Solusi Permasalahan Kesehatan di Indonesi Melalui Penggunaan Zakat 300 Triliun  

 

Penulis : Ghiyast Kanaesa , Ferdi , Ilfri Aditiya , Eldo Prasetio , Jessika Ken , Fifia Anggraini 

 

PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN

AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

2025/2026

Abstract

Beritatrends,Bangka Bilitung – This article examines health issues in Indonesia, including public health indicators, international rankings, and underlying causes such as limited infrastructure, shortage of health workers, limited funding, and low health education and awareness. Through a case study of 300 trillion rupiah in zakat (alms), this article proposes an innovative solution to improve public health well-being. This approach involves utilizing zakat to build health facilities, increase medical personnel, support funding, and provide health education. The analysis shows that zakat can be an effective instrument for achieving sustainable development in the health sector, with high potential for realization if managed professionally. Keywords: Indonesian health, zakat, health infrastructure, medical personnel, health education.

Keywords: Public health, 300 trillion rupiah in zakat, health infrastructure, health funding, health education.

Abstrak

Artikel ini membahas permasalahan kesehatan di Indonesia, termasuk indikator kesehatan masyarakat, peringkat internasional, dan penyebab utama seperti keterbatasan infrastruktur, kekurangan tenaga kesehatan, pendanaan terbatas, serta rendahnya pendidikan dan kesadaran kesehatan. Melalui studi kasus zakat sebesar 300 triliun, artikel ini mengusulkan solusi inovatif untuk meningkatkan kesejahteraan kesehatan masyarakat. Pendekatan ini melibatkan pemanfaatan zakat untuk membangun fasilitas kesehatan, meningkatkan tenaga medis, mendukung pendanaan, dan edukasi kesehatan. Hasil analisis menunjukkan bahwa zakat dapat menjadi instrumen efektif dalam mencapai pembangunan berkelanjutan di bidang kesehatan, dengan potensi realisasi yang tinggi jika dikelola secara profesional. Kata kunci: kesehatan Indonesia, zakat, infrastruktur kesehatan, tenaga medis, edukasi kesehatan.

Kata Kunci : Kesehatan masyarakat, Zakat 300 triliun, Infrastruktur kesehatan, Pendanaan kesehatan, Edukasi Kesehatan.

PENDAHULUAN

Kesehatan merupakan aspek fundamental dalam kehidupan manusia, yang tidak hanya mencakup keadaan fisik tetapi juga mental dan sosial. Menurut Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, kesehatan didefinisikan sebagai keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Dalam konteks Islam, kesehatan sering dikaitkan dengan konsep “afiat” (sehat sempurna) dan “as-shihah” (bebas dari penyakit), sebagaimana dijelaskan dalam kamus Munjid al-Thulab oleh Fu’ad Ifram al-Bustamy.

Baca Juga  Pembalap Moto2 Mario Suryo Aji Uji Coba Sirkuit Parang Magetan

Di Indonesia, kesehatan masyarakat diukur melalui berbagai indikator publik, seperti angka harapan hidup, angka kematian bayi, prevalensi penyakit menular, dan akses terhadap layanan kesehatan. Namun, Indonesia masih menghadapi tantangan serius dalam sistem kesehatan, yang tercermin dari peringkat internasional yang rendah. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis permasalahan kesehatan di Indonesia dan mengusulkan solusi melalui pemanfaatan zakat sebesar 300 triliun, yang memiliki potensi besar namun realisasinya masih rendah.

LATAR BELAKANG DAN PERMASALAHAN KESEHATAN DI INDONESIA

Kesehatan suatu negara dapat dievaluasi melalui indikator-indikator kesehatan masyarakat yang komprehensif. Berikut adalah aspek utama dan indikatornya:

a. Kesehatan Umum Penduduk:

• Angka harapan hidup (life expectancy).

• Angka kematian bayi (infant mortality rate).

• Angka kematian ibu melahirkan.

b. Gizi dan Pola Makan:

• Angka stunting.

• Prevalensi obesitas.

• Asupan kalori rata-rata.

c. Penyakit Menular dan Tidak Menular:

• Kasus TBC, HIV, malaria.

• Prevalensi penyakit jantung dan diabetes.

d. Akses Terhadap Layanan Kesehatan:

• Jumlah dokter per 1.000 penduduk.

• Cakupan vaksinasi.

• Fasilitas rumah sakit.

e. Kesehatan Lingkungan:

• Kualitas air bersih.

• Sanitasi dan polusi udara.

Peringkat kesehatan Indonesia di tingkat internasional menunjukkan posisi yang kurang menggembirakan:

• Dalam Global Health Security (GHS) Index 2021, Indonesia memperoleh skor 38,9 dari 100, dengan skor sistem kesehatan 39,4 namun kapasitas fasilitas hanya 28,4.

• Pada Health Care Index 2025 oleh Numbeo, Indonesia berada di peringkat 59 dengan skor 61,2.

• Dalam daftar “Countries With The Best Healthcare Systems, 2024” oleh CEOWORLD Magazine, Indonesia menempati posisi 39 dengan skor 64,37.

Penyebab utama peringkat rendah ini meliputi:

Baca Juga  Serah Terima Jabatan Kasat Reskrim Polres Sampang Dan Kapolsek Sreseh

1. Keterbatasan Infrastruktur dan Fasilitas Kesehatan:

• Ketimpangan fasilitas antara kota besar dan daerah terpencil, terutama di Indonesia Timur.

• Rasio rumah sakit dan tempat tidur per 1.000 penduduk (sekitar 1,3) di bawah rekomendasi WHO (minimal 3).

• Dampak: Deteksi dini penyakit kronis tertunda, meningkatkan kesakitan dan kematian; contohnya, warga Bangka yang harus berobat ke Palembang atau Jakarta.

2. Kekurangan Tenaga Kesehatan dan Distribusi Tidak Merata:

• Tenaga kesehatan terkonsentrasi di Jawa dan kota besar.

• Kekurangan lebih dari 300.000 tenaga kesehatan menurut WHO.

• Dampak: Ketimpangan antarwilayah, pelayanan terlambat, dan penyakit pasien memburuk.

3. Pendanaan Kesehatan Terbatas:

• Anggaran kesehatan hanya 2-3% PDB, di bawah rekomendasi WHO (5%).

• Masalah BPJS Kesehatan seperti defisit dan keterlambatan klaim.

• Dampak: Insentif tenaga medis rendah, biaya pribadi tinggi, dan subsidi berkurang.

4. Tingkat Pendidikan dan Kesadaran Kesehatan Rendah:

• Pengetahuan masyarakat tentang gizi, sanitasi, dan imunisasi masih rendah.

• Dampak: Prevalensi stunting, penyakit menular, dan kepatuhan pola hidup sehat rendah.

Studi Kasus Zakat 300 Triliun

Potensi zakat di Indonesia mencapai 300 triliun rupiah per tahun, namun realisasi pengumpulannya masih rendah. Studi kasus ini menekankan pentingnya pengelolaan zakat yang efektif dan profesional untuk meningkatkan partisipasi masyarakat. Dalam konteks kesehatan, zakat 300 triliun memiliki potensi besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui alokasi yang tepat sasaran, seperti membangun fasilitas kesehatan dan mendukung program preventif.

METODOLOGI

Artikel ini menggunakan pendekatan tinjauan literatur dan analisis deskriptif berdasarkan data dari sumber seperti WHO, GHS Index, Numbeo, dan CEOWORLD Magazine. Data diperoleh dari konteks yang disediakan, termasuk definisi kesehatan, indikator, peringkat, penyebab masalah, dan solusi potensial. Analisis dilakukan secara kualitatif untuk mengidentifikasi solusi menggunakan zakat, dengan fokus pada efektivitas dan dampaknya terhadap pembangunan berkelanjutan.

Baca Juga  Andalkan Jaringan Tingkat DPP, Arief Rahman Serius Maju sebagai Bacabup Magetan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan analisis, zakat 300 triliun dapat menjadi solusi komprehensif untuk permasalahan kesehatan di Indonesia. Berikut adalah solusi yang diusulkan:

1. Meningkatkan Akses Kesehatan di Daerah Terpencil:

• Pembangunan fasilitas kesehatan merata, seperti program “1 desa 1 puskesmas”.

• Pengadaan dan penjagaan alat kesehatan rutin untuk mendukung pelayanan dan mencegah risiko bagi pasien.

2. Meningkatkan Jumlah dan Kualitas Tenaga Kesehatan:

• Beasiswa pendidikan kesehatan dengan syarat bekerja di daerah terpencil.

• Pelatihan rutin bagi tenaga kesehatan untuk meningkatkan kualitas pelayanan.

3. Meningkatkan Pendanaan Kesehatan:

• Dukungan premi BPJS Kesehatan bagi masyarakat miskin.

• Pengembangan program kesehatan inovatif, seperti pencegahan penyakit dan kegiatan kesehatan rutin.

4. Meningkatkan Pendidikan dan Kesadaran Kesehatan:

• Program edukasi kesehatan gratis untuk mempromosikan kesehatan preventif dan pola hidup sehat.

• Pengembangan materi edukasi dari dasar hingga menengah, agar dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat.

Implementasi solusi ini diharapkan dapat mengatasi ketimpangan, meningkatkan indikator kesehatan, dan mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan. Dengan pengelolaan profesional, zakat dapat menjadi sumber daya yang efisien dan berkelanjutan.

KESIMPULAN

Permasalahan kesehatan di Indonesia, seperti infrastruktur terbatas, kekurangan tenaga medis, pendanaan rendah, dan kesadaran kesehatan yang kurang, dapat diatasi melalui pemanfaatan zakat 300 triliun. Solusi yang diusulkan mencakup pembangunan fasilitas, peningkatan tenaga kesehatan, dukungan pendanaan, dan edukasi masyarakat. Hal ini tidak hanya meningkatkan kesehatan masyarakat tetapi juga mendukung produktivitas sosial dan ekonomi. Penelitian lanjutan diperlukan untuk memantau implementasi dan dampaknya secara empiris.

DAFTAR PUSTAKA

Bustamy, F. I. (sumber kamus Munjid al-Thulab).

CEOWORLD Magazine. (2024). Countries With The Best Healthcare Systems.

Global Health Security Index. (2021). GHS Index Report.

Numbeo. (2025). Health Care Index.

Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.

World Health Organization (WHO). (berbagai laporan tentang standar kesehatan).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *