Ngarak, Kecamatan Mandor, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat, Rabu (22/05/2024) Maman selaku perwakilan masyarakat angkat bicara.
Selaku perwakilan masyarakat yang mewakili 14 orang, dengan jumlah lahan sekitar 50 hektar, yang menurut pengakuan Maman bahwa lahan kemitraan yang diikatkan Kontrak Pengelolaan saling menguntungkan antara masyarakat dengan PT Condong Garut, yang saat empat tahun terakhir memang tidak beraktifitas bahkan menelantarkan.
“Sehingga kami yang merasa punya hak, terhadap objek tanah kemitraan itu, berani merawat lahan terlantar, Namun setelah empat tahun , perusahaan Condong Garut datang lagi mengclaim dan menyatakan bahwa akan beraktifitas kembali,” jelas Maman.
Lebih lanjut, Padahal kalaupun boleh beraktifitas, harusnya mematuhi surat Bupati Landak Nomor 525/656/Disbun/2020, yang memerintahkan 9 poin catatan, kepada perusahaan PT Condong Garut, yang paling mendasar berbunyi.
Poin ke lima , Langkah yang di lakukan oleh masyarakat desa Ngarak, merupakan hal yang wajar dan dapat kami maklumi merupakan hak pribadi pemilik lahan, terkecuali di kemudian hari PT Condong Garut mau serius membangun kebun kembali, perusahaan dipersioahkan bernegosiasi dengan masyarakat pemilik lahan, untuk membuat perjanjian baru, biarkan masyarakat yang menilai, apakah perjanjian kerja sama akan di lanjutkan atau tidak, Karena keputusan terahir ada pada masyarakat.
“Jadi inilah dasar kami meminta tanggungjawab management PT Condong Garut, ya itu tadi surat bupati, Kata maman di minta tanggapannya, pengacara Masyarakat, melalui resume sanggahan tertulisnya, mengatakan, bahwa fihak liter, siap mengarahkan dan mendampingi dalam hal berlanjut di ranah hukum, tertanda Hendri Zulkifli,SH,CS,” ucapnya.
Dan menurut Evigo jermi, orang yang tepat untuk penengah , dalam hal kisruh perseteruan ini, adalah ,dr Karolin Margret Natasa, ya , beliau yang dulu nya memfasilitasi,saat tahun 2020,0yang lalu, tutup Evigo.
